Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zongzi: Sejarah dan Hubungannya dengan Festival Perahu Naga

5 November 2023   07:00 Diperbarui: 5 November 2023   07:04 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.tionghoa.org/wp-content/uploads/2022/05/tionghoa-bakcang.jpg

- Meningkatkan semangat, kesehatan, dan kekuatan tubuh dan jiwa dengan berolahraga, bersenang-senang, dan bersosialisasi.

- Menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya Tionghoa yang kaya dan beragam.

Kesimpulan

Zongzi atau bakcang adalah makanan tradisional Tiongkok yang memiliki sejarah dan makna yang mendalam. Zongzi berkaitan dengan peringatan akan Qu Yuan, seorang penyair dan patriot yang bunuh diri di Sungai Miluo. Zongzi juga menjadi salah satu simbol dari Festival Perahu Naga yang dirayakan setiap tahun pada hari kelima bulan kelima menurut kalender Tionghoa. Zongzi memiliki berbagai variasi rasa dan isian sesuai dengan daerah dan selera masing-masing. Zongzi melambangkan kekayaan, kemakmuran, kesuburan, keharmonisan, kebahagiaan, keberuntungan, persatuan, persahabatan, dan solidaritas. Zongzi adalah salah satu contoh bagaimana makanan dapat menjadi bagian dari identitas dan warisan budaya suatu bangsa.

Sumber:

Kisah Zongzi (Bakcang) dan Penyair Qu Yuan di Festival Perahu Naga (bolong.id), https://bolong.id/dwo/0623/kisah-zongzi-bakcang-dan-penyair-qu-yuan-di-festival-perahu-naga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun