Kerajaan Arakan adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Myanmar. Kerajaan ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, serta hubungan yang kompleks dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara. Kerajaan ini juga menjadi tempat berkembangnya budaya dan seni Islam di Asia Tenggara.
Salah satu kelompok etnis yang paling terkenal di Arakan adalah Rohingya. Rohingya adalah orang-orang Muslim yang berasal dari India dan masuk ke Arakan melalui jalur perdagangan dan migrasi. Mereka hidup damai dengan penduduk lain di Arakan selama berabad-abad, meskipun mereka tidak termasuk dalam salah satu dari delapan suku bangsa yang diakui oleh pemerintah Myanmar.
Namun, sejak tahun 1784, Arakan mengalami banyak perubahan politik, sosial, dan etnis yang mempengaruhi identitas dan nasib penduduknya. Arakan diserang dan dianeksasi oleh raja Myanmar, yang menyebabkan banyak orang Rohingya menjadi minoritas atau bahkan terasing di wilayah baru tersebut. Mereka juga menghadapi diskriminasi, penganiayaan, dan pengusiran dari pemerintah Myanmar maupun masyarakat lokal.
Pada tahun 2012, konflik baru muncul antara warga Muslim Rohingya dengan warga Hindu di Rakhine, provinsi terluar Myanmar. Konflik ini dipicu oleh pembunuhan seorang polisi Hindu oleh seorang anggota milisi bersenjata yang diduga sebagai anggota kelompok separatis Rohingya. Konflik ini meluas ke seluruh wilayah Rakhine dan menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Pada tahun 2016, sebuah kelompok bersenjata bernama Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) muncul untuk melawan pemerintah Myanmar atas penindasan terhadap etnis Rohingya. ARSA melakukan serangan-serangan terhadap pos-pos polisi, fasilitas umum, dan infrastruktur militer di Rakhine. ARSA juga bertanggung jawab atas pembantaian massal terhadap warga Hindu pada tahun 2017.
Konflik antara etnis Rohingya dengan pemerintah Myanmar masih berlangsung hingga saat ini. Banyak orang Rohingya yang menjadi pengungsi atau korban pelanggaran hak asasi manusia oleh pihak-pihak yang bertentangan. Pemerintah internasional telah mengeluarkan beberapa resolusi untuk menuntut penyelesaian damai konflik tersebut dan memberikan perlindungan bagi etnis Rohingya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah kerajaan Arakan dan asal usul munculnya bangsa Rohingya. Kita juga akan melihat beberapa sumber yang dapat membantu kita memahami lebih baik tentang topik ini.
Sejarah Kerajaan Arakan
Kerajaan Arakan pertama kali didirikan pada tahun 1429 M oleh Raja Narameikhla, yang berasal dari Benggala. Ia mengambil alih kekuasaan Arakan dari Sultan Benggala dengan bantuan militer dan mendirikan kota Mrauk U sebagai pusat pemerintahan. Ia juga mengubah namanya menjadi Solaiman Shah dan membangun masjid-masjid, pengadilan-pengadilan, dan koin-koin Islam. Ia mengakui Islam sebagai agama resmi kerajaannya, meskipun sebagian besar penduduknya masih beragama Buddha Theravada.
Kerajaan Arakan kemudian mengalami beberapa perubahan pemerintahan dan politik selama lebih dari 300 tahun. Kerajaan ini terus berhubungan baik dengan Benggala, India, dan Cina, tetapi juga menghadapi ancaman dari Kesultanan Pegu (sekarang Myanmar) dan Kesultanan Aceh (sekarang Indonesia). Kerajaan ini juga menjadi tempat berkembangnya budaya dan seni Islam di Asia Tenggara.