Traveling bagi sebagian orang mungkin akan lebih nikmat ketika menggunakan sepeda motor. kebebasan dalam menentukan jalur perjalanan, sensasi melihat view keindahan alam  secara langsung tampa dihalangi kaca dengan hembusan angin yang menerpa tubuh seringkali membuat ketagihan.
Sebagai seorang petualang saya sudah terbiasa melakukan traveling sejak mahasiswa. Tergabung dalam sebuah komunitas youth earht comunity membuat saya telah mengelili seluruh pelosok Danau Toba melalui jalur darat dan perairan danau toba.
Hobi tersebut ternyata tidak terhenti begitu saja setelah tamat kuliah. Seperti sebuah candu, setelah bekerja di sebuah perkebunan swasta saya tetap meneruskan hobi saya menerabas medan berat kawasan pedalaman Indragiri Hulu. Bukit Tigapuluh, Hulu Ekok hingga perkampuangan pedalaman 19 kebatinan talang mamak saya jelajahi.
Sampai akhirnya terjadi sesuatu. Tepat di pertengahan tahun 2013 ketika liburan hari raya Idul Fitri, Saya bersama anggota saya sepakat untuk pulang ke Medan bersama menggunakan sepeda motor  saya. Dari Belilas kami menghabiskan waktu 18 jam untuk sampai kekota Medan dengan tidur 3 jam di SPBU.Â
Pulang kampung sih tidak jumpa masalah dan kendala. Mungkin karena kondisi tubuh masih segar ditambah semangat yang sangat besar untuk berjumpa keluarga di kota kelahiran.Â
Siapa sangka saat perjalanan pulang setelah liburan telah selesai kami berdua mengalami bencana yang tidak disangka. Berangkat pukul 10 malam dari kota Medan untuk kembali ke kota belilas kami mengalami kecelakaan. Sepeda motor saya diserempet oleh sepeda motor yang dibawa oleh anak remaja tanggung. Kami berdua terjatuh dan terguling sekitar 2 meter dan penyerempet malah kabur.
Mungkin penyertaan Tuhan masih bersama kami. Luka yang kami alami cuma lecet  dan kendaraan tidak alami kerusakan parah dan hanya mengalami kerusakan di stang saja.
Tapi kami alami luka mental yang cukup parah. Bagaimana tidak, sebuah mobil Colt diesel yang berjalan dari arah berlawanan tepat berhenti berjarak 2-3 meter dari tempat kami terjatuh. Supir truck tersebut ternyata sudah memprediksi jika kami akan crash ketika motor kami akan dipotong dari kiri oleh motor lain.Â
Setelah beristirahat dan mengobati luka yang kami alami kami pun ke bengkel terdekat dan lanjutkan perjalanan dengan hati-hati.
Seperti masih trauma, saya yang biasa senang berkeliling di akhir pekan malah beralih ke hobi saya yang lain memancing disebuah sungai yang cukup terkenal Taluk Kwantan daerah air molek. Disungai ini masih sering ditemukan ikan Monster yang membuat saya senang memilih spot disana.
 Ntah apa yang ada dipikiran saya sambil tiduran saya tunggu joran saya. Tepat diujung kaki,  saya saya melihat seekor ular cobra kecil menjalar spontan kaki saya tarik. Ular kecil itupun menaikkan kepalanya seakan ikut terkejut karena reaksi saya. Joran langsung saya gulung dan pulang dengan seekor ikan juaro (sejenis ikan sembilang) kisaran ukuran 1.5 kg.