Apa yang terlintas di benak Anda ketika Anda mendengar kata "Jepang"? Anda mungkin memikirkan sushi, anime, manga, samurai, ninja, geisha, atau teknologi modern. Tahukah Anda bahwa beberapa suku asli Jepang memiliki bahasa, kebudayaan, dan keyakinan yang berbeda dari orang Jepang umumnya?
Orang Ainu tinggal di Hokkaido, Kepulauan Kuril, dan sebagian besar Sakhalin. Sayangnya, sejarah dan masyarakat Jepang sering mengabaikan orang Ainu. Mereka kehilangan tanah, bahasa, dan budaya mereka setelah mengalami penindasan dan diskriminasi selama berabad-abad.
Pemerintah Jepang baru saja mengakui orang Ainu sebagai suku pribumi dengan hak istimewa pada tahun 2008. Sekarang ada upaya untuk mengembalikan dan melestarikan kembali identitas dan warisan orang Ainu.
Artikel ini akan membahas asal usul, kebudayaan, dan prospek masa depan orang Ainu. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan informasi yang akurat dan mendalam tentang orang Ainu dan untuk meningkatkan kesadaran akan suku asli Jepang yang terlupakan ini.
Asal usul Orang Ainu
Orang Ainu tidak tahu dari mana mereka berasal. Sebagian besar orang percaya bahwa mereka berasal dari penduduk asli Jepang dari periode Jōmon (14.000-300 SM), zaman batu.
Menurut penelitian terbaru, mereka berasal dari suku Jomon Jepang kuno. Namun, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa mereka adalah kelompok Aborigin Australia, ras Oseania, atau keturunan oran Mongol.
Bahasa ini juga memiliki banyak dialek yang berbeda, tergantung pada tempat orang Ainu berasal. Sayangnya, bahasa Ainu terancam punah karena sangat sedikit orang yang fasih berbicaranya.
Pada tahun 2017, hanya ada sekitar sepuluh orang yang masih berbicara bahasa Ainu asli. Namun, ada upaya yang dilakukan untuk mempertahankan dan mengajarkan bahasa Ainu kepada anak-anak, seperti pembukaan sekolah bahasa Ainu di Hokkaido pada tahun 2019.
Kebudayaan Ainu mencerminkan animisme dan politeisme. Mereka percaya bahwa kamuy, atau makhluk spiritual atau ilahi, mengontrol alam semesta. Anda dapat menjadi hewan, tumbuhan, iklim, benda-benda, atau manusia. Menghormati dan berkomunikasi dengan kamuy ditunjukkan oleh orang Ainu melalui doa, ritual, nyanyian, dan pertunjukan.
Selain itu, mereka memiliki banyak mitos tentang kamuy yang berasal dari tradisi lisan dan ritual. Cerita tentang kamuy digambarkan dalam nyanyian dan pertunjukan, yang sering dilakukan selama ritual sakral.
Selain itu, orang Ainu memiliki kebiasaan seni dan kerajinan yang berbeda, seperti:
- Menato bibir: Tato di mulut wanita adalah ciri khas orang Ainu. Tato ini dibuat dengan menusuk jarum ke bibir dan memasukkan jelaga ke dalam lubangnya. Tato ini adalah simbol kesetiaan, kedewasaan, dan kecantikan. Tato ini juga membantu mencegah roh jahat masuk melalui mulut. Pemerintah Jepang telah melarang tato bibir ini sejak tahun 1871.
- Membuat perhiasan dari gigi hewan: Orang Ainu menyukai membuat perhiasan dari gigi hewan yang mereka buru, seperti beruang, rusa, anjing laut, atau ikan paus. Perhiasan ini biasanya digunakan sebagai cincin, gelang, kalung, atau anting-anting. Perhiasan ini berfungsi sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan kemakmuran.
- Memainkan alat musik tonkori: Tonkori adalah alat musik petik khas orang Ainu yang berbentuk persegi panjang dengan lima senar. Alat musik ini dipetik dengan jari-jari kedua tangan secara bergantian. Tonkori digunakan saat orang Ainu menyanyikan atau melakukan pertunjukan. Tonkori dianggap memiliki makna spiritual karena dianggap berfungsi sebagai perantara antara kamuy dan manusia.
Selain itu, orang Ainu mengenakan pakaian tradisional mereka yang terbuat dari kulit binatang atau kain dengan pola geometris. Biasanya pakaian putih atau biru tua. Jenis kelamin, usia, status sosial, dan daerah asal Ainu memengaruhi pakaian ini.
Selain itu, pakaian ini memiliki tujuan pragmatis dan simbolis. Misalnya, pakaian wanita memiliki lengan panjang yang menutupi tato di tangan mereka, sedangkan pakaian pria memiliki kerah lebar yang menutupi rambut panjang mereka. Selain itu, pakaian dapat dihiasi dengan bordiran, bulu burung, atau manik-manik yang melambangkan motif kamuy atau motif alam.
Sukses dan Kegagalan Orang Ainu
Saat ini, orang Ainu menghadapi banyak kesulitan. Mereka mengalami kemiskinan, pengangguran, pendidikan rendah, kesehatan buruk, dan isolasi sosial serta kehilangan tanah, bahasa, dan budaya mereka karena asimilasi paksa oleh pemerintah Jepang. Mereka juga sering menjadi korban diskriminasi dan prasangka dari masyarakat Jepang. Banyak orang Ainu menyembunyikan asal usul mereka karena takut mendapat perlakuan buruk dari masyarakat.
Namun, orang Ainu memiliki harapan dan kemajuan di masa depan. Pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang pada tahun 2008 yang mengakui orang Ainu sebagai suku pribumi dan memberi mereka hak-hak tertentu, seperti hak untuk mempertahankan dan mengembangkan bahasa, kebudayaan, dan tradisi mereka.
Undang-undang tersebut juga menetapkan bahwa pemerintah Jepang harus menghormati dan mempromosikan identitas dan warisan orang Ainu, serta memberikan bantuan keuangan dan pendidikan kepada mereka.
Pada tahun 2019, pemerintah Jepang juga mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta maaf kepada orang Ainu atas perlakuan tidak adil yang pernah mereka alami. Selain itu, pemerintah Jepang berkomitmen untuk membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif bagi orang Ainu.
Selain itu, ada juga upaya dari berbagai pihak untuk menjaga dan menghidupkan kembali warisan dan identitas Ainu. Misalnya, ada organisasi non-pemerintah yang mendukung pendidikan, penelitian, dan pelestarian bahasa dan kebudayaan orang Ainu; ada museum dan pusat budaya yang menceritakan sejarah, seni, dan kehidupan orang Ainu; dan ada festival dan acara budaya yang menampilkan nyanyian, tarian, musik, dan pertunjukan orang Ainu. Selain itu, ada media sosial dan media digital yang menyebarkan informasi dan kesadaran tentang budaya dan bahasa orang Ainu.
Orang Ainu adalah suku asli Jepang dengan kebudayaan dan asal usul yang berbeda. Mereka membentuk kekayaan dan keragaman Jepang. Mereka juga memiliki hak untuk hidup dengan kebanggaan dan martabat sebagai Ainu. Mereka pantas mendapatkan penghormatan dan penghargaan dari masyarakat Jepang dan dunia secara keseluruhan.
Mereka berharap dapat mempertahankan dan mewariskan warisan dan identitas mereka kepada generasi berikutnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak tentang orang Ainu. Silakan beri tahu kami di kolom komentar di bawah ini jika Anda memiliki pertanyaan atau komentar tentang artikel ini. Terima kasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Sumber:
- Orang Ainu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Ainu
- Kisah orang-orang suku Ainu, penduduk asli Jepang yang terlupakan - BBC News Indonesia, https://www.bbc.com/indonesia/vert-tra-55513175
- Ainu, Suku Misterius di Jepang yang Hidup dalam Persembunyian - Semua Halaman - National Geographic (grid.id), https://nationalgeographic.grid.id/read/13687792/ainu-suku-misterius-di-jepang-yang-hidup-dalam-persembunyian?page=all#google_vignette
- Ainu, Suku Pribumi Hokkaido yang Dipinggirkan oleh Jepang | kumparan.com, https://kumparan.com/absal-bachtiar/ainu-suku-pribumi-hokkaido-yang-dipinggirkan-oleh-jepang-1tmotAXzsWP
- Fakta Seputar Suku Ainu, Suku Asli Penghuni Pulau Hokkaido - Jepang (blogunik.com), https://blogunik.com/fakta-suku-ainu-penghuni-asli-pulau-hokkaido-jepang/
- Mengenal Suku Ainu : Penduduk Asli Negeri Matahari Terbit Yang Terasingkan - Kreativv, https://kreativv.com/mengenal-suku-ainu-penduduk-asli-negeri-matahari-terbit-yang-terasingkan/
- 6 Fakta Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Pandai Berburu (idntimes.com), https://www.idntimes.com/science/discovery/mikhaangelo-fabialdi-nurhapy/fakta-unik-suku-ainu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI