Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Gadhimai: Perayaan Persembahan Hewan Terbesar di Dunia

7 November 2023   07:00 Diperbarui: 7 November 2023   07:18 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Festival Gadhimai adalah sebuah festival Hindu yang diadakan setiap lima tahun sekali di Nepal, yang melibatkan persembahan hewan terbesar di dunia. Festival ini merupakan tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun, dan menarik jutaan peziarah dari Nepal dan India, yang membawa berbagai macam hewan, seperti kerbau, babi, kambing, ayam, dan merpati, untuk dikorbankan di kuil Gadhimai. Tujuan dari festival ini adalah untuk menyenangkan Dewi Gadhimai, dewi kekuasaan dalam agama Hindu, agar memberikan perlindungan, kemakmuran, dan kekuatan kepada para pengikutnya.

Namun, festival ini juga menimbulkan kontroversi dan protes dari berbagai pihak, termasuk aktivis hak hewan, tokoh agama, dan pemerintah. Mereka menganggap festival ini sebagai praktik kejam yang menyiksa dan membunuh hewan secara tidak perlu dan tidak bermoral. Mereka juga khawatir bahwa festival ini akan menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air akibat darah dan bangkai hewan yang dibuang sembarangan. Selain itu, mereka juga mengkhawatirkan risiko penyebaran penyakit menular yang dapat ditularkan oleh hewan yang sakit atau terinfeksi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang festival Gadhimai, mulai dari sejarah, proses, dampak, hingga upaya-upaya untuk menghentikan atau mengurangi festival ini. Kita juga akan mencoba untuk memahami pandangan dan sikap masyarakat Nepal dan internasional terhadap festival ini, serta tantangan dan harapan yang dihadapi oleh mereka yang terlibat dalam festival ini.

Sejarah Festival Gadhimai

Festival Gadhimai bermula sekitar 265 tahun yang lalu, ketika seorang tuan tanah feodal bernama Bhagwan Chaudhary bermimpi bahwa ia akan dibebaskan dari penjara jika ia dapat melakukan persembahan darah kepada dewi Gadhimai, dewi kekuasaan dalam agama Hindu. Ia kemudian membangun sebuah kuil untuk dewi tersebut di Bariyapur, dan mulai mengorbankan hewan-hewan sebagai tanda penghormatan dan permohonan.

Tradisi ini kemudian diikuti oleh banyak orang, terutama masyarakat Madhesi, yang percaya bahwa festival Gadhimai dapat mengakhiri penderitaan, menghapus dosa, dan membawa kemakmuran bagi mereka. Festival ini diadakan setiap lima tahun sekali, dan menarik jutaan peziarah dari Nepal dan India, yang membawa berbagai macam hewan, seperti kerbau, babi, kambing, ayam, dan merpati, untuk dikorbankan di kuil Gadhimai.

Festival Gadhimai telah menjadi peristiwa persembahan hewan terbesar di dunia, atau salah satu yang terbesar. Diperkirakan 250.000 hewan dikorbankan selama festival Gadhimai tahun 2009. Festival ini juga telah menimbulkan kontroversi dan protes dari berbagai pihak, termasuk aktivis hak hewan, tokoh agama, dan pemerintah. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menghentikan atau mengurangi festival ini, seperti dengan melakukan kampanye, edukasi, advokasi, dan penyitaan hewan. Namun, festival ini tetap berlangsung hingga saat ini, dengan persembahan hewan terakhir dilakukan pada tahun 2019.

Proses Festival Gadhimai

Festival Gadhimai berlangsung selama dua hari, yaitu pada bulan Kartik atau Mangsir dalam kalender Bikram Sambat, yang biasanya jatuh pada bulan November atau Desember dalam kalender Gregorian. Festival ini dimulai dengan upacara pembukaan yang disebut Pancha Bali, yang melibatkan persembahan lima hewan, yaitu seekor tikus, seekor ayam, seekor babi, seekor kambing, dan seekor kerbau, kepada dewi Gadhimai.

Setelah itu, barulah dimulai persembahan hewan secara massal, yang disebut Maha Dan, yang berlangsung selama satu hari penuh. Ribuan hewan, terutama kerbau, dibawa ke lapangan terbuka yang disebut Gadhimai Mela, yang berada di dekat kuil Gadhimai. Hewan-hewan tersebut kemudian dipotong lehernya dengan pedang atau kapak oleh para pembantai yang disebut Khukuri, yang merupakan sukarelawan yang dipilih oleh penyelenggara festival. Darah hewan-hewan tersebut kemudian mengalir ke tanah, yang diyakini sebagai persembahan kepada dewi Gadhimai.

Pada hari kedua, persembahan hewan dilanjutkan dengan hewan-hewan yang lebih kecil, seperti kambing, ayam, dan merpati, yang dibawa ke kuil Gadhimai. Hewan-hewan tersebut kemudian dipenggal atau dipotong lehernya oleh para peziarah di depan patung dewi Gadhimai. Darah hewan-hewan tersebut kemudian ditampung dalam wadah-wadah yang disebut Kalash, yang kemudian dituangkan ke patung dewi Gadhimai sebagai tanda penghormatan dan permohonan.

Dampak Festival Gadhimai

Festival Gadhimai memiliki dampak yang sangat besar bagi hewan, manusia, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat kita lihat dari festival ini:

- Dampak bagi hewan: Festival Gadhimai menyebabkan penderitaan dan kematian bagi ratusan ribu hewan yang dikorbankan secara kejam dan tidak manusiawi. Hewan-hewan tersebut harus mengalami stres, ketakutan, rasa sakit, dan kehilangan darah yang berlebihan sebelum akhirnya mati. Hewan-hewan tersebut juga tidak diberikan perawatan yang layak sebelum dan sesudah dikorbankan, seperti makanan, minuman, tempat berteduh, dan pengobatan. Banyak hewan yang sakit, terluka, atau terinfeksi penyakit yang dapat menular ke hewan atau manusia lainnya.

- Dampak bagi manusia: Festival Gadhimai juga membahayakan kesehatan dan kesejahteraan manusia yang terlibat dalam festival ini. Para peziarah dan pembantai harus berhadapan dengan darah, bangkai, dan kotoran hewan yang dapat menyebarkan penyakit menular, seperti antraks, rabies, dan brucellosis. Mereka juga harus menghadapi risiko cedera akibat pedang atau kapak yang digunakan untuk membunuh hewan, atau akibat kerumunan orang yang berdesakan. Selain itu, festival ini juga mempengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan psikologis dari masyarakat yang terlibat. Banyak orang yang menghabiskan uang, waktu, dan tenaga untuk berpartisipasi dalam festival ini, tanpa mendapatkan manfaat yang nyata. Banyak juga orang yang mengalami trauma atau stres akibat menyaksikan atau melakukan pembunuhan hewan secara massal.

- Dampak bagi lingkungan: Festival Gadhimai juga merusak lingkungan sekitar tempat festival berlangsung. Darah dan bangkai hewan yang dibuang sembarangan dapat mencemari udara, tanah, dan air, serta menarik hama dan predator yang dapat membahayakan hewan atau manusia lainnya. Festival ini juga menghasilkan sampah dan limbah yang sulit untuk dibersihkan dan didaur ulang, seperti plastik, kertas, dan logam. Festival ini juga mengganggu keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati, dengan mengurangi populasi hewan yang dikorbankan, yang dapat berdampak pada rantai makanan dan siklus hidup hewan lainnya.

Upaya untuk Menghentikan atau Mengurangi Festival Gadhimai

Festival Gadhimai telah mendapat banyak perhatian dan kritik dari masyarakat internasional, terutama dari organisasi hak hewan, yang berusaha untuk menghentikan atau mengurangi festival ini. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh mereka adalah sebagai berikut:

- Kampanye: Beberapa organisasi hak hewan, seperti Humane Society International (HSI), Animal Welfare Network Nepal (AWNN), dan Animal Equality, telah melakukan kampanye untuk menyadarkan masyarakat tentang dampak negatif festival Gadhimai bagi hewan, manusia, dan lingkungan. Mereka juga telah mengumpulkan ribuan tanda tangan dari masyarakat internasional untuk mendesak pemerintah Nepal untuk melarang praktik ini.   

- Edukasi: Beberapa organisasi hak hewan juga telah memberikan edukasi dan alternatif kepada para peziarah yang ingin berpartisipasi dalam festival Gadhimai. Mereka telah menyebarkan informasi tentang nilai dan hak hewan, serta dampak kesehatan dan lingkungan dari festival ini. Mereka juga telah menawarkan persembahan simbolis atau vegetarian, seperti bunga, buah-buahan, atau dupa, yang dapat digunakan sebagai pengganti hewan. Mereka juga telah mengajak para tokoh agama dan masyarakat untuk mendukung perubahan tradisi ini.    

- Advokasi: Beberapa organisasi hak hewan juga telah melakukan advokasi kepada pemerintah Nepal dan India untuk mengambil langkah-langkah hukum dan politik untuk menghentikan atau mengurangi festival Gadhimai. Mereka telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung Nepal untuk melarang persembahan hewan, dan mendapatkan putusan yang mengharuskan pemerintah Nepal untuk mengurangi darah yang terlibat dalam festival ini. Mereka juga telah berkomunikasi dengan pemerintah India untuk mencegah arus hewan yang dibawa dari India ke Nepal untuk dikorbankan.  

- Penyitaan: Beberapa organisasi hak hewan juga telah melakukan penyitaan hewan yang akan dikorbankan dalam festival Gadhimai. Mereka telah bekerja sama dengan otoritas India untuk menyita ratusan hewan di perbatasan India-Nepal dan memberlakukan larangan transportasi hewan untuk tujuan ritual. Mereka juga telah menyelamatkan beberapa hewan yang berhasil lolos dari penyitaan, dan memberikan mereka tempat tinggal dan perawatan yang layak.  

Pandangan dan Sikap Masyarakat Nepal dan Internasional

Festival Gadhimai menimbulkan pandangan dan sikap yang berbeda-beda dari masyarakat Nepal dan internasional. Berikut adalah beberapa pandangan dan sikap yang dapat kita lihat dari festival ini:

- Pandangan dan sikap masyarakat Nepal: Masyarakat Nepal memiliki pandangan dan sikap yang bervariasi terhadap festival Gadhimai. Beberapa orang menganggap festival ini sebagai tradisi penting yang harus dihormati dan dilanjutkan. Mereka percaya bahwa persembahan hewan kepada dewi Gadhimai akan membawa berkah, kesehatan, dan kemakmuran bagi mereka dan keluarga mereka. Mereka juga merasa bahwa festival ini adalah bagian dari identitas budaya dan agama mereka yang tidak boleh diintervensi oleh pihak luar.  

Namun, ada juga orang-orang yang menentang festival ini karena alasan kemanusiaan, lingkungan, dan kesehatan. Mereka menganggap festival ini sebagai praktik kejam yang menyiksa dan membunuh hewan secara tidak perlu dan tidak bermoral. Mereka juga khawatir bahwa festival ini akan menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air akibat darah dan bangkai hewan yang dibuang sembarangan. Selain itu, mereka juga mengkhawatirkan risiko penyebaran penyakit menular yang dapat ditularkan oleh hewan yang sakit atau terinfeksi.   

- Pandangan dan sikap masyarakat internasional: Masyarakat internasional memiliki pandangan dan sikap yang cenderung negatif terhadap festival Gadhimai. Mereka mengkritik festival ini sebagai bentuk kekejaman dan pelanggaran terhadap hak hewan, yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan etika. Mereka juga mengecam festival ini sebagai sumber pencemaran dan penyakit yang dapat membahayakan hewan, manusia, dan lingkungan. Mereka juga mendesak pemerintah Nepal dan India untuk mengambil tindakan tegas untuk melarang atau menghentikan festival ini.     

Namun, ada juga orang-orang yang menghormati festival ini sebagai bagian dari kepercayaan dan tradisi masyarakat Nepal, yang tidak dapat dipaksakan untuk berubah. Mereka mengakui bahwa festival ini memiliki makna dan nilai bagi mereka yang berpartisipasi, dan bahwa mereka memiliki hak untuk melakukannya. Mereka juga berusaha untuk memberikan edukasi dan alternatif yang lebih ramah hewan dan manusia, tanpa menghina atau mengintimidasi mereka.    

Tantangan dan Harapan yang Dihadapi oleh Mereka yang Terlibat dalam Festival Gadhimai

Festival Gadhimai menghadapi banyak tantangan dan harapan dari berbagai pihak yang terlibat dalam festival ini. Berikut adalah beberapa tantangan dan harapan yang dapat kita lihat dari festival ini:

- Tantangan dan harapan bagi penyelenggara festival: Penyelenggara festival Gadhimai menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi ini tetap berlangsung, meskipun mendapat banyak tekanan dan kritik dari masyarakat internasional. Mereka harus mengatasi berbagai hambatan hukum, politik, dan sosial yang dapat mengganggu jalannya festival ini. Mereka juga harus mengelola berbagai aspek logistik, keamanan, dan kesehatan yang terkait dengan festival ini. Mereka berharap bahwa festival ini dapat terus dihormati dan dilindungi sebagai bagian dari warisan budaya dan agama mereka. Mereka juga berharap bahwa festival ini dapat memberikan manfaat spiritual, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat yang terlibat.    

- Tantangan dan harapan bagi peziarah: Peziarah festival Gadhimai menghadapi tantangan untuk berpartisipasi dalam festival ini, meskipun mendapat banyak cemoohan dan protes dari masyarakat internasional. Mereka harus mengorbankan hewan, uang, waktu, dan tenaga untuk berziarah ke kuil Gadhimai, yang terletak di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Mereka juga harus menghadapi risiko kesehatan dan keamanan yang dapat timbul akibat festival ini. Mereka berharap bahwa festival ini dapat memenuhi keinginan dan permohonan mereka kepada dewi Gadhimai, serta memberikan perlindungan, kemakmuran, dan kekuatan bagi mereka dan keluarga mereka. Mereka juga berharap bahwa festival ini dapat menghapus dosa dan penderitaan yang mereka alami.    

- Tantangan dan harapan bagi aktivis hak hewan: Aktivis hak hewan menghadapi tantangan untuk menghentikan atau mengurangi festival Gadhimai, meskipun mendapat banyak dukungan dan simpati dari masyarakat internasional. Mereka harus berhadapan dengan perlawanan dan kekerasan dari penyelenggara dan peziarah festival, yang tidak mau mengubah tradisi mereka. Mereka juga harus berjuang dengan hukum dan politik yang tidak mendukung atau bahkan menghalangi upaya mereka. Mereka juga harus menangani berbagai masalah yang terkait dengan penyelamatan dan perawatan hewan yang disita atau diselamatkan dari festival ini. Mereka berharap bahwa festival ini dapat dihentikan atau digantikan dengan persembahan simbolis atau vegetarian, seperti bunga, buah-buahan, atau dupa, yang dapat digunakan sebagai pengganti hewan. Mereka juga berharap bahwa festival ini dapat meningkatkan kesadaran dan rasa hormat terhadap hewan, manusia, dan lingkungan.

Dalam artikel ini, kita telah membahas lebih lanjut tentang festival Gadhimai, mulai dari sejarah, proses, dampak, hingga upaya-upaya untuk menghentikan atau mengurangi festival ini. Kita juga telah mencoba untuk memahami pandangan dan sikap masyarakat Nepal dan internasional terhadap festival ini, serta tantangan dan harapan yang dihadapi oleh mereka yang terlibat dalam festival ini.

Festival Gadhimai adalah sebuah fenomena yang menunjukkan kompleksitas dan keragaman budaya dan agama di dunia. Festival ini juga mengajak kita untuk merefleksikan hubungan kita dengan hewan, manusia, dan lingkungan, serta nilai-nilai yang kita anut dan praktikkan. Festival ini juga menantang kita untuk mencari solusi yang dapat menghormati dan melindungi hak dan kepentingan semua makhluk hidup, tanpa mengorbankan satu pihak untuk kepentingan pihak lain. Festival ini juga memberikan harapan bahwa perubahan adalah mungkin, jika kita bersedia untuk berdialog, berempati, dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang berbeda dari kita.

Sumber:

What is the Gadhimai festival and why is it so controversial? | The Week, https://theweek.com/the-week-unwrapped/104702/what-is-the-gadhimai-festival-and-why-is-it-so-controversial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun