Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lima Langkah Sederhana Turut Berperan dalam SSK

30 Juni 2020   22:12 Diperbarui: 30 Juni 2020   22:40 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kehadiran pandemi covid-19 dinegara Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan energi besar dalam mengatasi penyebaran pandemi covid-19. Upaya pemerinta tidak hanya dalam  mencegah penyebaran pandemi saja, Karena disisi lain pemerintah juga  sedang berjuang dalam menjaga stabilitas sistem keuangan negara.

Pandemi covid 19 ternyata telah menimbulkanberbagai  dampak lanjutan yang cukup fatal bagi perekonomian jutaan rakyat Indonesia. Pemerintah sendiri pun telah berusaha  dengan berbagai cara untuk menolong rakyatnya agar dapat bertahan.

Kemudian bagaimana dengan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia saat ini ? Belajar dari krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008 Pemerintah melalui Bank Indonesia  telah mengeluarkan sebuah kebijakan SSK dalam upaya mengantisipasi krisis ekonomi global. Kebijakan SSK menjadi begitu penting pada situasi saat ini, karena menjadi salah satu benteng perekonomian negara. 


Pada hakekatnya Kebijakan SSK terbagi dua yaitu Makroprudensial dan Mikroprudensial. Untuk dapat memahaminya lebih detail kawan-kawan bisa menonton blogshop kompasiana "Nangkring Webinar Bank Indonesia" yang ada di chanel youtube kompasiana. 

Ada 5 hal sederhana yang dapat kita lakukan sebagai warga  untuk dapat turut menyokong pemerintah dalam mengatasi krisis saat ini.

1. Tetap menjaga Produktifitas

Hal ini menjadi satu hal yang sangat penting saat ini, dalam situasi dimana kita dianjurkan untuk selalu beraktivitas dirumah bukan berarti kita tidak dapat bekerja dan belajar. Saya pribadi lebih memilih untuk menulis dan bertani untuk dapat tetap produktif. 

Saya juga senang mengikuti webinar dan pelatihan yang diselenggarakan secara online. Hal ini penting mengingat situasi saat ini yang tidak hanya  cenderung memenjarakan langkah kita , tetapi turut memenjarakan pikiran kita.Dengan mengikuti webinar dan kursus-kursus online kita dapat memerdekakan pikiran dari keterpurukan dengan mindset positif. 

Langkah dan aktivitas boleh saja terbatas akan  tetapi covid-19 tidak akan pernah mampu membatasi  Pikiran Manusia.

Pemikiran yang merdeka akan menambah kreatifitas kita untuk dapat terus produktif. Akan selalu ada jalan dalam pemikiran yang sehat dan merdeka. 

Saya juga melihat beberapa teman malah mampu berjualan beragam produk di media sosial. Padahal ini jauh dari pasion mereka  sebenarnya yang bekerja sebagai PNS,  guru, pekerja LSM/NGO, driver ojek online, kontraktor dan lain sebagainya. Satu hal yang saya ketahui sejak dahulu, mereka adalah  orang-orang yang berpikiran merdeka sejak mahasiswa.

2. Menjaga perilaku hidup hemat.

Ilustrasi hemat uang (Thinkstock/fitriyantoandi)
Ilustrasi hemat uang (Thinkstock/fitriyantoandi)

Kestabilan ekonomi negara juga akan dipengaruhi oleh kesetabilan keungan individu dari rakyatnya. Upaya mepertahankan sistem stabilitas keuangan  tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh komponen bangsa terutama rakyat.

Setiap individu harus  dapat memberi peran dengan menjaga kestabilan keuangannya sendiri. Hemat disini dalam artian dengan berbelanja secara cerdas berdasarkan pola konsumtif yang tepat dan Menyesuaikan dengan kebutuhan, bukan hanya melihat dari faktor keinginan.

Ketika sebagian besar warganya stabil dalam sistem keuangan maka dapat dipastikan negara dapat bertahan dari segala goncangan yang bersifat sistemik.

3. Cerdas Dalam Berhutang

Perilaku cerdas dalam berhutang juga harus diperhitungkan dengan melihat rasio pendapatan dan pengeluaran. Bank Indonesia telah mengatur hal ini dengan membuat instrumen LTV/FTV demi menjaga masyarakat dalam melakukan hutang. 

