Xu Fu adalah seorang tokoh legendaris dalam sejarah Tiongkok. Ia adalah seorang penjelajah dan ahli kimia yang hidup pada masa Dinasti Qin (221-206 SM) di Tiongkok kuno. Ia terkenal karena dikirim oleh Kaisar Qin Shi Huang untuk mencari pil keabadian di Gunung Penglai, sebuah pulau legendaris yang diyakini sebagai tempat tinggal para abadi dan makhluk mitos. Namun, ia tidak pernah kembali dari perjalanannya dan diyakini tiba dan meninggal di Jepang, di mana ia dihormati sebagai dewa Jofuku. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang legenda Xu Fu dan pencarian pil keabadian, termasuk latar belakang, perjalanan, nasib, dan pengaruhnya.
 Latar Belakang
Xu Fu lahir pada abad ketiga SM di negara Qi, salah satu dari tujuh negara besar yang bersaing untuk menguasai Tiongkok pada masa Zaman Negara Perang (475-221 SM). Ia belajar ilmu kimia dan pengobatan dari seorang guru bernama Wei Boyang, yang dikenal sebagai bapak alkimia Tiongkok. Ia juga belajar tentang geografi, astronomi, dan navigasi dari berbagai sumber. Ia menjadi ahli dalam membuat ramuan obat dan racun, serta menguasai teknik penyulingan, pemurnian, dan fermentasi.
Pada tahun 221 SM, Kaisar Qin Shi Huang berhasil menyatukan Tiongkok setelah mengalahkan enam negara lainnya. Ia mendirikan Dinasti Qin sebagai dinasti pertama yang berkuasa atas seluruh Tiongkok. Ia juga memulai berbagai proyek besar, seperti membangun Tembok Besar Tiongkok, menyusun hukum dan standar seragam, serta memerintahkan pembakaran buku dan penguburan hidup para sarjana.
Kaisar Qin Shi Huang juga terobsesi dengan mencari obat keabadian. Ia percaya bahwa ada pil keabadian yang dapat membuatnya hidup selamanya. Ia memerintahkan para ahli kimia kerajaan untuk membuat pil tersebut dengan menggunakan berbagai bahan, seperti merkuri, arsenik, emas, perak, dan mutiara. Namun, banyak dari pil tersebut malah beracun dan merusak kesehatannya.
Xu Fu adalah salah satu dari ahli kimia kerajaan yang ditugaskan untuk membuat pil keabadian. Ia berhasil mendapatkan kepercayaan kaisar dengan memberinya beberapa ramuan obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia juga memberitahu kaisar tentang Gunung Penglai, sebuah pulau legendaris yang diyakini sebagai tempat tinggal para abadi dan makhluk mitos. Ia mengatakan bahwa di sana ada tanaman kehidupan yang dapat memberikan keabadian kepada siapa pun yang memakannya.
Kaisar Qin Shi Huang tertarik dengan cerita Xu Fu tentang Gunung Penglai. Ia memerintahkan Xu Fu untuk memimpin sebuah ekspedisi untuk mencari pulau tersebut dan membawakan tanaman kehidupan untuknya. Ia juga memberikan Xu Fu banyak sumber daya dan dukungan untuk melaksanakan misinya.
Perjalanan
Xu Fu melakukan dua perjalanan untuk mencari Gunung Penglai. Perjalanan pertama dilakukan pada tahun 219 SM. Ia membawa 3.000 pemuda dan wanita yang dipilih secara khusus karena mereka masih perawan. Mereka dianggap sebagai korban persembahan atau pelayan bagi para abadi di Gunung Penglai. Ia juga membawa berbagai barang berharga, seperti emas, perak, sutra, permata, mutiara, gading, dan rempah-rempah. Ia mengarungi Laut Timur (Laut Kuning) dengan menggunakan kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan layar dan dayung.
Namun, Xu Fu tidak berhasil menemukan Gunung Penglai. Ia menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya, seperti badai, arus, kabut, dan makhluk laut raksasa. Ia juga tidak dapat menentukan arah dengan tepat karena bintang-bintang tidak terlihat di langit. Ia hanya mengandalkan kompas magnetik yang belum sempurna. Ia akhirnya mendarat di beberapa pulau kecil yang tidak berpenghuni atau dihuni oleh suku-suku primitif. Ia mengambil beberapa tanaman dan hewan yang ia temukan di sana dan mengira bahwa itu adalah tanaman dan hewan ajaib dari Gunung Penglai.
Setelah berlayar selama beberapa bulan, Xu Fu kembali ke Tiongkok dengan membawa barang-barang yang ia kumpulkan dari pulau-pulau tersebut. Ia memberikan barang-barang tersebut kepada kaisar dan mengatakan bahwa ia hampir mencapai Gunung Penglai, tetapi ia terhalang oleh sesosok makhluk raksasa yang menutupi jalur yang akan dilaluinya. Ia meminta bantuan kaisar untuk mengirimkan para pemanah kerajaan untuk membunuh makhluk tersebut.
Kaisar Qin Shi Huang percaya dengan cerita Xu Fu dan memberikan izin kepadanya untuk melakukan perjalanan kedua. Ia juga memberikan Xu Fu 5.000 pemuda dan wanita, serta 1.000 pemanah kerajaan sebagai pengawalnya. Ia juga memberikan Xu Fu lebih banyak barang berharga dan peralatan navigasi.
Perjalanan kedua dilakukan sekitar tahun 210 SM. Xu Fu kembali berlayar ke Laut Timur dengan harapan untuk mencapai Gunung Penglai. Namun, ia tidak pernah kembali dari perjalanannya yang kedua. Tidak ada catatan sejarah yang dapat menjelaskan apa yang terjadi pada Xu Fu dan rombongannya.
Nasib
Nasib Xu Fu dan rombongannya masih menjadi misteri sejarah yang belum terpecahkan. Ada beberapa kemungkinan yang dapat dispekulasikan berdasarkan sumber-sumber sejarah dan legenda. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Xu Fu berhasil mencapai Gunung Penglai dan menemukan pil keabadian. Ia kemudian memproklamirkan dirinya sebagai raja di pulau tersebut dan tidak pernah kembali ke Tiongkok. Ia juga menikmati kehidupan abadi bersama para abadi dan makhluk mitos di sana.
- Xu Fu gagal mencapai Gunung Penglai dan mendarat di Jepang. Ia kemudian membawa kebudayaan, pertanian, pengobatan, dan sutra dari Tiongkok ke Jepang. Ia juga dihormati sebagai dewa oleh orang-orang Jepang.
- Xu Fu tenggelam di laut bersama kapal dan krunya karena badai, serangan bajak laut, atau makhluk laut raksasa. Ia tidak pernah mencapai tujuannya dan hilang tanpa jejak.
Tidak ada bukti arkeologi yang pasti yang dapat memastikan nasib Xu Fu dan rombongannya. Mungkin saja ia masih hidup di suatu tempat yang tidak diketahui, atau mungkin ia sudah meninggal sejak lama.
Pengaruh
Meskipun nasib Xu Fu tidak diketahui, ia tetap memiliki pengaruh besar dalam sejarah dan budaya Tiongkok dan Jepang. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Di Tiongkok, Xu Fu dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah alkimia Tiongkok. Ia juga dikenang sebagai salah satu penjelajah pertama yang berani mengarungi lautan untuk mencari tanah baru.
- Di Jepang, Xu Fu disebut sebagai Jofuku atau Jofukyo. Ia disembah sebagai dewa pertanian, pengobatan, dan sutra oleh orang-orang Jepang. Ia juga dipercaya sebagai pembawa kebudayaan Tiongkok ke Jepang.
- Di berbagai tempat di Jepang, terdapat berbagai memorial, kuil, tugu peringatan, dan patung yang didedikasikan untuk Xu Fu. Misalnya, di Shingū, Wakayama, terdapat sebuah kuil yang didedikasikan untuk Xu Fu dan sebuah tugu peringatan yang menulis namanya dalam aksara Tionghoa dan Jepang. Di sana juga terdapat sebuah festival tahunan yang disebut Jofuku-sai, yang diadakan pada bulan Mei untuk menghormati Xu Fu sebagai dewa pertanian, pengobatan, dan sutra.  Di Aomori, terdapat sebuah museum yang menampilkan replika kapal Xu Fu dan berbagai artefak yang berkaitan dengan perjalanannya. Di sana juga terdapat sebuah patung Xu Fu yang menghadap ke arah Tiongkok.  Di Kumano, terdapat sebuah kuil yang menyimpan sebuah batu yang diyakini sebagai batu nisan Xu Fu.
- Di Indonesia, ada yang mengklaim bahwa Xu Fu mendarat di Nusantara dan membawa kebudayaan, pertanian, pengobatan, dan sutra dari Tiongkok ke sini. Mereka mengacu pada penemuan perahu kuno di Jambi yang diduga sebagai bukti kehebatan kapal Nusantara sebelum kedatangan bangsa Eropa. Mereka juga menghubungkan Xu Fu dengan legenda Raja Adityawarman, yang diyakini sebagai keturunan Xu Fu.
- Di dunia modern, Xu Fu menjadi inspirasi bagi berbagai karya seni dan budaya populer. Misalnya, ada sebuah film Tiongkok yang berjudul "Xu Fu" yang dirilis pada tahun 2015. Film ini menceritakan tentang perjalanan Xu Fu ke Gunung Penglai dan petualangannya di sana. Ada juga sebuah novel Jepang yang berjudul "Jofuku" yang ditulis oleh Shusaku Endo pada tahun 1959. Novel ini menceritakan tentang kehidupan Xu Fu di Jepang dan konfliknya dengan budaya lokal. Ada juga sebuah manga Jepang yang berjudul "Jofukyo no Shima" yang ditulis oleh Osamu Tezuka pada tahun 1978. Manga ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki Jepang yang bertemu dengan Xu Fu di pulau terpencil dan ikut dengannya dalam pencarian pil keabadian.
 Kesimpulan
Xu Fu adalah seorang penjelajah dan ahli kimia legendaris dari Tiongkok kuno. Ia dikirim oleh Kaisar Qin Shi Huang untuk mencari pil keabadian di Gunung Penglai, sebuah pulau legendaris yang diyakini sebagai tempat tinggal para abadi dan makhluk mitos. Namun, ia tidak pernah kembali dari perjalanannya dan nasibnya tidak diketahui. Ada beberapa kemungkinan yang dapat menjelaskan apa yang terjadi pada Xu Fu, tetapi tidak ada bukti arkeologi yang pasti yang dapat memastikan nasibnya. Meskipun begitu, ia tetap memiliki pengaruh besar dalam sejarah dan budaya Tiongkok dan Jepang.
Demikianlah artikel tentang legenda Xu Fu dan pencarian pil keabadian. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis.
Sumber:
- Xu Fu - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Xu_Fu
- Catatan Sejarawan Agung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Catatan_Sejarawan_Agung
- Legenda Xu Fu, Utusan Kaisar China yang Memburu Ramuan Keabadian di Pulau Misterius - Intisari (grid.id), https://intisari.grid.id/read/033782863/legenda-xu-fu-utusan-kaisar-china-yang-memburu-ramuan-keabadian-di-pulau-misterius
- Kisah Kaisar Qin Shi Huang, si Pencari Keabadian yang Bernasib Tragis - National Geographic (grid.id), https://nationalgeographic.grid.id/read/133620823/kisah-kaisar-qin-shi-huang-si-pencari-keabadian-yang-bernasib-tragis
- Gunung Penglai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Penglai
- The Yayoi Arrive...and Change EVERYTHING! | History of Japan 4 - YouTube, https://www.youtube.com/watch?v=bDnV9UvrpaU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H