Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Layangan Putus Vs Sapu Patah Ahok

16 November 2019   13:46 Diperbarui: 16 November 2019   13:49 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layangan Putus VS Sapu Patah | Dok. pribadi

Dunia maya dihebohkan dengan kisah sendu dari Mama ASF yang berjudul layangan putus. Mengisahkan tentang kisah nyata seorang Istri yang kehilangan suami karena menikah dengan wanita lain. 

Penuh dengan keharuan membaca kisah perjuangan seorang Ibu yang harus berjuang sendiri untuk membesarkan buah hatinya.
Hal yang paling membuat kesal banyak pembaca adalah bagaimana bisa seorang pria mampu meninggalkan wanita yang telah ikut memperjuangkannya dari nol hingga mencapai kesuksesan demi perempuan lain yang baru dikenalnya. Tega meninggalkan istri dan anak-anaknya yang masih membutuhkan kasih seorang ayah.

Tentu saja hal ini menimbulkan sebuah mindset baru bahwa pria akan selalu mencari wanita pengganti ketika telah mencapai sukses berkaca dari cerita layangan putus.

Adalah baik bagi para pembaca kisah tersebut memandang apa yang terjadi dalam kisah layangan putus hanya tertuju pada oknum karena tidak semua pria sama seperti yang ada dalam kisah tersebut.

Bagaiman dengan Ahok? Seorang Pria yang dicurangi oleh wanitanya karena membina hubungan dengan teman mantan  istrinya dahulu (penulis sebut kisah Sapu Patah).

Perjuangan Ahok dalam  melakukan reformasi pemerintahan didaerah DKI Jakarta  menempuh banyak peluh dan keringat. Lawan-lawan politiknya menyerang tampa henti. Unjuk rasa berjilid-jilid dilakukan untuk menumbangkan Ahok dari pucuk pimpinan DKI Jakarta. Sampai akhirnya Ahok pun tumbang oleh sebuah kasus penistaan agama dan masuk penjara dan tidak lama kemudian kita mendengar ahok menuntut cerai istrinya VT,karena telah berlaku curang.

Apa yang terjadi pada Ahok membuat kita juga harus menyadari bahwa betapa Pria ini sungguh sangat kuat, ditengah hantaman musuh politiknya wanita yang sangat dikasihinya bermain dua. Beban yang ditanggung Ahok bukan saja harus memperbaiki DKI Jakarta tetapi memperbaiki Keluarganya saat itu.

Dari kisah yang beredar dimedia masa, ternyata Ahok telah berupaya untuk memaafkan VT  berulang-ulang hingga akhirnya mengambil keputusan untuk menggugat cerai VT ketika dipenjara, seperti sebuah sapu patah yang tidak mungkin kembali lagi demikianlah hubungan ahok dengan mantan istrinya.

Layangan putus dan sapu patah mungkin dua kisah yang berbeda dengan oknum yang berbeda. Tapi menunjukkan bahwa putusnya sebuah hubungan bukan karena disebabkan oleh pria saja karena wanitapun bisa berbuat curang.

Jika layangan putus mengisahkan pria yang meninggalkan wanita ketika mencapai kesuksesan maka sapu patah mengisahkan wanita yang berbuat curang ketika suaminya mengalami keterpurukan. Sebuah bentuk pola kasih yang tidak dipenuhi ketulusan.

Kehadiran orang ketiga tentu menjadi penyebab utama kandasnya sebuah hubungan. Dengan alasan cinta seringkali manusia bermain curang dibelakang pasangannya. Tapi inilah penduduk +62 sudah dicekoki dengan banyak  lagu tentang hubungan terlarang sehingga masuk kedalam alam bawah sadar dan menganggap hubungan terlarang adalah hal yang biasa.

 Semoga kedua kisah tersebut menjadi pelajaran yang berharga bagi kita dalam memilih pasangan  yang dapat setia hingga akhir hayat. Tetap meningkatkan benteng iman dan teruslah mengingat orang yang kita kasihi yang menunggu anda dirumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun