“hahh..jalan Tol?!” Mansur terkejut
“sudah...sudah nanti saya jelaskan lagi Sur! Ayo acara sudah menunggu..!”
Mansur dan Pak Marto kembali menghidupkan mesin motornya. Mereka bergegas menuju mushola.
***
Mansur melihat Udin sudah berdiri di atas podium yang berada di ujung tenda. Acara ternyata telah dibuka beberapa menit yang lalu. Usut punya usut ternyata pak Ustad Zaenal yang meminta acara untuk segera dibuka. Kasihan warga sudah lama menunggu, bisik pak Ustad pada Mansur. Setelah memastikan pak Marto telah duduk di kursinya. Mansur kembali memandang Udin yang sudah menggantikan posisinya sebagai pembawa acara itu. Kini gantian Udin yang terlihat kebingungan. Namun sebelum pandangan Mansur berlaih pada tempat yang lain. ia telah menyadari kebingungan Udin tersebut.
Setelah acara dibuka tentu saja selanjutnya adalah pembacaan ayat-ayat al-quran. Mansur kembali mencari Gofur. Nampaknya ia malah belum kembali. Begitupun dengan batang hidung Dayat. Belum terlihat di halaman mushola.
Mansur kini kembali panik. Ia kembli menuju motor milik Udin. Namun sebelum ia menungganginya. Di kejauhan ia melihat kedatangan Gofur dengan sepeda motornya. Udin yang juga melihat kedatangan temannya itu langsung menyodorkan bibirnya pada mikropon.
“para hadirin acara selanjutnya yaitu, pembacaan ayat-ayat suci al-qur.......”
Suara Udin sedang menggema menginformasikan acara berikutnya. Sementara di ujung jalan Mansur berdiri menyambut kedatangan Gofur dengan muka amat bingung.
“Mana Dayat?!!” Mansur berteriak
“Dayat tak mau datang Sur!, katanya ia sudah tak lagi lancar membaca al'quran” kata Gofur lemas