Rasio Loan to Value atau Financing to Value (LTV/FTV) adalah rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank Umum Konvensional maupun Syariah terhadap nilai agunan berupa properti pada saat pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan hasil penilaian terkini. Sedangkan Uang Muka Kredit/Pembiyaan Kendaraan Bermotor adalah pembayaran di muka sebesar persentase tertentu dari nilai harga kendaraan bermotor yang sumber dananya berasal dari debitur atau nasabah. 

Instrumen ini akan mengatur sistem perbankan kita dalam  mengatur pemberian kredit kepada masyarakat. Ketika perekonomian lesu dan daya beli masyarakat rendah BI akan menurunkan uang muka kredit perumahan ataupun kendaraan bermotor. Kemudian pada saat daya beli masyarakat tinggi dimana perekonomian sudah over confidence maka BI akan meredamnya dengan menaikkan uang muka pada kredit kendaraan bermotor dan investasi perumahan.

4. Optimalisasi UMKM

Untuk menjaga perekonomian dapat terus berputar maka salah satu cara adalah dengan tetap menggerakkan UMKM sebagai motor ekonomi mikro. Hal ini penting menjaga putaran ekonomi ketika  pandemi covid-19 telah melumpuhkan ekonomi Indonesia. Menjaga UMKM terus bergerak akan mampu mempertahankan PDB (Production Domestic Bruto) Indonesia. 

Seorang sahabat saya telah berhasil menggerakkan perekonomian para pedagang tradisional binaannya di pajak(pasar) sentral kota Medan melalui fanpage @dapursabuku (saya telah ulas diartikel berikut )

Tidak hanya itu beberapa teman saya yang lain juga turut berjualan dengan mengambil produk langsung lewat petani untuk dijual melalui media sosial. Ada yang jualan alpukat, tilam (kasur dari kapas), bantal, markisa, kopi dan lain sebagainya melalui media sosial. 

Pada hakekatnya selain memenuhi kebutuhan sendiri, mereka juga turut menggerakkan perekonomian petani ataupun UMKM.

5. Mencintai Produk dalam Negri

sumber: www.logotypes101.com 
sumber: www.logotypes101.com 

Tetap menggerakkan industri dalam negri tentu menjadi salah satu hal yang penting dalam menjaga SSK. Kwalitas Produk dalam negri tidaklah kalah dengan produk luar negri jadi prioritaskan lah menggunakan produk dalam negeri. Ada sebuah falsafah batak yang mampu menggambarkan hal ini: 

Dang tumagon tu halak adong do hita (Tidaklah lebih bagus kepada orang lain jika adanya orang kita)

Ketika kebutuhan kita akan sebuah produk yang ternyata telah diproduksi didalam negri, alangkah baiknya kita memilih menggunakan produk dalam negri. Hal ini penting dalam rangka menjaga tetap berjalannya industri dalam negeri.

Kelima hal diatas merupakan beberapa hal yang dapat kita  lakukan dalm mendukung program SSK Indonesia.  Tidak semua orang  bisa melakukannya  secara keseluruhan. Teman-teman bisa melakukan variasi lain dalam mendukung SSK Indonesia.

Ambil contoh dalam optimalisasi UMKM. Saya pribadi tidak memiliki cukup kemampuan ataupun modal dalam berjualan online, akan tetapi saya menyadari jika bergeraknya  UMKM akan dapat menyokong PDB Indonesia, maka saya ikut memberi tanda like atau menshare jualan ataupun dagangan mereka melalui akun media sosial saya. 

Saya juga tidak melarang mereka mentag nama saya ketika menshare produk mereka. Kelihatan memang seperti hal yang sepele. Tapi tahukah anda berapa sumbangan anda kepada mereka? ketika ikut menshare postingan dagangannya? 

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Saya ambil contoh salah satu media sosial facebook. Untuk mengiklankan sebuah postingan pada fanpage bagi 800-2400 orang besar biaya yang diminta facebook adalah Rp 100.000,-. Kemudian jika akun anda memiliki pertemanan 5000 orang maka anda telah menyumbangkan Rp 200.000,- bagi salah satu UMKM.  Betapa berartinya perbuatan anda dalam mendukung mereka dan UMKM Indonesia.

Variasi lain mungkin dapat kita lakukan dalam upaya bergotong-royong menjaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia. Akan tetapi Kesadaran rakyat dalam berjuang bersamalah yang menjadi kunci dalam menghadapi krisis saat ini. Jangan biarkan pemerintah berjuang sendiri cerdas berperilaku pada situasi tidak pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun