Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Liu Bowen: Filsuf Peramal Paling Berpengaruh pada Zaman Dinasti Ming

1 Desember 2023   07:04 Diperbarui: 1 Desember 2023   07:04 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Huolongjing (Manual Naga Api): Ini adalah sebuah karya militer yang disunting oleh Liu Bowen dan Jiao Yu, yang menjelaskan penggunaan berbagai senjata bubuk mesiu, seperti meriam, roket, ranjau, bom, dan petasan. Karya ini juga mengandung ilustrasi dan diagram yang menunjukkan desain dan mekanisme senjata-senjata tersebut. Karya ini dianggap sebagai salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah teknologi militer Tiongkok dan dunia.

- Liu Bowen Quanji (Kumpulan Karya Liu Bowen): Ini adalah sebuah kumpulan karya sastra dan filosofi yang ditulis oleh Liu Bowen, yang mencakup puisi, prosa, esai, biografi, sejarah, dan ramalan. Karya ini menunjukkan keahlian dan kecakapan Liu Bowen dalam berbagai genre dan gaya sastra. Karya ini juga menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan Liu Bowen dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti astronomi, kalender, magnetisme, fengshui, dan alkimia.

- Liu Bowen Shu (Buku Liu Bowen): Ini adalah sebuah kumpulan ramalan yang ditulis oleh Liu Bowen dalam bentuk puisi yang penuh dengan teka-teki, yang dikatakan memprediksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah dan masa depan Tiongkok. Beberapa ramalan yang terkenal adalah tentang invasi Mongol pada tahun 1449, Perang Sino-Jepang, kemunculan Sun Yat-Sen, dan pendirian Republik Tiongkok pada tahun 1911. Karya ini juga disebut-sebut telah meramalkan pandemi COVID-19 saat ini dalam sebuah puisi yang berjudul 'Sepuluh Kekhawatiran'. Karya ini dianggap sebagai salah satu karya paling misterius dan menarik dalam sejarah Tiongkok.


Pengaruh Liu Bowen

Liu Bowen mempengaruhi dinasti Ming dengan banyak cara. Dia adalah seorang penasihat kunci bagi Zhu Yuanzhang, pendiri dinasti Ming, dalam perjuangannya untuk menggulingkan dinasti Yuan dan menyatukan Tiongkok di bawah kekuasaannya. Dia juga seorang ahli strategi militer dan komandan pasukan darat dan laut, yang memimpin pasukan Ming awal dalam banyak pertempuran penting. Dia menggunakan berbagai senjata bubuk mesiu yang dia kembangkan bersama dengan Jiao Yu, dan menulis karya militer yang dikenal sebagai Huolongjing (Manual Naga Api), yang menjelaskan penggunaan berbagai senjata bubuk mesiu. Dia membantu Zhu Yuanzhang mendirikan dinasti Ming, yang berlangsung selama lebih dari 200 tahun.

Liu Bowen juga meninggalkan warisan yang berharga dan berpengaruh bagi generasi mendatang. Karya-karyanya, terutama Huolongjing dan Liu Bowen Shu, menjadi sumber inspirasi dan referensi bagi banyak ilmuwan, penulis, dan seniman Tiongkok dan dunia. Karya-karyanya juga menjadi bahan penelitian dan analisis bagi banyak sejarawan, filosof, dan ahli ramalan Tiongkok dan dunia. Karya-karyanya juga menjadi bagian dari budaya dan tradisi Tiongkok, yang masih dipelajari dan dihormati hingga saat ini.

Liu Bowen adalah seorang filsuf peramal paling berpengaruh pada zaman dinasti Ming. Dia adalah seorang ahli strategi militer, filsuf, dan politisi Tiongkok yang hidup pada akhir dinasti Yuan dan awal dinasti Ming. Dia juga dikenal sebagai "Nostradamus Tiongkok Ilahi" karena ramalannya yang banyak memprediksi peristiwa penting dalam sejarah dan masa depan Tiongkok. Dia adalah salah satu tokoh paling berjasa dan berpengaruh dalam sejarah Tiongkok, yang membantu mendirikan dinasti Ming, dan meninggalkan warisan yang berharga dan berpengaruh bagi generasi mendatang.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun