Sekitar pukul 10.00 Kami pun memacu sepedamotor bergantian. Kami tetap berkordinasi dengan kapten yang sudah berjalan dengan rombongan pertama. Ketika kami berada disibolangit kami memperoleh info jika rombongan pertama sudah sampai dimerek dan sedang menikmati Tao Silalahi.Â
Kami pun memutuskan dengan melalui tongkoh dan memotong jalan melalui Tiga Panah tuk tembus langsung kemerek. Di Tiga Panah kami istirahat dan makan siang. Ketika melihat sebuah toko bunga tabur saya teringat seorang sahabat lalu membeli sebungkus bunga untuk ditabur dimakamnya yang kebetulan berada di Tele.
Setelah makan siang kami coba menyusul teman-teman yang sudah didepan. Dengan kecepatan tinggi kami coba mengejar mereka dan ternyata kami malah mendahului mereka jauh.Â
Permasalahan signal ternyata membuat kami miss komunikasi, kami pun menunggu mereka di panatapan Lau Semalam, Mungkin karena terlalu asyik menikati alam sambil menulis puisi kami tidak menyadari jika teman-teman kami telah lewat dan mengarah sidikalang. Dari atas bukit panatapan sebuah puisi pun terpatri :
Sayang !
Aku Sudah Pulang
Kembali Ketanah Nenek Moyang
Diatas Gunung Aku Memandang
Indahnya Panorama membentang
Dihiasi burung yang terbang