Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Suku Mosuo, Suku Matriarki di China yang Bebas Memilih Pasangan

9 September 2023   09:00 Diperbarui: 9 September 2023   09:03 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.yunnanexploration.com/

Suku Mosuo adalah salah satu suku paling unik di dunia. Mereka tinggal di sekitar Danau Lugu, di barat laut dataran tinggi Yunnan, China, dekat dengan perbatasan Tibet. Suku ini memiliki populasi sekitar 40.000 orang dan menganut sistem matriarki, di mana wanita memiliki peran tertinggi dalam keluarga dan masyarakat.

Sistem Keluarga dan Pernikahan Suku Mosuo

Salah satu ciri khas suku Mosuo adalah mereka tidak mengenal pernikahan atau keluarga seperti yang kita kenal. Mereka memiliki tradisi yang disebut "walking marriage" atau "axia", yang memungkinkan wanita dewasa untuk bebas memilih pasangan seksual mereka tanpa ada ikatan resmi atau kewajiban.

Wanita suku Mosuo tinggal bersama ibu dan nenek mereka di rumah yang disebut "flower house". Setelah berusia 13 tahun, mereka mendapatkan kamar sendiri di rumah tersebut, dan mulai dapat menerima kunjungan dari pria yang mereka sukai. Pria-pria ini biasanya datang pada malam hari dan pulang ke rumah keluarganya pada pagi hari.

Hubungan antara wanita dan pria suku Mosuo bersifat sementara dan tidak eksklusif. Wanita dapat berganti-ganti pasangan sesuai dengan keinginan mereka, tanpa ada rasa cemburu atau malu. Pria juga tidak memiliki hak atau tanggung jawab atas wanita atau anak-anak yang dihasilkan dari hubungan tersebut.

Anak-anak suku Mosuo diasuh oleh ibu dan nenek mereka, serta pamannya dari pihak ibu. Mereka tidak mengenal ayah kandung mereka, dan tidak menggunakan nama keluarga. Mereka hanya menganggap diri mereka sebagai bagian dari klan ibu mereka.

Budaya dan Agama Suku Mosuo

Suku Mosuo memiliki budaya yang kaya dan beragam. Mereka melestarikan tradisi-tradisi lama seperti menyanyi, menari, bercerita, dan merayakan festival-festival seperti Festival Gunung, Festival Api, dan Festival Bunga.

Suku Mosuo juga menganut agama Buddha Tibet, yang dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dan shamanisme lokal. Mereka memuja Dewi Gunung Gemu, yang diyakini sebagai pelindung dan pemberi berkah bagi suku ini.

Suku Mosuo juga dikenal sebagai suku yang ramah dan terbuka terhadap pengunjung. Mereka senang berbagi kehidupan dan kebudayaan mereka dengan orang-orang dari luar. Namun, mereka juga menjaga nilai-nilai dan identitas mereka sebagai suku matriarki yang unik.

Tantangan dan Masa Depan Suku Mosuo

Meskipun suku Mosuo memiliki tradisi yang menarik dan berbeda dari kebanyakan suku lain di dunia, mereka juga menghadapi tantangan dan ancaman dari modernisasi dan globalisasi. Beberapa di antaranya adalah:

- Penurunan populasi dan kemurnian genetik akibat perkawinan campur dengan suku-suku lain

- Pengaruh media massa dan pendidikan formal yang dapat mengubah pandangan dan perilaku generasi muda

- Eksploitasi pariwisata dan komersialisasi budaya yang dapat merusak nilai-nilai dan lingkungan suku ini

- Diskriminasi dan stereotip negatif dari masyarakat luas yang tidak memahami atau menghormati tradisi suku ini

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, suku Mosuo membutuhkan dukungan dan penghargaan dari pemerintah, organisasi, dan individu yang peduli terhadap keberlangsungan hidup dan kebudayaan mereka. Suku Mosuo juga perlu menjaga keseimbangan antara melestarikan tradisi mereka dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Suku Mosuo adalah salah satu contoh suku yang memiliki cara hidup yang berbeda dari kebanyakan orang. Mereka menunjukkan bahwa ada banyak cara untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan harmonis, tanpa harus mengikuti norma-norma yang lazim. Mereka juga menunjukkan bahwa wanita dapat memiliki peran yang penting dan berkuasa dalam masyarakat, tanpa harus mengorbankan kebebasan dan kebahagiaan mereka.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun