Sudah jatuh tertimpa tangga istilah ini sepertinya layak untuk menggambarkan nasib dari para peternak babi saat ini. Wabah yang telah menyerang para peternak babi pada tahun 2019 sudah memporak-porandakan perekonomian para peternak babi. Lebih dari 47 ribu ekor babi telah mati dan menimbulkan kerugian bagi para peternak di Sumatera Utara.
Belum hilang luka tersebut para peternak dihadapkan  wabah baru menyerang sendi-sendi perekonomian mereka. Sepertinya pemerintah daerah maupun pusat sudah lupa dengan nasib mereka. Janji-janji untuk mengembalikan perekonomian mereka pun tidak menjadi prioritas pemerintah ditengah pandemik  virus corona.
Info Wabah Virus ASF sendiri sepertinya sudah hilang dari peredaran, Seingat saya Virus ASF terakhir kali sudah menyerang provinsi NTT. Ntah bagaimana nasib para peternak disana saat ini. Mungkin mereka juga mengalami stress berat karena  terlupakan.
Para peternak tentu maklum dengan kondisi saat ini, akan tetapi disisi lain mereka pun bingung untuk dapat survive. Bekerja ? Perusahaan mana yang mau terima mereka pada situasi saat ini. Beternak Kembali? Anti virus ASF ataupun vaksin virus ASF belum ditemukan.Â
Pemerintah daerah Sumut sendiri sebenarnya sempat berjanji akan memberikan solusi kepada para peternak babi yang mengalami kerugian akibat virus ASF (baca: ini). Tapi semuanya sepertinya hanya untuk meredam aksi masa #savebabi.
Sebelum wabah  virus corona merebak di Indonesia kita tidak melihat aksi nyata dari pemerintah daerah untuk membantu para peternak yang mengalami kerugian. Pemberian bantuan berupa pinjaman lunak untuk modal para petani tidak kunjung diturunkan atau disosialisasikan. Disisi lain paska wabah virus ASF harga babi pun masih cukup murah dengan harga Rp 18.000,-/kg , dan itu masih jauh dari modal Rp20.000,-/kg untuk peternak tradisional.
Bantuan bibit berupa ternak pengganti sebenarnya cukup diperlukan pada situasi saat ini. Dalam situasi yang tidak pasti, harusnya ini momentum tepat  bagi pemerintah daerah untuk membangkitkan UMKM peternakan yang telah mati karena wabah virus ASF (Africa Swine Fever).Â
Perekonomian negara sudah porak poranda saat ini,banyak perusahaan  terancam melakukan phk masal karena tidak dapat produktif lagi pada situasi pandemi  virus corona . Negara butuh penyokong dalam menggerakkan perekonomiannya dan saat ini yang paling memungkinkan adalah dengan menggerakkan UMKM yang memiliki resiko kecil untuk terkena dampak  virus corona.Â
Sektor pertanian dan peternakan cukup jauh dari resiko paparan virus Corona karena jauh dari aktivitas masa yang besar. Ini sebuah peluang bagi pemerintah untuk dapat menggerakkan perekonomian sembari membangun ketahanan pangan.Â
Pemerintah pusat memiliki kebijakan Makroprudensial , Secara sederhana kebijakan makroprudensial "SSKperiode1" merupakan penerapan prinsip kehati-hatian pada sistem keuangan guna menjaga keseimbangan antara tujuan makroekonomi dan mikroekonomi. Kebijakan makroprudensial lebih berorientasi pada sistem secara keseluruhan.Â
Dengan demikian, fokus kebijakan makroprudensial tak hanya mencakup institusi keuangan, namun meliputi pula elemen sistem keuangan lainnya,seperti pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, dan infrastruktur keuangan. Ini disebabkan kebijakan makroprudensial merupakan kebijakan dengan tujuan akhir meminimalkan terjadinya risiko sistemik. (Sumber Pak Yusuf Alamudin).
Pembangunan sektor UMKM pertanian tentu akan sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan kebijakan makroprudensial. Ketika sektor mikro terus bergerak maka stabilan sistem keuangan pun dapat dipertahankan. Sebagai negara agraris kita punya modal dalam menghadapi situasi perekonomian dunia saat ini.
Dengan memberikan pinjaman modal mungkin sangat beresiko saat ini. Kemungkinan terjadinya kredit macet sangat besar. Upaya terbaik untuk para peternak korban virus ASF adalah dengan memberi bantuan berupa bibit ternak lain baik itu ayam , bebek atau kambing. Resiko yang diakibatkan  oleh kredit macet dapat terhindarkan.
Para petani juga harus disokong agar dapat kembali lebih menggiatkan sektor tanaman pangan tidak hanya tanaman kelapa sawit. Memberi bantuan berupa bibit berkwalitas dan pupuk bersubsidi menjadi kunci keberhasilan menjaga kestabilan bahan pangan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh pemerintah ketika bantuan diberikan kepada petani dan peternak :
1. Sektor UMKM akan bertumbuh dan akan menggerakkan perekonomian masyarakat kecil dan pastinya kemungkinan terbukanya lapangan kerja baru.
2. Pemerintah akan tetap menjaga kestabilan stock pangan karena ketersediaan bahan pangan.
3. Tidak ada kemungkinan terjadinya kredit macet karena bantuan diberikan berupa bibit ternak, bibit tanaman, pupuk dan pakan. ( Ini harus dalam pengawasan pemerintah pastinya).
Para penyuluh pertanian dan peternakan tentu menjadi ujung tombak dalam hal ini. Mereka harus digerakkan dengan tetap menjaga keselamatan mereka ditengah pandemi  virus corona ini. Penyuluh  tentu dapat menganalisa potensi-potensi petani atau peternak yang dapat dibangkitkan dalam disituasi saat ini.
Kartu Pra Kerja Dalam Peningkatan Kwalitas dan Kwantitas Petani/Peternak.
Program kartu prakerja pada awalnya diprogramkan Jokowi dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kwalitas para fresh graduate, pencari kerja dan karyawan  korban PHK. Akan tetapi pada masa pandemi  virus corona, program ini sepertinya digunakan untuk menjadi salah satu solusi pemerintah bagi para pekerja yang terkena dampak wabah ini.
Bukan sesuatu yang salah sebenarnya, karena pada hakekatnya para pekerja pun banyak mengalami dampak pemutusan kerja sepihak. Tidak hanya mereka, para peternak yang terkena dampak wabah virus ASF pun dapat  ikut program ini, Demikian juga para petani yang mengalami kegagalan panen.
Ada sedikit kekurang dari program tersebut, kurangnya sebuah upaya pemerintah dalam upaya membangun UMKM baru dibidang agribisnis melalui program tersebut. Saya melihat pemerintah lebih mengarahkan kepada pelatihan dalam upaya meningkatkan skill pekerja saja.
Saya coba menelusuri beberapa program pelatihan online yang ada di beberapa lembaga yang ditawarkan oleh situs kartu pra kerja, Semua pelatihan lebih memfokuskan kepada pelatihan skill untuk menjadi karyawan yang berkualitas. Tidak ada yang salah memang, Akan tetapi dengan ketidakpastian situasi ekonomi saat ini, sepertinya untuk 4-6 bulan kedepan belum ada perusahaan yang akan melakukan recruitment untuk karyawan baru.
Ada beberapa program paket pelatihan yang diberikan oleh skill akademy untuk pengembangan umkm tapi lebih kepada bisnis online dan tidak ada satupun pelatihan yang berbau agribisnis.
Melalui program kartu pra kerja sebenarnya pemerintah dapat membangun UMKM baru dengan memberikan pelatihan pertanian dan peternakan secara online. Pada hakekatnya tidak semua orang dapat menjadi petani/peternak akan tetapi dengan program kartu pra kerja pemerintah juga dapat menjaring pelaku-pelaku usaha baru ditengah pandemi  virus corona.
Sayangnya program-program pelatihan seperti hama penyakit ternak, penyusunan ransum pakan ternak,  metode penyuntikan ayam, metode penanaman jagung, padi dan lain-lain tidak ada pada lembaga yang direkomendasikan kartu pra kerja. Padahal kita memiliki sarjana-sarjana cerdas yang ahli  untuk melakukan pelatihan tersebut.
Pelatihan ini sangat penting karena menjadi salah satu metode dalam menjaring calon-calon pengusaha berkualitas dibidang pertanian ataupun peternakan. Kualitas dan kwantitas peternak/petani kita juga harus ditingkatkan untuk menjamin stabilitas pangan. Kestabilan pangan tentu akan menjadi dasar kuat bagi bangsa ini untuk dapat bertahan.
Melalui kartu pra kerja pemerintah dapat menyadarkan para pencari kerja jika ada peluang yang dapat dimaksimalkan pada situasi saat ini. Serifikat yang diperoleh tentu dapat menjadi dasar pemerintah dalam memberikan bantuan berupa bibit kepada para petani/peternak baru ataupun menjadi dasar untuk mengambil pinjaman berbunga rendah.Â
Secara pengetahuan mereka dibekali sehingga tidak terlalu sulit untuk dibimbing dalam memajukan pertanian/peternakan Indonesia. Bukan tidak mungkin karyawan-karyawan yang mengalami pemutusan kerja secara sepihak malah lebih berhasil setelah bertani ataupun beternak.
Keberhasilan dalam membangun UMKM baru dibidang pertanian/peternakan tentu akan meningkatkan ketahanan pangan, menggerakkan sektor ekonomi mikro dan menyokong kebijakan makroprudensial negara Indonesia. Bukan tidak mungkin ketika pandemi  virus corona telah mereda, Indonesia akan muncul menjadi kekuatan baru di Sektor pangan Dunia.
Para Pencari Kerja dalam Situasi Pandemi Virus Corona.
Kemudian bagaimana kita dapat bertahan atau survive dalam situasi saat ini? Ada sebuah istilah "Siapa yang dapat membaca tanda-tanda jaman maka ia akan bertahan". Â Adalah terlalu naif jika kita menyalahkan pemerintah dalam situasi saat ini. Pemerintah mana yang mau rakyatnya terkena wabah pandemi virus corona?Â
Pemerintah sudah melakukan segala upaya untuk dapat memutus rantai penyebaran virus corona dan menekan efek lanjutan pandemi ini. Â Sekarang adalah waktu yang tepat bagi kita agar dapat berperan serta dalam setiap kebijakan pemerintah.Â
Kartu pra kerja mungkin hanya sebuah solusi sementara tapi bukan solusi utama. Setiap Individu harus berperan aktiv dalam situasi saat ini dengan mendukung kebijakan makroprudensial pemerintah.Â
Ada banyak cara-cara sederhana yang dapat kita lakukan saat ini seperti tidak  melakukan aksi borong bahan pangan, penarikan dana simpanan besar-besaran  direkening ataupun deposito. Stabilitas keuangan keluarga harus dapat kita jaga secara mandiri.Â
Tabungan bahan pangan juga dapat kita lakukan secara mandiri tetapi tidak dengan memborong bahan pangan. Kita dapat menanam  sayur-saturan apabila memiliki lahan kosong ataupun secara sederhana di halaman rumah kita. Beternak ayam, memelihara ikan pun dapat menjadi tabungan bahan pangan kita kedepannya. Ingat apapun situasi yang mungkin terjadi, Manusia cuma butuh makan untuk dapat tetap hidup.
Saya pribadi saat ini coba beternak ayam setelah mengalami wabah yang menewaskan puluhan ekor ternak saya. Dilahan kosong saya tanam ubi dan beberapa jenis sayuran, bukan hanya untuk kebutuhan saya saja, tetapi dapat menjadi pakan alternatif bagi unggas saya.Â
Paling tidak itulah metode sederhana saya dalam mendukung kebijakan makroprudensial pemerintah. Jikapun suatu saat beras tidak ada saya memiliki ubi untuk cadangan karbohidrat, telur dan daging ayam sebagai cadangan protein.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H