Toko yang disebutnya Dapursabuku itu ternyata cuma menggunakan media sosial facebook didalam marketingnya. Melalui Fanpage Dapursabu_ku, Dia Selalu mengupdate harga setiap produk bahan pangan yang dijualnya. Para konsumen pun malah diijinkan memesan produk lain dengan menghubunginya lewat WA dan telpon.
Dengan metode tersebut Ruchon malah mampu membantu pedagang bangkit dari kesulitan saat ini. Berbekalkan kemampuan mengorganiser yang telah dipelajarinya bertahun-tahun diberbagai lembaga, Dia mampu melihat peluang untuk bisa membangkitkan para pedagang dari keterpurukan.
Dengan mutu dan kualitas yang baik, Ruchon mampu membuat harga produk yang diberikannya terjangkau dan berkelas  yang malah membuat pedagang bisa bertahan. Saat ini Ruchon pun mulai menembus pasar luar kota medan, bahkan hingga kejawa. Ia menjual produk ikan asin, ikan teri dan ikan kering yang  dikirim melalui paket ke pulau Jawa.
Dapursabuku mungkin hanyalah sebuah ide yang timbul dari pembicaraan warung kopi. Tapi semangat dalam mengabdi dan berbuat dengan pikiran positif akan mampu membuat sebuah ide menjadi harapan yang besar bagi para pedagang.
Siapa sangka jika para pedagang yang ada dibawah kordinasi dapursabuku malah bisa menembus pasar digital yang mungkin masih cukup sederhana. Update harga diberikan pedagang pada malam hari kepada admin dapursabuku, subuh hari produk pangan yang baru datang dari gunung ataupun laut  mereka sortir lalu dikemas berdasarkan pesanan. Produk kemudian mereka berikan kepada Dapursabuku untuk dichek kualitas lalu diantar kepada konsumen.
Dengan dana yang bisa dikatakan terbatas, tidak semua pedagang mampu dikordinir untuk dapat bekerja dalam sistem sederhana yang dibangun oleh Ruchon. Pemerintah kota medan  harusnya bisa melihat peluang ini untuk bisa menjaga stabilitas perekonomian para pedagang tradisional.
Jika selama ini kita memuji para Unicorn akan ide-ide brilian mereka dalam marketing online, bukankah hal yang wajar jika  kita juga harus memperhatikan para pedagang tradisional yang berusaha  menembus market digital dalam sebuah kesederhanaan?