Mohon tunggu...
Andri Sipil
Andri Sipil Mohon Tunggu... Insinyur - Power Plant Engineer

a Civil Engineer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[KC] Pertemuan Ke-Empat

2 Oktober 2015   14:12 Diperbarui: 11 Februari 2016   15:55 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Okehhh...” jawabku sambil lalu, mengendarai motor meninggalkan parkiran. 

***

Jam ditanganku menunjukan pukul 15.30, aku segera membereskan peralatan laboratorium. Kegiatan praktek mata kuliah uji bahan hari ini baru saja selesai, aku bergegas menuju ke sebuah Coffeshop favoritku, favorit kami tepatnya. Aku sudah datang dan menunggu dengan tenang, tepat sebelum pukul 4 sore, waktu janjian kami. Tak perlu menunggu lama, akhirnya muncul sesosok perempuan cantik, berkaos putih, memakai jeans, bersepatu hak hitam, Laura.

Aku sudah dekat dengan Laura hampir dua bulan, anak fakultas bahasa, kenal saat kami sama-sama mengambil mata kuliah kewarganegaraan. Kami sering kemari, hampir tiap minggu. Sama seperti Ferdi, hari ini adalah hari ulang tahunnya, aku yang mengajaknya kesini. Aku memesan kue kecil dengan lilin diatasnya, juga sebuah kalung, sebagai hadiah. Kupikir ini adalah hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya.

Laura meniup lilin ulang tahunnya, senyumnya mengembang diiringi ucapan terimakasih, wajahnya begitu manis. kemudian aku mengeluarkan sebuah kotak kecil, dan ketika ingin kuserahkan padanya, tiba-tiba saja aku mematung. Aku begitu kaget melihat Ferdi berjalan kearahku, mukanya pucat, matanya menatapku dari kejauhan dengan dingin, dia pasti sangat marah padaku, kataku panik. Aku sempat mengumpat dalam hati, sial kenapa dia  tahu aku disini, dan tiba-tiba saja ia sudah berada tepat dihadapanku, aku sontak berdiri.

“aa..aku pikir akan lebih baik jii..jika tanpa aku Fer..” mandadak aku menjadi gagap, tatapannya membuatku salah tingkah.

“maukah kau menolongku untuk yang terkahir kali Hend..?!” kata-katanya datar, aku makin merasa tidak enak dengannya.

“Mira sedang menungguku, maukah kau menemuinya?!

“tttaa..taapiii...Fer..” aku sempat menoleh ke arah Laura

“aku harus pergi Hend..!!, tolong sampaikan pada Almira, kalau aku sangat mencintainya..!” belum sempat aku melanjutkan, ia sudah pergi, meninggalkanku. 

Aku terduduk lemas, pandanganku masih tertuju ke arah dimana Ferdi melangkah pergi, termenung, menyesali apa yang telah kulakukan padanya. Sesaat aku sempat mengabaikan kehadiran Laura didepanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun