Mohon tunggu...
M Andri U .7anE5a
M Andri U .7anE5a Mohon Tunggu... -

Our LIfe Destination

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

AKI, PR Kesehatan Presidenku !

3 Desember 2014   10:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaitannya dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)sekarang ini, akan lebih memperparah keadaan masyarakat miskin tadi, ujung-ujungnya adalah AKI kembali bisa meningkat kembali. Jadi, yang harus dilakukan adalah mencari alternatif pemecahan masalah secepat mungkin untuk mengatasi masalah akses pelayanan ini.

Berikut adalah Biaya transportasi yang dikeluarkan sebelum kenaikan harga BBM menurut data Riskesdas 2013 yaitu, paling banyak sejumlah Rp.10.000,- untuk menuju RS pemerintah (63,6%), RS swasta (71,6%), puskesmas atau pustu (91,3%), dokter praktek atau klinik (90,5%) dan praktek bidan atau rumah bersalin (95,2%). Demikian juga biaya transportasi ke poskesdes atau poskestren (97,4%), polindes (97,8%) dan posyandu (97,8%). Semua kondisi keterbatasan ekonomi ini terlepas dari adanya BPJS KESEHATAN yang tentu lebih meringankan pembiayaan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit.

Dalam pencapaian status kesehatan yang baik, dibangun dari fondasi pengetahuan yang benar akan kesehatan itu. Maka yang terpenting sebenarnya adalah terlebih dahulu diadakan intervensi untuk merubah pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. Hubungannya dengan hal itu, media komunikasi melalui menteri komuikasi dan informatika saat ini (bapak Rudiantara) yang bertugas sejak 27 oktober 2014, semoga bisa lebih mengencarkan informasi-informasi kesehatan kepada masyarakat agar mereka lebih paham dengan masalah AKI yang sedang mereka hadapi untuk kemudian bisa lebih mengambil langkah-langkah antisipatif.

Yang paling menjadi juru kunci keberhasilan penuntasan program kesehatan selanjutnya adalah dari Menteri Kesehatan sendiri yang kini diduduki oleh ibuNILA F MOELOEK, ia merupakan seorang ahli penyakit mata yang menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), usia beliau saat ini 65 tahun. Yang lebih dapat mendukung kesuksesan perannya nanti adalah Ibu Nila ini pernah menjadi utusan presiden untuk perwakilan Indonesia dalam Millenium Development Golas (MDGs) TAHUN 2009-2014. Sudah tentu ibu ini lebih mengetahui dengan jelas seluk beluk pembahasan MDGs termasuk AKI serta strategi-strategi apa yang harus dilakukannya ke depan.

Jadi, investasi di sektor kesehatan yang lebih adil, dan memperkuat jaring pengaman untuk mereka yang paling rentan, akan memberikan manfaat jangka panjang ke Indonesia," kata Dr Nandy. "Ibu yang sehat akan melahirkan anak-anak yang lebih sehat. Anak sehat akan tetap bersekolah, memiliki anak lebih sedikit tetapi lebih sehat di kemudian hari, dan lebih banyak anggota masyarakat yang produktif. Bersama-sama, ini memberikan dasar yang kuat untuk menghilangkan kemiskinan, mengurangi pengucilan sosial dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.

141755391396768632
141755391396768632

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun