Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pedang Kusanagi: Salah Satu dari Tiga Pusaka Warisan Dewi Amaterasu

24 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 24 Oktober 2023   07:24 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pedang Kusanagi adalah salah satu dari tiga pusaka keramat Jepang yang memiliki sejarah panjang dan mitos yang menarik. Pedang ini berasal dari zaman Kaisar Keiko yang diberikan kepada Pangeran Yamato Takeru no Mikoto oleh bibinya, Yamato Hime pada saat ia lahir. Konon pedang Kusanagi selalu disembunyikan keberadaannya karena dianggap sakral dan hingga saat ini belum dapat dipastikan bagaimana bentuk pasti pedang Kusanagi karena tidak ada yang diizinkan untuk melihat pedangnya dan beberapa alasan menyangkut tradisi Shinto.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang asal-usul, kekuatan, dan nasib pedang Kusanagi, serta hubungannya dengan dua pusaka lainnya, yaitu cermin Yata no Kagami dan permata Yasakani no Magatama. Kita juga akan melihat bagaimana pedang Kusanagi mempengaruhi budaya populer Jepang dan dunia.


Asal-Usul Pedang Kusanagi

Menurut legenda, pedang ini diberikan oleh Dewa Susanoo untuk Dewi Matahari Amaterasu. Dewa Badai Susanoo diceritakan sering membuat masalah dan membuat kesal Dewi Amaterasu. Kusanagi diberikan sebagai simbol perdamaian kepada Dewi Amaterasu. Dewi Amaterasu kemudian memberikan Pedang itu kepada cucunya Ninigi nenek moyang pertama keluarga Kekaisaran Jepang. Pedang Kusanagi menjadi bagian dari warisan kekaisaran Jepang  dan disimpan di Kuil Atsuta, Nagoya. Namun,menurut ceritanya, tidak ada seorang pun yang pernah melihat pedang tersebut. Maka tidaklah aneh jika timbul banyak pertanyaan tentang keberadaannya.

Salah satu cerita dibalik pedang Kusanagi adalah tentang asal-usulnya dari naga legendaris berkepala delapan, Yamata-no-Orochi. Naga itu meneror sebuah keluarga kaya di Provinsi Izumo. Selama bertahun-tahun, naga itu memakan tujuh dari delapan anak perempuan keluarga itu. Pada akhirnya, kepala keluarga memutuskan untuk meminta bantuan Dewa laut dan badai Shinto, Susanoo. Susanoo langsung menyerang Orochi, walau harus gagal menundukkannya dan mundur.

Susanoo kemudian membuat rencana untuk mengalahkan naga Yamato-no- orochi. Dalam salah satu versi legendanya, Susanoo membuat penawaran dengan keluarga kaya tersebut, dan hasil kesepakatannya adalah, putri terakhir keluarga kaya itu akan dinikahkan denan Susanoo  jika sang dewa berhasil membunuh Yamato-no-Orochi. Susanoo berencana membuat masing-masing dari delapan kepala Orochi mabuk, lalu dia akan menyerangnya. Susanoo segera menyiapkan delapan mangkuk raksasa berisi sake (arak beras Jepang), dan diletakkan di tempat yang akan dilewati Orochi. Sang naga jatuh ke dalam perangkap. Ketika Sang monster sedang mabuk dan tertidur, Susanoo menyerangnya. Susanoo memenggal semua kepala sang naga , kemudian memotong ekornya. Di dalam ekor sang naga, Susanoo menemukan sebuah pedang, pedang itu adalah pedang Kusanagi.

Susanoo tidak menyimpan pedangnya terlalu lama. Meski dewa, Susanoo dikisahkan telah diasingkan sejak lama. Ia kemudian memberikan pedang itu kepada saudara perempuannya, Amaterasu, sebagai tanda perdamaian dan permintaan maaf atas ulahnya yang nakal.

Kekuatan Pedang Kusanagi

Pedang Kusanagi dikatakan memiliki kekuatan luar biasa yang dapat mengubah nasib perang dan sejarah. Pedang ini dapat memanipulasi angin dan api, serta memotong apa pun yang ada di depannya. Pedang ini juga dapat berubah bentuk sesuai dengan keinginan pemiliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun