Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suku Basha: Suku Penembak Terakhir dan Para Pelindung Hutan di Tiongkok

12 Desember 2023   07:09 Diperbarui: 12 Desember 2023   07:09 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Basha Miao Village: The Last Gunman Tribe in the World - Easy Tour China (easytourchina.com)

Apakah Anda pernah mendengar tentang suku Basha? Suku Basha adalah sebuah subkelompok dari kelompok etnis Miao yang tinggal di sebuah desa di provinsi Guizhou, China. Mereka memiliki budaya dan gaya hidup yang unik yang telah dilestarikan selama lebih dari 2.000 tahun. Mereka dikenal sebagai suku penembak terakhir, karena mereka adalah satu-satunya warga sipil di China yang diizinkan memiliki senjata api oleh pemerintah. Mereka juga dikenal sebagai penjaga hutan, karena mereka memiliki rasa hormat dan kepedulian yang tinggi terhadap alam. Mereka menanam pohon untuk setiap bayi yang lahir, dan menjaga hutan-hutan di sekitar desa mereka. Mereka adalah contoh langka dari suku primitif yang masih mempertahankan tradisi kuno mereka di China modern.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang suku Basha, mulai dari sejarah, kepercayaan, adat istiadat, hingga hari raya mereka. Kita juga akan melihat bagaimana suku Basha beradaptasi dengan perubahan zaman, dan apa tantangan yang mereka hadapi. Kita juga akan memberikan beberapa tips bagi Anda yang ingin mengunjungi suku Basha, dan mengenal lebih dekat kehidupan mereka.

Sejarah Suku Basha

Suku Basha berasal dari nenek moyang mereka, yang merupakan keturunan dari pasukan pemberontak yang melawan Dinasti Qing pada abad ke-17 dan ke-18. Mereka mewarisi senjata api dari generasi ke generasi, dan membuat amunisi sendiri dengan menggunakan bubuk mesiu, timah, dan kertas. Mereka juga belajar cara membuat dan memperbaiki senjata api mereka sendiri dengan menggunakan kayu, besi, dan tembaga. Senjata api menjadi bagian penting dari budaya dan identitas mereka, dan mereka menggunakannya untuk berburu, bertahan, dan menyambut tamu.

Suku Basha juga memiliki sejarah dan budaya yang kuno, yang berasal dari lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Mereka memiliki gaya rambut, pakaian, dan adat istiadat yang berbeda dari suku-suku lain di China. Mereka memiliki ritual-ritual khusus, seperti menari dengan senjata, menyembah pohon, dan mengorbankan ayam. Mereka juga memiliki keunikan genetik yang membuat mereka berbeda dari suku-suku lain di China. Mereka memiliki rambut yang tebal dan hitam, mata yang biru atau hijau, dan kulit yang putih atau kuning. Mereka juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat, yang membuat mereka jarang sakit atau terkena penyakit.

Kepercayaan Suku Basha

Suku Basha memiliki kepercayaan agama yang berbeda-beda. Beberapa dari mereka menganut agama animisme, yaitu kepercayaan bahwa alam dan benda-benda di dalamnya memiliki jiwa atau roh. Mereka menyembah pohon, gunung, sungai, dan leluhur mereka sebagai dewa-dewa yang memberi mereka perlindungan dan berkah. Mereka juga memiliki ritual-ritual khusus, seperti menari dengan senjata, menyembah pohon, dan mengorbankan ayam.

Beberapa suku Basha lainnya menganut agama Buddha, yaitu agama yang didasarkan pada ajaran Siddharta Gautama, yang dikenal sebagai Buddha. Mereka percaya pada konsep karma, reinkarnasi, nirwana, dan empat kebenaran mulia. Mereka juga mengikuti lima perintah dasar, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berbohong, dan tidak minum-minuman keras. Mereka juga memiliki tempat-tempat ibadah, seperti pagoda, stupa, dan biara.

Beberapa suku Basha lainnya menganut agama Hindu, yaitu agama yang didasarkan pada kitab-kitab suci seperti Weda, Upanisad, Bhagawadgita, dan Ramayana. Mereka percaya pada konsep Brahman, Trimurti, atman, samsara, moksa, dan dharma. Mereka juga menghormati dewa-dewa seperti Wisnu, Siwa, Ganesa, dan Dewi. Mereka juga memiliki tempat-tempat ibadah, seperti candi, altar, dan sungai suci.

Beberapa suku Basha lainnya menganut agama Islam, yaitu agama yang didasarkan pada wahyu Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad melalui kitab suci Al-Quran. Mereka percaya pada konsep tauhid, nabi, malaikat, kitab, hari akhir, dan takdir. Mereka juga menjalankan lima rukun Islam, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Mereka juga memiliki tempat-tempat ibadah, seperti masjid, mushola, dan kuburan.

Adat Istiadat Suku Basha

Suku Basha memiliki adat istiadat yang berkaitan dengan kelahiran, kematian, pernikahan, dan festival. Berikut adalah beberapa adat istiadat yang dilakukan oleh suku Basha:

- Ketika seorang bayi lahir, suku Basha akan menanam sebuah pohon untuknya. Pohon itu tidak akan ditebang sampai orang itu meninggal, dan akan dibuat menjadi peti mati untuknya. Dengan cara ini, mereka menghormati siklus dan kelanjutan kehidupan. Mereka juga menanam pohon lain untuk orang yang meninggal, sebagai pengganti batu nisan.

- Ketika seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, suku Basha akan mengadakan upacara kedewasaan untuknya. Upacara ini meliputi mencukur rambut, memberi nama, dan memberi senjata api. Dengan cara ini, mereka menunjukkan bahwa anak laki-laki itu sudah menjadi pria dewasa, dan siap untuk berburu, bertarung, dan menikah.

- Ketika seorang pasangan ingin menikah, suku Basha akan mengadakan upacara pernikahan untuk mereka. Upacara ini meliputi menembakkan senjata api ke udara, membawa pengantin wanita ke rumah pengantin pria, dan memberi hadiah kepada keluarga pengantin wanita. Dengan cara ini, mereka menunjukkan bahwa pasangan itu sudah menjadi suami istri, dan siap untuk hidup bersama dan memiliki anak.

- Ketika seorang orang meninggal, suku Basha akan mengadakan upacara pemakaman untuknya. Upacara ini meliputi menempatkan jenazah di dalam peti mati yang dibuat dari pohon yang ditanam ketika dia lahir, mengubur peti mati di bawah pohon yang ditanam ketika dia meninggal, dan menembakkan senjata api untuk menghormati arwahnya. Dengan cara ini, mereka menunjukkan bahwa orang itu sudah kembali ke alam, dan bersatu dengan pohon dan leluhur.

Hari Raya Suku Basha

Suku Basha merayakan beberapa hari raya yang berkaitan dengan kepercayaan dan budaya mereka. Beberapa hari raya yang dirayakan oleh suku Basha adalah:

- Festival Pohon (Tree Festival), yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 3 bulan 3 menurut kalender lunar. Pada hari ini, suku Basha menghormati pohon-pohon yang mereka anggap sebagai dewa-dewa dan leluhur mereka. Mereka juga menanam pohon baru untuk bayi yang lahir pada tahun itu, dan memberi nama pohon sesuai dengan nama bayi. Mereka juga memberi persembahan, seperti bunga, buah, atau makanan, kepada pohon-pohon yang sudah ditanam sebelumnya. Mereka juga menari dan menyanyi di bawah pohon-pohon, dan menembakkan senjata api untuk mengusir roh-roh jahat.

- Festival Panen (Harvest Festival), yang dirayakan setiap tahun pada akhir bulan 9 atau awal bulan 10 menurut kalender lunar. Pada hari ini, suku Basha bersyukur atas hasil panen yang mereka peroleh dari bertani. Mereka juga berbagi hasil panen dengan tetangga dan tamu yang datang ke desa mereka. Mereka juga menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya, seperti menari dengan senjata, bermain alat musik lusheng, dan bermain permainan tradisional, seperti lompat tali, tarik tambang, dan balap karung.

- Festival Senjata Api (Gun Festival), yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 bulan 1 menurut kalender lunar. Pada hari ini, suku Basha memamerkan keahlian mereka dalam membuat dan menggunakan senjata api. Mereka juga mengadakan kompetisi menembak antara pria-pria dewasa, yang dianggap sebagai cara untuk menunjukkan keberanian dan keterampilan mereka. Mereka juga mengadakan upacara kedewasaan bagi anak laki-laki yang berusia 15 tahun, yang meliputi mencukur rambut, memberi nama, dan memberi senjata api. Mereka juga mengadakan upacara pernikahan bagi pasangan yang ingin menikah, yang meliputi menembakkan senjata api ke udara, membawa pengantin wanita ke rumah pengantin pria, dan memberi hadiah kepada keluarga pengantin wanita.

Adaptasi dan Tantangan Suku Basha

Suku Basha tidak hidup dalam isolasi, tetapi berinteraksi dengan dunia luar. Mereka beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa adaptasi dan tantangan yang dialami oleh suku Basha:

- Suku Basha belajar berbagai bahasa, seperti Mandarin, Inggris, dan bahasa-bahasa lain yang digunakan oleh suku-suku tetangga. Mereka juga belajar membaca dan menulis, baik dengan aksara Vah yang merupakan aksara tradisional mereka, maupun dengan aksara Latin yang digunakan secara umum. Mereka juga belajar menggunakan teknologi, seperti telepon, internet, dan televisi.

- Suku Basha menjalin hubungan baik dengan pemerintah, yang mengakui hak dan kebudayaan mereka. Mereka juga mendapatkan bantuan dan dukungan dari pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Mereka juga mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari masyarakat luas, yang tertarik dengan keunikan dan kekayaan budaya mereka.

- Suku Basha menghadapi ancaman dari pembangunan, yang mengancam kelestarian hutan dan lingkungan mereka. Mereka juga menghadapi ancaman dari modernisasi, yang mengancam keaslian dan kelangsungan tradisi dan identitas mereka. Mereka juga menghadapi ancaman dari globalisasi, yang mengancam keragaman dan kemandirian budaya mereka.

Tips Mengunjungi Suku Basha

Suku Basha terbuka untuk dikunjungi oleh wisatawan, yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan dan budaya mereka. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wisatawan, agar kunjungan mereka berjalan lancar dan menyenangkan. Berikut adalah beberapa tips mengunjungi suku Basha:

- Kunjungi suku Basha pada saat hari raya, seperti Festival Pohon, Festival Panen, atau Festival Senjata Api. Pada saat itu, Anda akan dapat menyaksikan berbagai acara dan pertunjukan yang menarik dan mengesankan. Anda juga akan dapat berpartisipasi dalam beberapa kegiatan dan permainan yang menyenangkan dan menantang.

- Hormati adat istiadat dan kepercayaan suku Basha, yang mungkin berbeda dari adat istiadat dan kepercayaan Anda. Jangan menghina, mengejek, atau mengganggu pohon, senjata api, atau ritual-ritual yang mereka lakukan. Jangan juga mengambil, merusak, atau mencuri barang-barang milik mereka, seperti pakaian, perhiasan, atau alat musik.

- Ikuti aturan dan arahan dari pemandu wisata, yang akan membantu Anda berkomunikasi dan berinteraksi dengan suku Basha. Jangan berjalan-jalan sendirian, atau masuk ke rumah-rumah tanpa izin. Jangan juga mengambil foto atau video tanpa izin, atau mengganggu privasi mereka.

- Bawa oleh-oleh atau hadiah untuk suku Basha, yang akan menunjukkan rasa hormat dan persahabatan Anda. Anda bisa membawa barang-barang yang berguna atau menarik bagi mereka, seperti buku, mainan, permen, atau baju. Anda juga bisa membawa barang-barang yang berkaitan dengan budaya atau kepercayaan Anda, seperti bendera, kalung, atau buku doa.

- Nikmati pengalaman dan petualangan Anda bersama suku Basha, yang akan memberikan Anda wawasan dan inspirasi baru. Anda akan dapat belajar banyak hal dari suku Basha, yang memiliki budaya dan gaya hidup yang unik dan kaya. Anda juga akan dapat berbagi banyak hal dengan suku Basha, yang memiliki rasa ramah dan hangat yang luar biasa.

Kesimpulan

Suku Basha adalah suku yang menarik dan unik di China. Mereka memiliki budaya dan gaya hidup yang telah dilestarikan selama lebih dari 2.000 tahun. Mereka dikenal sebagai suku penembak terakhir, karena mereka adalah satu-satunya warga sipil di China yang diizinkan memiliki senjata api oleh pemerintah. Mereka juga dikenal sebagai penjaga hutan, karena mereka memiliki rasa hormat dan kepedulian yang tinggi terhadap alam. Mereka menanam pohon untuk setiap bayi yang lahir, dan menjaga hutan-hutan di sekitar desa mereka. Mereka adalah contoh langka dari suku primitif yang masih mempertahankan tradisi kuno mereka di China modern.

Mengunjungi suku Basha adalah sebuah pengalaman dan petualangan yang tak terlupakan. Anda akan dapat menyaksikan berbagai acara dan pertunjukan yang menarik dan mengesankan. Anda juga akan dapat berpartisipasi dalam beberapa kegiatan dan permainan yang menyenangkan dan menantang. Anda juga akan dapat belajar dan berbagi banyak hal dengan suku Basha, yang memiliki budaya dan gaya hidup yang unik dan kaya. Anda juga akan dapat menghormati dan menghargai suku Basha, yang memiliki adat istiadat dan kepercayaan yang berbeda-beda.

Suku Basha adalah suku yang patut dikagumi dan dihormati. Mereka memiliki kekuatan dan ketabahan yang luar biasa, untuk menjaga dan melestarikan budaya dan identitas mereka. Mereka juga memiliki kelembutan dan kehangatan yang luar biasa, untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan dunia luar. Mereka adalah suku yang memiliki nilai dan makna yang dalam, untuk hidup dan mati bersama alam dan leluhur mereka. Mereka adalah suku Basha: suku penembak terakhir dan para pelindung hutan di Tiongkok.

Sumber:

Miao people - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Miao_people

Basha Miao Village, Biasha Miao Village - Guizhou - ChinaTourGuide, http://www.chinatourguide.com/guizhou/Basha_Village.html

China's Last Gunslingers (nationalgeographic.com), https://www.nationalgeographic.com/culture/article/130706-china-guns-guizhou-culture-minorities

Kaili Basha Miao Village in Guizhou Province (chinahighlights.com), https://www.chinahighlights.com/kaili/attraction/basha-miao-village.htm

Basha village in Guizhou Province, home of the last gun men of China (architectureontheroad.com), https://architectureontheroad.com/basha-village-guizhou-gunmen-of-china/#.ZWk803NBzIU

Basha Miao Village: The Last Gunman Tribe in the World - Easy Tour China, https://www.easytourchina.com/blog-v1392-basha-miao-village-the-last-gunman-tribe-in-the-world

The last village in China that's still allowed to have guns (yahoo.com), https://finance.yahoo.com/news/last-village-china-thats-still-182058183.html?guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuYmluZy5jb20v&guce_referrer_sig=AQAAALzF-jaGtzaif-EE-N5FdUIwOLmaAZZWKqkbHzHGzcTUeRQkSk9nbQmO-29sRqzg6fscVayQWfEEy99pABJ9PiZ62pRpBiuduVwAxN5npjtQ1ROx9jgxJNJ_SwxEmGc07MdxusTGT8uAz11ZCkygdUU0q_u4XTOH9Hs7pVX-e33P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun