Mohon tunggu...
Shiva Bayu
Shiva Bayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer

a reader who try making good writing...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Takdir Untuk Sukhoi

11 Mei 2012   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:26 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena saya tidak berpengetahuan cukup di dunia penerbangan maka tidak sepantasnya saya memberikan analisa yang akurat tentang peristiwa naas tertabraknya pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia dengan dinding terjal 85° di Gunung Salak. Sya hanya bisa mengucapkan Inalilahi wainnailaihi rojiun, semua yang bernyawa pasti akan kembali kepada Allah SWT melalui jalan kematian.

Dimanapun maut pasti akan menjemput semua mahluk hidup, walaupun bersembunyi dalam benteng kokoh sekalipun. Karena itu adalah "Takdir" suatu elemen dan perangkat lunak yang sudah disusupkan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta dalam tubuh semua mahluk hidup yang diciptakannya yang sewaktu waktu akan bekerja sesuai expire datenya (tanggal kadaluwarsanya).

Hanya terkadang kita sama sekali tidak mengharapkan kematian akan menjemput dengan cara yang mengenaskan, seperti kecelakaan lalu lintas, tertimpa bangunan dalam gempa bumi, tenggelam di pusaran tsunami, ataupun dibunuh secara sadis oleh penjahat. Kita sebagai manusia normal ingin kematian yang indah, dikelilingi sanak saudara tercinta, dimanjakan dengan doa doa, penuh kedamaian dan rasa lega. Tetapi berpulang pada IC dalam tubuh manusia yang bernama "Takdir" yang telah diprogram untuk menentukan kapan ia lahir, kapan ia menikah, kapan ia mempunyai anak, dimana rezekinya, dan dengan cara apa ia akan mati.

Saya juga terkadang khawatir jika sedang naik pesawat, sebelum take off saya berdoa menurut agama Islam yang saya anut, agar saya selamat, dan juga kebiasaan buruk saya selama di darat seperti menggunjing, memaki, marah marah, berkata kotor atau melakukan tindak asusila langsung saya stop begitu menaiki pesawat.  Jadi lebih baik berdoa dan jaga mulut serta hati agar tidak naas saat penerbangan.

Dari hasil browsing saya mencari data ternyata Gunung Salak telah beberapa kali menerima benturan keras dari pesawat antara lain:

Pada 10 Oktober 2002 Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Kaki Gunung Salak Bogor, korban satu tewas.

Pada tangga 29 Oktober 2003 Helikopter Sikorsky S-58T Twinpack TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, kaki Gunung Salak, Korban tewas 7 orang.

15 April 2004 sebuah Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates jaya Cijeruk, kaki Gunung Salal merenggut nyawa dua penumpangnya.

20 Juni 2004 pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk Kaki Gunung Salak menewaskan 5 orang.

Juni 2008 Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung SAalak, di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut, menewaskan 18 penumpang dan awak pesawat.

30 April 2009 Pesawat latih Donner milik Pusat pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo di kaki Gunung Salak korban tewas 3 orang.

dan yang terbaru adalah Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang membawa sekitar 50 penumpang menabrak dinding tebing dengan kemiringan 85° di puncak satu Gunung salak dan diduga menewaskan seluruh penumpangnya. Subhanallah.

Ada yang menyebutkan bahwa kawasan Gunung Salak adalah tempat angker dan wingit di Bumi Parahiyangan. Karena Jawa adalah lautan Gunung, diberkahi oleh Tuhan lewat Gunung Berapi yang membuat tanahnya subur, dan menurut sesepuh Keraton Yogyakarta, bahwa di Jawa ada tiga Gunung sakral yang menjadi tempat bertapa orang orang jaman purba hingga raja raja yang berkuasa, yaitu Gunung Lawu, Gunung Merapi dan Gunung Salak. Di Gunung Salak ada pusat wilayah Kerajaan Pajajaran yang mana daerah kawasan kota Bogor termasuk Istana Bogor adalah pusat kosentrasi kekuatan pemimpin pemimpin yang menguasai pulau Jawa sebagai sentral Nusantara. Prabu Siliwangi hingga Bung karno selalu rutin bermeditasi di sejumlah tempat di Kaki Gunung Salak. Ada juga situs tempat Prabu Siliwangi membangun kerajaannya di Gunung Salak yang dijaga oleh Macan Hitam. Bahkan menurut penduduk setempat seekor burung saja bisa tertarik oleh pusat medan magnet kekuatan Gunung Salak dan jatuh mati. Wallahualam.

Berita terakhir yang saya dengar adalah bahwa pada saat penerbangan Sukhoi melintasi Gunung Salak, awan setinggi 37.000 Kaki menyelimuti Gunung Salak dan mengaburkan jarak pandang hingga 100%. (Data Multifunctional Transport Satelites / MTSAT) logikanya Pilot mencoba menghindari awan tebal itu dengan terbang melebihi 37.000 kaki (yang sangat tidak mungkin) atau pilihannya belok kiri atau kanan atau "Turun" hingga ketinggian 6000 kaki, sementara Tinggi Gunung Salak adalah sekitar 7000 kaki, kecepatan pesawat 5 kali lipat dari kecepatan bus super executive, sangat beresiko menabrak pilar pilar tajam Gunung Salak, dan kenyataan menunjukan Pesawat Sukhoi menabrak dinding Gunung Salak di ketinggian 6000 meter.Wallahualam.

Kini penyelidikan terus dilakukan dan bergantung pada black box yang dapat memberikan informasi tentang kejadian pas kecelakaan pesawat itu terjadi. Para analis yang berlatar belakang ilmuwan dengan logika dan paranormal yang bergantung pada kekuatan supranatural terus memberikan analisis mengenai tabrakan Sukhoi Superjet 100 ini dengan dinding terjal Gunung Salak. Alam tidak statis seperti kita lihat, Gunung tidak diam seperti kita amati, tetapi bergerak, entah kita tidak tahu ada aliran magma atau kekuatan magnet di dalam Gunung yang mempengaruhi benaa benda disekelilingnya, bahkan mempunyai kekuatan untuk menguasai benda benda tersebut menjadi miliknya.Manusia hanya bisa menikmati alam, menjelajah alam, dan sedikit saja yang bisa merasakan perasaan Alam.

Pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang melakukan JOY Flight telah selamat mengantarkan penumpangnya sampai kehadiratNya. (Andri S)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun