Perang Boxer adalah sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di Tiongkok pada tahun 1899-1901, yang melibatkan sebuah gerakan perlawanan rakyat Tiongkok yang menentang dominasi asing dan penindasan Dinasti Qing, dinasti kerajaan terakhir Tiongkok. Perang ini mengubah hubungan Tiongkok dengan negara-negara asing dan mempercepat proses reformasi dan modernisasi di Tiongkok. Dalam artikel ini, kita akan membahas latar belakang, penyebab, jalannya, akibat, dan dampak dari Perang Boxer.
Latar Belakang  penyebab Perang Boxer
Perang Boxer dipicu oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan  beberapa faktor penyebab utama dari perang ini yaitu:
- Ketidakpuasan terhadap kehadiran asing. Faktor ini merupakan faktor utama yang memicu Perang Boxer. Rakyat Tiongkok merasa tidak puas dan ketidakadilan terhadap dominasi asing dan penindasan Dinasti Qing. Rakyat Tiongkok merasa bahwa negara-negara asing telah merampas hak-hak dan kekayaan mereka, serta mengancam agama dan budaya mereka. Rakyat Tiongkok juga merasa bahwa pemerintah Qing telah gagal dalam melindungi kepentingan nasional mereka dan telah berkhianat kepada rakyatnya .
- Krisis sosial dan ekonomi. Faktor ini merupakan faktor pendukung yang memicu Perang Boxer. Rakyat Tiongkok mengalami krisis sosial dan ekonomi akibat imperialisme Barat. Banyak petani dan pekerja miskin yang bergabung dengan gerakan Boxer sebagai bentuk protes terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Banyak pula orang-orang yang mencari penghiburan dalam agama dan kepercayaan tradisional, yang memberikan harapan dan identitas kepada mereka .
- Keterlibatan agama dan kepercayaan tradisional. Faktor ini merupakan faktor pendorong yang memicu Perang Boxer. Gerakan Boxer memiliki dimensi agama yang kuat, yang menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi anggota-anggotanya. Gerakan Boxer juga memiliki misi untuk membersihkan Tiongkok dari pengaruh asing, terutama agama Kristen, yang dianggap sebagai ancaman bagi agama dan budaya tradisional Tiongkok. Gerakan Boxer juga memiliki keyakinan bahwa mereka memiliki kekuatan supranatural untuk melawan senjata asing .
- Kelemahan dan ketidakstabilan pemerintah Qing. Faktor ini merupakan faktor penyulut yang memicu Perang Boxer. Pemerintah Qing tidak mampu mengendalikan atau menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh Tiongkok. Pemerintah Qing juga bersikap ambigu terhadap gerakan Boxer, antara mendukung atau menentangnya. Pada akhirnya, pemerintah Qing memilih untuk mendukung gerakan Boxer sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi asing dan penindasan Dinasti Qing, yang dipandang sebagai boneka dari negara-negara Barat. Sebagian pejabat lainnya, terutama Pangeran Qing, menentang gerakan Boxer dan berusaha menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat.
Jalannya Perang Boxer
Perang Boxer berlangsung selama kurang dari dua tahun, dari November 1899 hingga September 1901. Perang ini melibatkan tiga pihak utama, yaitu gerakan Boxer, pemerintah Qing, dan negara-negara asing. Berikut adalah beberapa tahapan penting dari perang ini:
- Tahap pertama: Pemberontakan Boxer. Tahap ini dimulai pada November 1899, ketika gerakan Boxer mulai melakukan serangan-serangan terhadap orang asing, terutama misionaris dan warga sipil, serta orang Tiongkok yang berpindah agama atau bekerja sama dengan orang asing. Gerakan Boxer juga menyerang infrastruktur modern, seperti rel kereta api, telegraf, dan kantor pos. Gerakan Boxer mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Tiongkok, yang merasa tertindas oleh dominasi asing dan penindasan Qing. Gerakan Boxer juga mendapat dukungan dari sebagian pejabat Qing, yang menganggap gerakan Boxer sebagai bentuk perlawanan terhadap negara-negara asing. Tahap ini berlangsung hingga Juni 1900.
- Tahap kedua: Pengepungan Beijing. Tahap ini dimulai pada Juni 1900, ketika gerakan Boxer berhasil memasuki Beijing, ibu kota Tiongkok, dan mengepung kawasan kedutaan asing selama 55 hari. Gerakan Boxer mendapat dukungan dari Permaisuri Cixi dan pasukan kerajaan, yang menyatakan perang terhadap negara-negara asing. Gerakan Boxer berharap dapat mengusir orang asing dari Tiongkok dan menggulingkan Dinasti Qing. Namun, gerakan Boxer juga menghadapi perlawanan dari sebagian pejabat Qing yang pro-Barat, seperti Pangeran Qing dan Li Hongzhang, yang berusaha menjaga hubungan baik dengan negara-negara asing. Tahap ini berlangsung hingga Agustus 1900.
- Tahap ketiga: Intervensi asing. Tahap ini dimulai pada Agustus 1900, ketika pasukan gabungan dari delapan negara (Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Italia, dan Austria-Hongaria) berhasil memecah kepungan dan menguasai Beijing. Pasukan asing melakukan pembalasan dengan membunuh ribuan pemberontak dan warga sipil, serta merampok dan membakar banyak bangunan bersejarah. Pasukan asing juga mengejar sisa-sisa gerakan Boxer dan pasukan kerajaan ke seluruh Tiongkok, terutama ke daerah-daerah pedesaan. Pasukan asing juga menuntut ganti rugi dan konsesi dari pemerintah Qing. Tahap ini berlangsung hingga September 1901.
Akibat Perang Boxer
Perang Boxer berakhir dengan penandatanganan Protokol Boxer pada 7 September 1901, yang mengakhiri pemberontakan dan menyerahkan kedaulatan Tiongkok kepada negara-negara Barat. Protokol ini mengharuskan Tiongkok untuk membayar ganti rugi sebesar 450 juta tael perak kepada negara-negara Barat selama 39 tahun, dengan bunga 4% per tahun. Protokol ini juga memberikan hak-hak istimewa kepada negara-negara Barat di Tiongkok, seperti hak ekstrateritorialitas, hak untuk menduduki Beijing dan Tianjin secara militer, hak untuk mengirim pasukan ke seluruh Tiongkok untuk menjaga keamanan jalur komunikasi, dan hak untuk melarang impor senjata ke Tiongkok.
Akibat dari Perang Boxer bagi Tiongkok sangat negatif. Perang ini menyebabkan kematian sekitar 100.000 orang, kebanyakan dari kalangan Petinju dan pasukan kerajaan. Perang ini juga menimbulkan sanksi berat dari negara-negara Barat, seperti ganti rugi sebesar 450 juta tael perak. Perang ini juga melemahkan Dinasti Qing secara signifikan dan memicu gerakan reformasi dan revolusi di kemudian hari.
Dampak Perang Boxer
Perang Boxer memiliki dampak jangka panjang bagi Tiongkok dan dunia. Perang ini menunjukkan ketidakpuasan rakyat Tiongkok terhadap Dinasti Qing dan negara-negara asing. Perang ini juga membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan rakyat Tiongkok. Perang ini juga mempengaruhi hubungan internasional antara negara-negara Barat dan Timur, serta antara negara-negara Barat sendiri. Berikut adalah beberapa dampak dari Perang Boxer:
- Dampak bagi Tiongkok. Perang Boxer mempercepat proses reformasi dan modernisasi di Tiongkok. Pada tahun 1901, pemerintah Qing mengumumkan program reformasi yang dikenal sebagai Reformasi Seratus Hari, yang bertujuan untuk memperbaiki sistem politik, hukum, pendidikan, militer, dan ekonomi Tiongkok. Namun, reformasi ini tidak berhasil dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh Tiongkok. Pada tahun 1911, terjadi Revolusi Xinhai, yang berhasil menggulingkan Dinasti Qing dan mendirikan Republik Tiongkok, yang merupakan republik pertama di Asia. Namun, Republik Tiongkok juga menghadapi banyak tantangan, seperti perpecahan politik, perang saudara, invasi Jepang, dan komunisme.
- Dampak bagi negara-negara asing. Perang Boxer menunjukkan kekuatan dan solidaritas negara-negara asing dalam menghadapi Tiongkok. Perang ini juga menunjukkan kelemahan dan ketidakstabilan Tiongkok dalam mengelola urusan dalam negeri dan luar negeri. Perang ini juga memberikan peluang bagi negara-negara asing untuk meningkatkan pengaruh dan kepentingan mereka di Tiongkok. Namun, perang ini juga menimbulkan persaingan dan ketegangan antara negara-negara asing sendiri, terutama antara Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Amerika Serikat, dan Jepang. Perang ini juga menimbulkan simpati dan dukungan bagi rakyat Tiongkok dari sebagian masyarakat internasional.
Penutup
Perang Boxer adalah sebuah peristiwa sejarah yang penting untuk dipelajari dan dipahami. Perang ini merupakan salah satu contoh dari perlawanan rakyat Tiongkok terhadap imperialisme Barat dan penindasan Dinasti Qing. Perang ini juga merupakan salah satu contoh dari perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Tiongkok pada akhir abad ke-19. Perang ini juga merupakan salah satu contoh dari pengaruh dan dampak dari peristiwa sejarah terhadap hubungan internasional dan perkembangan dunia.
Apakah Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Perang Boxer? Anda dapat mencari informasi lebih lanjut di internet dengan menggunakan kata kunci seperti "Perang Boxer", "Yihequan", "Protokol Boxer", atau "Aliansi Delapan Negara".Terima kasih telah membaca artikel ini. Saya harap  anda menikmatinya,  jika anda memiliki pertanyaan, komentar, atau saran tentang artikel ini, silakan tinggalkan pesan di bawah. Saya akan senang mendengar pendapat Anda.
Sumber:
- Pemberontakan Boxer, Gerakan Petani China Mengusir Bangsa Asing (kompas.com), https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/24/110000579/pemberontakan-boxer-gerakan-petani-china-mengusir-bangsa-asing
- Dampak Pemberontakan Boxer (kompas.com), https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/24/130000679/dampak-pemberontakan-boxer
- Perang Opium dan Sejarah Terjadinya Revolusi Tiongkok - Suara.com, https://www.suara.com/lifestyle/2021/11/29/094947/perang-opium-dan-sejarah-terjadinya-revolusi-tiongkok
- Perjanjian Nanking - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Nanking
- Konvensi Peking - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Peking
- Perjanjian Livadia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Livadia
Dinasti Qing: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan Halaman all - Kompas.com, https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/29/133000379/dinasti-qing-sejarah-masa-kejayaan-dan-keruntuhan?page=all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H