Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Kasim di Tiongkok: Fakta dan Mitos

6 November 2023   07:00 Diperbarui: 6 November 2023   07:23 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasim adalah pria yang telah dikastrasi, yaitu dipotong organ vitalnya. Kasim memiliki peran penting dalam sejarah Tiongkok, terutama sebagai pelayan istana kaisar. Namun, apa sebenarnya motivasi dan dampak dari praktik kastrasi ini? Apakah kasim benar-benar memiliki kekuatan politik yang luar biasa, atau hanya korban dari sistem feodal yang kejam? Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah kasim di Tiongkok, fakta dan mitos yang menyertainya, dan bagaimana mereka mempengaruhi dinamika sosial dan budaya di negeri Tirai Bambu.

 

Asal-usul Kasim di Tiongkok

Kasim pertama kali muncul di istana kerajaan negara-negara kuno pra-imperium Tiongkok, di mana mereka dipekerjakan sebagai pelayan di kamar-kamar dalam istana. Mereka biasanya diperoleh sebagai anak-anak dari wilayah perbatasan, terutama yang ada di selatan. Mereka dikastrasi dan dibawa untuk melayani rumah tangga kerajaan. Mereka dianggap sebagai pelayan yang paling dapat dipercaya karena mereka tidak bisa menggoda wanita di rumah tangga atau memiliki anak yang bisa membentuk dinasti yang bersaing dengan dinasti kaisar yang sedang berkuasa.

Kasim bertugas secara eksklusif melayani wanita-wanita di istana kerajaan. Pria lain dilarang menginap semalam di istana, dan siapa pun yang masuk tanpa izin menghadapi hukuman mati. Kasim bertindak sebagai pengantar dan pembawa barang, pengawal, perawat, dan pada dasarnya melakukan peran pelayan, juru masak, pembantu, dan juru masak.

Meskipun memiliki posisi istimewa, pandangan masyarakat terhadap kasim sangat negatif karena mereka dianggap sebagai kelas terendah dari semua pelayan.


Peran Politik Kasim di Tiongkok

Sebaliknya dengan kepercayaan yang diberikan oleh penguasa kepada mereka, cacat fisik mereka, penghinaan dari kelas penguasa dan stigma umum yang melekat pada mereka membuat kasim lebih cenderung mencari untuk memanfaatkan posisi istimewa mereka dan mendapatkan pengaruh politik dalam istana. Kasim sering bersekutu dengan biara-biara Buddha yang kuat, mereka memberi saran, mengintip, dan berkomplot untuk mendapatkan posisi tertinggi dalam aparatur negara.

Kasim, dengan akses khusus mereka ke Lingkaran Dalam (Neiting), tempat pejabat biasa tidak diperbolehkan masuk, bisa menjadi sangat menonjol ketika penguasa belum dewasa dan mereka sepenuhnya memanfaatkan kemungkinan tidak hanya menyaring komunikasi dari menteri ke kaisar dan sebaliknya tetapi juga penunjukan sehingga seringkali menteri tidak bisa mendapatkan audiensi dengan penguasanya.

Beberapa kasim terkenal naik ke puncak kekuasaan ini dan, dengan mengendalikan boneka-boneka kaisar, akan memerintah sebagai diktator de facto atas Tiongkok. Salah satu diktator kasim yang terkenal adalah Wei Zhongxian, yang memerintah dari tahun 1620 hingga 1627. Peran pertamanya sebagai kasim adalah melayani ibu dari pangeran muda Zhu Youjiao.


Fakta dan Mitos tentang Kasim di Tiongkok

Ada banyak fakta dan mitos yang beredar tentang kasim di Tiongkok, baik dari sisi fisik, sosial, maupun budaya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

- Fakta: Kasim di Tiongkok dikastrasi dengan cara menghilangkan penis dan testis mereka (emasculasi). Pisau menghilangkan kedua organ itu sekaligus. Proses ini sangat menyakitkan dan berisiko tinggi, dan banyak yang mati karena infeksi atau perdarahan.

- Mitos: Kasim di Tiongkok bisa hidup lebih lama daripada pria normal. Ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa orang memilih untuk menjadi kasim secara sukarela. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, dan sebenarnya kasim cenderung memiliki kesehatan yang buruk karena kekurangan hormon dan nutrisi.

- Fakta: Kasim di Tiongkok memiliki pengaruh besar dalam bidang seni dan budaya. Mereka sering menjadi pelindung dan sponsor bagi seniman, penulis, dan musisi. Mereka juga berkontribusi dalam menciptakan dan melestarikan karya-karya seni, seperti lukisan, kaligrafi, puisi, musik, dan opera. Beberapa kasim bahkan menjadi seniman terkenal sendiri, seperti Zheng He, yang juga merupakan penjelajah laut yang terkenal.

- Mitos: Kasim di Tiongkok bisa memiliki hubungan seksual dengan wanita. Ini adalah salah satu tuduhan yang sering dilontarkan oleh para pejabat yang iri dan benci kepada kasim. Namun, ini hanyalah fitnah belaka, karena kasim tidak memiliki organ seksual untuk melakukan hubungan badan. Mereka juga dilarang keras untuk bersentuhan dengan wanita di istana, kecuali jika diperintahkan oleh kaisar.

Kesimpulan

Kasim adalah bagian penting dari sejarah Tiongkok yang tidak bisa diabaikan. Mereka memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam politik, sosial, dan budaya di Tiongkok selama berabad-abad. Namun, mereka juga menghadapi banyak tantangan dan diskriminasi dari masyarakat dan penguasa. Mereka adalah saksi hidup dari kemuliaan dan kejatuhan dinasti-dinasti Tiongkok.

Sistem kasim dihapuskan pada tahun 1924 oleh pemerintah Republik Tiongkok. Kasim terakhir dari dinasti Qing, Sun Yaoting, meninggal pada tahun 1996. Dia adalah salah satu dari sedikit kasim yang masih hidup saat Revolusi Kebudayaan (1966-1976), ketika banyak kasim dibunuh atau dipaksa bunuh diri oleh Garda Merah.

Meskipun sistem kasim sudah tidak ada lagi di Tiongkok, warisan mereka masih bisa dilihat dalam berbagai aspek kehidupan dan budaya mereka. Kasim adalah bagian dari sejarah yang tidak bisa dilupakan.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun