Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Geisha: Wanita Penghibur Tradisional Jepang yang Menjadi Ikon Budaya

30 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 30 Oktober 2023   07:08 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Intisari online via tribunnews.com

 

Geisha adalah warisan budaya Jepang yang menarik untuk dibahas. Geisha sendiri adalah seniman-penghibur tradisional Jepang yang terlatih dalam berbagai bentuk seni Jepang, seperti, nyanyian, music, tari serta bercakap dan melayanani tamu.

Geisha biasanya mengenakan kimono panjang, rambut tradisional, dan riasan wajah putih. Geisha menghibur di pesta yang disebut ozashiki, sering kali untuk tamu-tamu kaya, serta tampil di panggung dan festival.

Namun, siapa sebenarnya geisha? Bagaimana sejarah dan perkembangan mereka? Apa saja perbedaan antara geisha dan maiko? Bagaimanajika kita ingin bertemu dengan geisha secara langsung? Artikel ini akan menjawab hal tersebut dan memberikan anda informasi yang menarik tentang geisha wanita penghibur tradisional Jepang.

Sejarah dan Perkembangan Geisha

Geisha pertama kali muncul pada tahun 1751, dengan geisha sebelum itu adalah seniman laki-laki yang menghibur tamu di dalam kawasan kesenangan; baru kemudian profesi ini menjadi terutama ditandai oleh pekerja perempuan. 

Geisha secara harfiah berarti "orang seni" dalam bahasa Jepang. Awalnya Geisha adalah para pembantu wanita yang bekerja di ochaya (kedai the)  atau okiya (rumah bunga,) tempat-tempat khusus dimana orang-orang jepang bisa menikmati minuman, makanan, dan hiburan. Dalam perkembangannya geisha kemudian mulai belajar berbagai seni hiburan untuk menunjang  performa dan daya tarik mereka.

Geisha sangat terkenal dan menjadi populer  serta banyak diminati oleh orang orang Jepang  pada abad ke-19. Dan juga menjadi saingan dari para pelacur Jepang (oiran), yang juga mengenakan kimono dan riasan wajah putih. Namun, geisha berbeda dari oiran dalam hal etiket, penampilan, dan peran. Geisha lebih menekankan pada seni dan percakapan daripada seksualitas. Geisha juga lebih sederhana dan elegan dalam berpakaian daripada oiran yang lebih mencolok dan glamor .

Pada abad ke-20, peranan geisha mengalami perubahan akibat banyaknya peristiwa sejarah seperti Perang Dunia II, pendudukan Amerika Serikat, modernisasi Jepang, dan globalisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun