Moyangku ajarkan kehidupan
Agar tekat keras seperti batu
Ketika jalani kehidupan
Hidari kemalasan yang membatu
Tetap berjuang dalam  kejujuran
ASS. 24 April 2021
Ada sedikit kecelakaan saat kami keluar dari desa tersebut karena jalan terjal menanjak dan masih berbatu-batu. Kami berdua terjatuh mungkin karena pengalaman teman saya kurang untuk jalan yang hancur dan saya memaklumi hal tersebut, Toh saya pribadi kurang bernyali memacu kendaraan dengan cepat, dan sangat  mengandalkannya dijalan aspal. Kami saling menutupi satu sama lain. Â
Akhirnya saya pun mengambil kemudi karena operator satu sudah terpincang-pincang, Saya harus menghidupkan kendaraan dengan memanfaatkan jalanan turunan karena karburator kami kebanjiran saat terjatuh. Tekad batu membuat kami teguh untuk terus berjalan. Inilah salah satu kenikmatan dalam bertualang karena kita bisa memaknai kehidupan. Hidup boleh jatuh berulang-ulang tapi tekad dan keyakinan  akan tetap membuat kita berjalan.
Kami pun bergerak menuju kawasan Sianjur mula-mula disana kami masuk kedalam komplek persaktian dari saudara kita yang bergama Parmalin. Sekali lagi kami disuguhi oleh pemandangan yang indah membentang. Dikompleks ini kita  juga bisa mendengar kisah tentang asal usul nenek moyang Batak Toba.Â
Ini kali ke 4 Saya mengunjungi tempat ini. Sayangnya bambu yang dahulu pernah kami tanam ternyata telah dibabat diganti dengan tembok dan tangga. Saat Kami datang kebetulan ada tamu atau pengunjung yang sedang beribadah sehingga kami tidak bisa masuk kedalam bangunan parsaktian tersebut. Tidak lupa kami juga memberi bibit pohon kepada penjaga lokasi parsaktian.