Menurut saya, tindakan Joe Biden dalam merangkul umat Islam bisa jadi hanya sebuah cara untuk mendapatkan suara lebih banyak. Selain itu, dalam debat dia seperti menekan Trump dengan cara menyinggung kesalahan Trump. Hal itu adalah cara yang mudah mendapatkan perhatian tanpa bersusah payah memikirkan masa depan.Â
Namun, itu hanya sebuah asumsi saya. Hal ini dikarenakan Biden merupakan Partai Demokrat dimana Partai Demokrat adalah partai yang mengadopsi nilai-nilai liberal (pro LGBT, pro aborsi, pro pernikahan sejenis), biasanya dikaitkan dengan kemajuan dan kesetaraan (sosialisme). Sebaliknya, Partai Republik mengadopsi nilai-nilai konservatif (antiaborsi, antiLGBT) dan juga penguatan ekonomi kerakyatan. Â Karena kedua partai punya paradigma berbeda, ini berdampak pada kebijakan luar negeri dan juga kebijakan domestik masing-masing partai.
Saya tahu bahwa umat beragama tidak melegalkan LGBT, tetapi bagaimana bisa seorang yang termasuk dalam kumpulan orang-orang yang pro LGBT dapat mendapatkan banyak suara dari umat beragama? Ini yang terkadang membuat saya merasa ada yang tidak beres.Â
Semoga saja apa yang saya pikirkan dan argumen yang saya tuangkan ini adalah salah.
Sumber : Â
Arif Budiwinarto . 8 November 2020. inews.id diakses dari https://www.inews.id/news/internasional/sempat-ucapkan-insya-allah-dan-kutip-hadits-nabi-ini-janji-joe-biden-kepada-umat-islam
JENNIFER FIONA SALIM. 30 Oktober 2020. katoliknews.co diakses dari https://katoliknews.com/2020/10/16/iman-katolik-dan-kehidupan-joe-biden/
Huminca Sinaga. 6 November 2020. zonapriangan.com diakses dari https://zonapriangan.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-46920852/inilah-perbedaan-pandangan-biden-dan-trump-soal-lgbt-dan-aborsi-oh-ternyata-begini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H