Mohon tunggu...
Andri Saleh
Andri Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku bukanlah siapa-siapa, hanyalah seorang lelaki 32 tahun, suami dari seorang istri, bapak dari dua anak. Aku pun bukan seorang penyair, hanyalah seorang pemimpi yang menuliskan mimpi-mimpinya dalam bentuk coretan di atas kertas :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jebakan Zona Nyaman

11 Oktober 2012   02:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:57 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Panyabungan, 11 Oktober 2012.

Heran. Itu yang aku rasakan ketika setiap melihat ribuan sarjana sangat antusias untuk melamar menjadi PNS. Mereka rela antri berjam-jam untuk mendapatkan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian), mereka pun rela berdesak-desakan untuk mendapatkan Kartu Kuning (Surat Keterangan Pencari Kerja). Memang apa istimewanya menjadi seorang PNS? Begitu pikiranku. Itu dulu, lebih dari 10 tahun yang lalu.

Kini, dengan suatu takdir yang sama sekali tak aku pahami, aku sendiri menjadi seorang PNS. Sudah lebih dari 3 tahun aku menyandang status abdi negara ini. Untuk awal-awal, aku belum terlalu merasakan keistimewaan seorang PNS. Biasa-biasa saja, seperti halnya pegawai swasta. Namun, setelah 2 tahun berselang, barulah aku tersadar. Ada sesuatu yang istimewa dengan status PNS-ku itu. Aku merasa NYAMAN.

Maksud nyaman di sini bukan karena santai-santai dan bebas bekerja semaunya. Bukan itu, kawan. Pekerjaan justru selalu menumpuk dan malah saling tumpang tindih. Ada kalanya lembur di hari Sabtu atau Minggu. Belum lagi masalah disiplin yang sangat ketat. Masuk jam 07.30 WIB dan pulang jam 16.00 WIB. Nah lho, jadi nyaman seperti apa?

***

Selama menjadi PNS, aku hanya perlu datang pagi dan pulang sore. Di kantor, aku mengerjakan apa yang memang harus dikerjakan. Terkadang lembur jika pekerjaannya overload atau mendekati deadline. Jika memang sedang tidak ada kerjaan, paling internetan, facebook-an, nonton TV, main game Zuma, atau ngobrol ngalor ngidul. Lihatlah, aku hanya perlu melakukan itu saja.

Bagaimana dengan pelanggaran disiplin kerja? Paling hanya berupa teguran lisan atau teguran tertulis. PHK amatlah langka dalam dunia PNS. Mungkin jika sudah melakukan tindakan kriminal, barulah diberhentikan. Dengan kondisi ini, aku tak perlu merasa khawatir. Tenang saja. Lagi-lagi aku merasa nyaman.

Dari segi finansial, aku digaji setiap awal bulan. Ditambah dengan tunjangan dan honor-honor kegiatan. Belum lagi rencana remunerasi yang baru saja disetujui oleh DPR. Ketika nanti masa kerja habis, mungkin aku menerima uang pensiun atau pesangon. Oh, bukankah ini sangat nyaman juga?

***

Nyaman adalah suatu kondisi dimana kita tidak dituntut untuk berpikir keras. Kita merasa tidak perlu mengeluarkan ide-ide baru, tidak perlu melakukan sesuatu yang spektakuler, tidak perlu mencari tantangan. Cukup kerjakan saja apa yang diperintahkan, lalu dibayar. Selesai.

Aku berpikir, mau sampai kapan seperti ini? Pergi pagi, pulang sore. Aku dijejali dan disibukkan oleh pekerjaan yang sama setiap hari. Besoknya, begitu lagi. Bulan depan, begitu juga. Tahun depan, sepertinya tak ada yang berubah. Tahu-tahu menjelang pensiun - jika diberi umur panjang - aku merasa tidak  melakukan sesuatu yang luar biasa. Aku merasa masuk dalam jebakan. Jebakan zona nyaman.

***

Setahun belakangan ini, aku berusaha keluar dari zona nyaman. Aku sangat antusias melakukan hal-hal baru di luar pekerjaan rutin. Ini bukan berarti aku meninggalkan tanggung jawabku sebagai PNS. Aku tetap bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Namun, di sela-sela waktu aku isi dengan "pekerjaan lain". Tentunya masih ada hubungannya dengan instansi tempat aku bekerja.

Misalnya, aku mencoba membuat komik dan karikatur tentang dunia kerja, menulis buku, membuat desain baju olahraga instansi, menulis artikel-artikel di media sosial, sampai membuat desain kalender kantor. Malah, jika ada waktu luang, aku ingin membuat film dokumenter tentang pegawai di kantorku. Itu semua sama sekali tidak ada dalam schedule pekerjaan.

Apakah itu sia-sia? Aku pikir tidak. Setidaknya aku sudah melakukan sesuatu yang baru. Ide-ide kreatifku tak lagi dibendung, pemikiran-pemikiranku tak lagi dikungkung. Dengarlah, kawan. Aku telah mencoba keluar dari jebakan zona nyaman. Bagaimana dengan anda?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun