Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Kedaulatan Organik Petani Bukan Mustahil

2 Desember 2021   11:51 Diperbarui: 2 Desember 2021   11:56 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Derita (ICS ) dan Bapak Jumino ( Manager PAMOR Serdang Bedagai)/dokpri

Permasalahan kedaulatan petani menjadi sebuah isu yang terus berkepanjangan dan  tiada habisnya. Isu ini terus berkembang di Indonesia dan sepertinya belum menemukan sebuah titik temu. Segala upaya telah dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan petani, mulai dari pemberian bantuan bibit hingga pengadaan pupuk bersubsidi.

Tentu timbul pertanyaan? Apakah  bantuan-bantuan tersebut menjadi sebuah solusi dalam membangun kedaulatan petani Indonesia saat ini. Ataukah bantuan-bantuan tersebut hanyalah sebuah wujud candu kepada petani yang pada hasil akhirnya bukannya memberi solusi dan malah menimbulkan kerusakan mindset bagi petani itu sendiri. Mereka yang pada awalnya memiliki jiwa kewirausahaan malah menjadi seperti pengemis yang selalu berharap bantuan-bantuan kepada pemerintah.

Akan tetapi Hal itu tidak bisa kita hindari karena dengan  biaya produksi yang terus  meningkatlah yang membuat banyak petani menjadi  selalu berharap bantuan-bantuan dari pemerintah,  disisi lain harga dari produk pertanian Indonesia terlalu fluktuatif dan sering berada dibawah biaya produksi. Tanpa bantuan-bantuan pemerintah, seringkali kita melihat petani terjebak dengan para tengkulak yang  lebih dahulu mau mendahulukan biaya pupuk dan pestisida untuk kemudian dipotong setelah panen, dimana produk mereka juga dibeli oleh para tengkulak dengan harga yang tentu tidak adil bagi petani.

Petani terjebak dalam sebuah lingkaran setan yang tiada habisnya. Kemudian bagaimana membangun kemandirian petani hingga akhirnya membuat mereka mampu berdaulatan atas produk mereka sendiri?

Salah satu solusi terbaik dalam upaya membangun kedaulatan petani adalah melalui Pengembangan pola  budidaya sistem pertanian organik. Melalui sistem pertanian organik petani diharapkan mampu mandiri dalam menyediakan kebutuhan bibit, pupuk organik hingga penyediaan biopestisida alami.

Pertanian organik  tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua memang membutuhkan effort yang lebih dalam pelaksanaanya. Hal ini saya tangkap dari seorang petani dampingan Bitra di kabupaten serdang Bedagai. Pak Jumino yang merupakan Manager PAMOR Serdang Bedagai menunjukkan kepada saya bagaimana beratnya proses yang dilaluinya dalam upaya mengembangkan pola pertanian organik di kabupaten serdang bedagai.

 "Pertanian organik akan bisa berjalan apabila petaninya terlebih dahulu Organis" Ucap pak jumino ketika bersama-sama berdiskusi dilahan sawah miliknya. Hal ini tentu menjadi kunci utama dalam pengembangan pertanian organik. Petani harus memahami apa yang menjadi orientasi utamanya terlebih dahulu sebelum melaksanakan sistem pertanian organik. Jika orientasi utamanya adalah pertanian yang sehat dan selaras alam maka dapat dipastikan petani tersebut akan berhasil dalam melaksanakan sistem pertanian organik. Akan tetapi apabila orientasi utamanya adalah ekonomi maka dapat dipastikan sistem pertanian organik yang dilaksanakan tidak akan bertahan lama.

Apabila orientasi lebih kearah ekonomi maka bukan tidak mungkin mereka akan goyah dalam pelaksanaan sistem pertanian organik. Mereka akan berfokus pada penjualan produk dengan harga yang tinggi, padahal disisi lain sistem pelaksanaan pertanian organik sebenarnya telah menguntungkan mereka dengan penekanan biaya produksi. Hasil memang seringkali dibawah pertanian konvensional, akan tetapi jika kita total sampai pada penghitungan akhir maka kita akan dapati jika secara ekonomi hasil pertanian organik malah sama dengan konvensional dan cenderung lebih menguntungkan (apabila dijual dengan harga konvensional). Hal ini dikarenakan dengan melakukan praktek sistem pertanian organik petani tidak mengeluarkan biaya pupuk, bibit dan pestisida.

Pertemuan PAMOR Serdang Bedagai (Dokpri)
Pertemuan PAMOR Serdang Bedagai (Dokpri)

PAMOR serdang bedagai sendiri pun telah menghimbau seluruh anggotanya membuat ecoenzym, Mol, kompos, POC hingga biopestisida sendiri. Bahkan didalam standar PAMOR Serdang Bedagai anggota tidak diperkenankan untuk menggunakan pupuk organik yang tidak jelas asal usulnya. Petani dibina untuk mandiri dalam melaksanakan sistem pertanian organiknya berdasarkan standar yang telah disusun oleh pengurus PAMOR Serdang bedagai. Kemandirian inilah yang menjadi dasar dari kedaulatan pertanian organik yang ingin diwujudkan oleh pak Jumino dan kawan-kawan dengan didampingi BITRA Indonesia.

Pamor sendiri adalah sebuah sistem penjaminan organik  yang dibangun dengan prinsip partisipatif dimana sekelompok petani yang memiliki tujuan dan visi yang sama bersepakat membangun sebuah standar dalam tata pelaksanaan pertanian organik dengan tetap menganut kearifan lokal yang ada. Dalam tata pelaksanaan sistem budidaya pertanian anggota pun tetap diawasi oleh sebuah lembaga bentukan Pamor yang disebut ICS (Internal Control System).

ICS tentu menjadi kunci utama bagi organisasi PAMOR karena ini menyangkut keorganikan dari produk yang dihasilkan.Personil  ICS dilatih dan dipilih dari anggota kelompok-kelompok tani yang ada didalam organisasi PAMOR, dan dalam pelaksanaan inspeksi diacak sedemikian rupa sehingga tidak melakukan inspeksi di kelompok tani asalnya. Hal ini dilakukan demi menjaga konflik kepentingan yang mungkin terjadi yang dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi PAMOR.

Selain memiliki lembaga yang memegang fungsi pengawasan, PAMOR Serdang Bedagai juga memiliki unit pendampingan yang bertugas mendampingi petani dalam pelaksanaan budidaya pertanian organik. Pendamping inilah yang membantu petani dalam pembuatan kompos, MOL, Echoenzym, POC ataupun Biopestisida alami sendiri tanpa harus membeli dari luar. Petani benar-benar diajar untuk mandiri dan sebisa mungkin tidak membeli pupuk organik dari luar yang kita ketahui saat ini memiliki harga yang sangat mahal.

Salah satu unit yang memiliki peranan kunci adalah unit marketing. Unit ini memberi peran yang sangat penting pada penjualan produk PAMOR sergai. Unit ini mencari pasar dengan harga yang bersaing dan mengatur pola penentuan harga gabah dari petani. Di Pamor serdang bedagai setiap produk yang dihasilkan sudah melalui kilang padi khusus yang telah mereka percayai. Pak jumino dan teman-teman pun sering mengambil peran fungsi quality control terhadap produk beras yang mereka hasilkan sehingga memiliki kualitas yang baik.

Dengan sistem yang tersusun secara rapi dan ketat kini PAMOR serdang bedagai terus melakukan pengembangan dengan membuat demplot-demplot percontohan diseluruh wilayah kerja mereka. Mereka dengan konsisten mencoba mengajak para petani untuk mempraktekkan pola sistem pertanian organik dari desa-kedesa. "Siapa bilang jika padi tanpa dipupuk kimia dan disemprot pestisida tidak bisa panen? " Ucapnya kepada petani-petani yang meremehkan sistem pertanian Organik.

Pada satu kesempatan Saya juga dengan tak sengaja melihat Pak Jumino berkata kepada staff instansi "Hapus Saja subsidi pupuk jika tidak dapat mencapai nilai keadilan bagi Petani". Seakan ingin menyampaikan kepada mereka jika petani bukanlah objek melainkan subjek. Karena seringkali kita mendapati jika bantuan-bantuan yang diberikan kepada petani tidak tepat sasaran dan hanya mengejar target anggaran. Kejadian itu mengingatkan saya pada sajak lama saya.

Anggaran

Apalah arti sebuah pemberian

jika tiada pendampingan

Hanya seonggok program kemasyarakatan

Didalam sebuah anggaran

Seperti bercinta dengan tangan

Tanpa rakyat sebagai rekan

kocok kekiri lalu kocok kekanan

Cantik Laporan pada Pimpinan

Ass, 24 April 2021

Dua hari tinggal dirumah Pak Jumino membuat saya memahami jika tingkat pendidikan bukanlah sebuah halangan dalam melakukan perubahan. Ternyata cita-cita kedaulatan petani yang dibahas oleh banyak orang berpendidikan tinggi itu telah mampu diwujudkan seorang  petani dengan pendidikan SMU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun