Juli                  : 1 hari pulang lebih awal
Agustus           : 10 hari tidak hadir
September     : -
Oktober          : 1 hari tidak hadir
=========================================================
Memalukan? Tentu saja. Memang, ketidakhadiranku di kantor bisa jadi karena sedang sakit, ada tugas luar, libur nasional, ijin, atau cuti pulang kampung. Tapi tetap saja tidak enak dilihat. Laporan ini seperti membeberkan semua daftar kesalahanku.
Kini, laporan absensi itu akan dikaji oleh para pimpinan sebagai bahan perhitungan tunjangan remunerasi. Perlukan laporan absensi itu diperbaiki? Diutak-atik agar enak dilihat dan tunjangan remunerasinya tidak dipotong? Diedit-edit agar tidak jadi bahan pertanyaan pimpinan? Hmmm, aku pikir tidak perlu.
Jika laporan absensi itu diperbaiki, maka Reformasi Birokrasi hanyalah mimpi. Jika laporan absensi itu diutak-atik, maka Reformasi Birokrasi hanyalah omong kosong. Biarlah laporan absensi itu tercetak apa adanya. Biarlah kesalahan-kesalahan kita itu menjadi pelajaran. Pelajaran agar kita menjadi lebih baik lagi di masa depan. Sama halnya dengan kisah musang pembajak sawah itu, yang terjadi sekitar 23 tahun yang lalu.
***
(Didedikasikan untuk Riki Gumilar, teman sebangku yang berhasil meyakinkanku bahwa musang adalah hewan pembajak sawah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H