Mohon tunggu...
Andri Setiono
Andri Setiono Mohon Tunggu... -

saya bekerja keras dan patuh dengan peraturan yang berlaku, menghargai pendapat kawan, menulis untuk kedamaian hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Sistem IT KPU Sudah Aman?

14 Februari 2014   17:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13923721971941437868

[caption id="attachment_295471" align="aligncenter" width="451" caption="Rawannya Sistem IT KPU - Sumber: pyssa4d.blogspot.com"][/caption]

Sistem teknologi informasi (IT) Pemilu menurut  KPU masih lemah dan rawan kebocoran. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka sangat mungkin terjadi kecurangan dalam perhitungan suara hasil pemilihan umum, pemilihan anggota legislatif (PILEG)maupun pemilihan presiden (PILPRES).

Sebagaimana Andi Wijayanto (pengamat politk dari UI) mengatakan, pihaknya mencium adanya indikasi upaya melakukan kecurangan dengan mengutak-atik sistem IT KPU tersebut. Potensi adanya kecurangan dan pencurian suara dengan memanfaatkan kelemahan IT sengaja mereka sampaikan dengan maksud agar pihak-pihak yang berniat iseng tersebut mengetahui bahwa terdapat lembaga maupun organisasi yang memantau dan mengawasi gerak-gerik mereka (hacker iseng tersebut).

Andi menambahkan, pasca pembatalan MoU dengan Lemsaneg untuk mengamankan dan sistem IT Pemilu, KPU hingga kini belum membentuk konsorsium pengamanan data. Dilain pihak, berdasarkan kajian dan pantauan yang dilakukannya bersama  dengan Pokja Netralitas, ditemukannya masih banyak celah upaya untuk mensiasati perolehan suara dengan cara curang, dimana hal tersebut masih sangat dimungkinkan untuk terjadi

Andi Wijayanto bahkan menjelaskan, tahap perhitungan melalui sistem IT bisa ada potensi pencurian suara oleh salah satu parpol hingga 7% tanpa teridentifikasi.”Tapi kalau serakah, curi sampai lebih dari 7%, pasti mudah terindifikasi, kalau ingin aman harus kordinasi dan kerja sama dengan penyelenggara pemilu”

Menurutnya, suara hingga 7% bisa dicuri melalui IT layaknya pencurian uang melaluirekening dan pengambilanangka yang tidak teridentifikasi. Dia mencontohkanjikalau pembobolan rekening menggunakan metode mengambil bagian kecil (partial) dari sekianbanyak uang, makapencurian dalam perhitungan sistem ITjuga berpola sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun