Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ekidna Zaglossus Attenboroughi: Hewan Asli Papua yang Terancam Punah

17 November 2023   08:24 Diperbarui: 17 November 2023   08:27 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekidna adalah salah satu hewan paling unik di dunia. Mereka adalah mamalia yang bertelur, yang berarti mereka menghasilkan telur dan menyusui anak-anak mereka. Mereka juga memiliki duri yang melindungi mereka dari predator, dan moncong yang panjang dan sensitif yang membantu mereka mencari makanan. Ekidna hidup di Australia dan Papua Nugini, dan termasuk dalam keluarga Tachyglossidae.

Ada empat spesies ekidna yang masih hidup saat ini. Satu spesies adalah ekidna moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), yang tersebar di Papua, Papua Nugini, dan Australia. Tiga spesies lainnya adalah ekidna moncong panjang (Zaglossus), yang hanya ditemukan di Papua dan Papua Nugini. Mereka adalah ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijni), ekidna moncong panjang timur (Zaglossus bartoni), dan ekidna moncong panjang Sir David (Zaglossus attenboroughi).

Kali ini, kita akan membahas tentang ekidna moncong panjang Sir David, yang merupakan spesies ekidna yang paling langka dan terancam punah. Kita akan mengetahui apa saja ciri-ciri, habitat, makanan, reproduksi, ancaman, dan upaya perlindungan yang dilakukan untuk hewan asli Papua ini.

Ciri-Ciri Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David adalah spesies ekidna yang baru ditemukan pada tahun 1961 oleh seorang ahli zoologi bernama Tim Flannery. Spesies ini dinamai menurut Sir David Attenborough, seorang pembawa acara televisi dan tokoh konservasi yang terkenal. Ekidna moncong panjang Sir David memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Ukuran tubuhnya sekitar 45 cm, dengan berat sekitar 5 kg.

- Warna bulunya cokelat gelap, dengan duri yang lebih jarang dan lebih pendek daripada ekidna moncong pendek.

- Moncongnya sangat panjang, sekitar 18 cm, dan memiliki ujung yang bengkok ke atas. Moncongnya berfungsi sebagai alat penciuman, peraba, dan elektrosensor yang dapat mendeteksi getaran dan medan listrik dari mangsanya.

- Kakinya pendek dan kuat, dengan cakar yang besar dan tajam. Cakar depannya digunakan untuk menggali tanah dan kayu, sedangkan cakar belakangnya digunakan untuk membersihkan diri dan menggali sarang.

- Ekor pendek dan lebar, berfungsi sebagai tempat menyimpan lemak dan menahan panas tubuh.

- Memiliki kantung di perutnya, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan telur dan menyusui anaknya. Kantungnya dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.


Habitat Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David hidup di daerah pegunungan di Papua Nugini, terutama di Pegunungan Cyclops dan Pegunungan Foja. Mereka menyukai habitat hutan hujan tropis yang lembab dan dingin, dengan ketinggian antara 1.300 hingga 4.000 meter di atas permukaan laut. Mereka juga dapat ditemukan di hutan bambu, hutan rawa, dan padang rumput.

Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan nokturnal, yang berarti mereka aktif pada malam hari dan tidur pada siang hari. Mereka tidur di sarang yang mereka gali di bawah tanah, di antara akar pohon, atau di balik batu. Sarang mereka biasanya berdiameter sekitar 30 cm, dan berkedalaman sekitar 1 meter. Mereka juga dapat berganti-ganti sarang sesuai dengan kondisi cuaca dan musim.

Makanan Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan pemakan serangga, yang berarti mereka memakan berbagai jenis serangga dan invertebrata lainnya. Mereka mencari makanan dengan menggunakan moncong mereka yang sensitif, yang dapat menembus tanah, kayu, dan sarang serangga. Mereka memakan mangsanya dengan menjulurkan lidah mereka yang panjang dan lengket, yang dapat mencapai 25 cm. Lidah mereka dapat mengeluarkan air liur yang berfungsi sebagai pelumas dan perekat.

Makanan favorit ekidna moncong panjang Sir David adalah cacing tanah, yang dapat mencapai 1 meter panjangnya. Mereka juga memakan rayap, semut, kumbang, ulat, siput, dan larva serangga. Mereka dapat memakan sekitar 200 gram makanan per hari, yang setara dengan 4% dari berat tubuh mereka.

Reproduksi Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan yang soliter, yang berarti mereka hidup sendiri dan jarang bertemu dengan ekidna lainnya. Mereka hanya bersosialisasi pada saat musim kawin, yang biasanya terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober. Pada saat itu, seekor ekidna betina akan mengeluarkan bau yang menarik perhatian ekidna jantan. Ekidna jantan akan mengikuti ekidna betina, dan membentuk antrian yang disebut "kereta ekidna". Antrian ini dapat terdiri dari dua hingga sepuluh ekidna jantan, yang bersaing untuk mendapatkan kesempatan kawin dengan ekidna betina.

Setelah kawin, ekidna betina akan menghasilkan satu butir telur, yang berukuran sekitar 1,5 cm. Telur tersebut akan dimasukkan ke dalam kantung di perutnya, dan menetas setelah sekitar 10 hari. Anak ekidna yang baru menetas disebut "puggle", yang berukuran sekitar 1,5 cm dan belum memiliki duri. Puggle akan tinggal di dalam kantung ibunya, dan menyusu dari susu yang keluar dari pori-pori di kulit ibunya. Puggle akan tumbuh dan berkembang di dalam kantung ibunya selama sekitar enam bulan, hingga duri mereka mulai tumbuh dan kantung ibunya menjadi terlalu sempit. Setelah itu, puggle akan ditinggalkan di dalam sarang, dan ibunya akan mengunjunginya setiap beberapa hari untuk memberi makan. Puggle akan mandiri setelah sekitar satu tahun, dan mencari sarang dan makanan sendiri.

Ancaman Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David adalah spesies yang terancam punah, yang berarti mereka berisiko tinggi untuk punah dari alam. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), status konservasi ekidna moncong panjang Sir David adalah critically endangered, yang berarti mereka menghadapi ancaman yang sangat tinggi untuk punah dalam waktu dekat. Populasi ekidna moncong panjang Sir David diperkirakan kurang dari 2.500 individu, dan terus menurun.

Ancaman utama yang dihadapi ekidna moncong panjang Sir David adalah sebagai berikut:

- Kehilangan habitat alaminya akibat deforestasi, peralihan kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, dan proyek pembukaan jalan. Hal ini menyebabkan ekidna kehilangan tempat tinggal, makanan, dan perlindungan dari predator dan manusia.

- Predasi oleh anjing liar, babi hutan, dan ular. Ekidna memiliki duri yang melindungi mereka dari predator, tetapi duri mereka tidak cukup kuat untuk menahan gigitan anjing liar, babi hutan, dan ular. Ekidna juga tidak dapat berlari dengan cepat, sehingga mudah ditangkap oleh predator.

- Penyakit dan parasit yang menyerang tubuh dan telur. Ekidna dapat terinfeksi oleh berbagai penyakit dan parasit, seperti cacing, kutu, jamur, dan virus. Penyakit dan parasit ini dapat mengganggu kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi ekidna.

- Perubahan iklim yang mempengaruhi siklus reproduksi dan ketersediaan makanan. Ekidna sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban, yang dapat mempengaruhi waktu dan frekuensi kawin, jumlah dan kualitas telur, dan perkembangan puggle. Perubahan iklim juga dapat menyebabkan kekeringan, banjir, kebakaran, dan bencana alam lainnya, yang dapat merusak habitat dan makanan ekidna.

Upaya Perlindungan Ekidna Moncong Panjang Sir David

Ekidna moncong panjang Sir David adalah spesies yang sangat langka dan berharga, dan merupakan bagian dari keanekaragaman hayati Papua Nugini. Mereka adalah hewan yang unik dan penting bagi ekosistem hutan, karena mereka membantu mengurai tanah, menyebarkan biji dan spora jamur, dan menjadi makanan bagi predator lainnya. Mereka juga adalah warisan alam yang harus kita hargai dan lestarikan.

Untuk melindungi ekidna moncong panjang Sir David dari kepunahan, pemerintah dan lembaga konservasi telah melakukan beberapa upaya, antara lain:

- Menetapkan ekidna moncong panjang Sir David sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Hal ini berarti bahwa ekidna moncong panjang Sir David tidak boleh diburu, ditangkap, diperdagangkan, atau dimusnahkan tanpa izin dari pemerintah.

- Mendirikan kawasan konservasi yang melindungi habitat ekidna moncong panjang Sir David, seperti Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Wasur, dan Cagar Alam Pegunungan Cyclops. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan, tanah, air, dan keanekaragaman hayati di dalamnya, termasuk ekidna moncong panjang Sir David.

- Melakukan penelitian dan survei tentang keberadaan, perilaku, dan habitat ekidna moncong panjang Sir David oleh lembaga-lembaga konservasi seperti Fauna Flora International (FFI), Universitas Papua (Unipa), dan Naturalis Biodiversity Center. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang spesies ini, serta mengidentifikasi ancaman dan strategi perlindungan yang efektif.

- Melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi ekidna moncong panjang Sir David, misalnya dengan memberikan edukasi, pelatihan, dan insentif kepada masyarakat yang tinggal di sekitar habitat ekidna. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati, serta mengurangi tekanan perburuan dan konflik manusia-satwa.

Meskipun demikian, upaya perlindungan ekidna moncong panjang Sir David masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya data dan informasi tentang spesies ini, rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap spesies ini, serta sulitnya mengawasi dan menegakkan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang lebih baik antara pemerintah, lembaga konservasi, akademisi, dan masyarakat untuk melindungi ekidna moncong panjang Sir David sebagai warisan alam yang berharga.

Kesimpulan

Ekidna moncong panjang Sir David adalah spesies ekidna yang paling langka dan terancam punah. Mereka adalah hewan asli Papua Nugini, yang memiliki ciri-ciri, habitat, makanan, dan reproduksi yang unik. Mereka juga memiliki peran penting bagi ekosistem hutan, dan merupakan bagian dari keanekaragaman hayati Papua Nugini. Mereka menghadapi berbagai ancaman, seperti kehilangan habitat, perburuan, predasi, penyakit, dan perubahan iklim. Untuk melindungi mereka dari kepunahan, diperlukan upaya perlindungan yang komprehensif dan kolaboratif, yang melibatkan pemerintah, lembaga konservasi, akademisi, dan masyarakat. Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan yang unik dan berharga, dan kita harus bersama-sama menjaga dan melestarikan mereka.

Saya harap blog post saya dapat membantu Anda memahami lebih lanjut tentang ekidna moncong panjang Sir David. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang spesies ini, Anda dapat mengunjungi situs web berikut:

- [Fauna Flora International]: Lembaga konservasi internasional yang berfokus pada perlindungan spesies dan habitat yang terancam punah, termasuk ekidna moncong panjang Sir David.

- [Naturalis Biodiversity Center]: Lembaga penelitian dan museum sejarah alam di Belanda, yang memiliki koleksi spesimen dan informasi tentang ekidna moncong panjang Sir David.

- [Sir David Attenborough]: Pembawa acara televisi dan tokoh konservasi yang terkenal, yang memberikan nama kepada spesies ekidna moncong panjang Sir David, dan mendukung upaya perlindungan mereka.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Saya berharap Anda dapat menghargai dan melindungi ekidna moncong panjang Sir David, dan hewan-hewan lain yang terancam punah. Saya juga berharap Anda dapat berbagi artikel saya dengan teman-teman dan keluarga Anda, agar mereka juga dapat mengetahui tentang hewan asli Papua ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun