Mohon tunggu...
Andriono KurniawanMPd
Andriono KurniawanMPd Mohon Tunggu... Guru - kolumnis

Pemerhati dibidang sosial politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi: Nilai Pancasila yang Butuh Direfresh

20 Mei 2024   13:24 Diperbarui: 20 Mei 2024   14:02 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                Sejak Sekolah Dasar, kata "toleransi" berkali kali didengungkan oleh guru saya di pelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Hingga SMA, kata toleransi antar umat beragama tidak hilang untuk disyiarkan lebih lanjut dan di Universitas pun dapat 2 SKS mata kuliah Pendidikan Pancasila. Penanaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan instant untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Bahkan ada yang bilang bahwa pendidikan tentang toleransi antar umat beragama tidak akan pernah menemui garis finish.

                Ilmu yang sudah tertanam akan diuji oleh realita yang ada dimasyarakat. Tidak jarang terjadi misinterpretasi ketika seseorang dihadapkan pada sebuah fenomena dinamis padahal dia sudah menerima pendidikan tentang nilai-nilai Pancasila.

 historis dan empiris

                Apabila kita mengunjungi kota Kudus Jawa Tengah, kita akan mendapati keunikan yang hanya ada di kota sunan tersebut. Kudus adalah kota toleransi. Daridulu hingga sekarang, kita tidak mendapati adanya kuliner dari daging sapi. Sebagai gantinya adalah kuliner dari daging kerbau. Sate kerbau dijajakan di samping Masjid Kudus dan sekitarnya. Saat Idul Qurban pun yang disembelih bukan lah sapi melainkan kerbau hingga saat ini. Hal tersebut dilakukan karena ada larangan penyembelihan Sapi oleh sunan Kudus untuk menghormati penganut agama Hindu. Penghormatan ini menyebabkan umat Hindu menghormati Sunan Kudus dan sering mendengarkan ceramah Sunan Kudus.

                Hari Minggu di Papua adalah hari ibadah ke gereja. Semua toko, warung dan penerbangan lokal dihentikan. Semuanya bisa beraktivitas lagi di sore hari. Ketika ketentuan ini diterapkan khususnya di Manokwari sebagai kota Injil, tidak ada penolakan. Warga yang beragama lain bisa menerima ketentuan tersebut. Tidak ada protes sama sekali.

                Di Bali, ketika Nyepi berlangsung, semua warga Bali yang bukan beragama Hindu mematuhi peraturan daerah Bali. Bahkan umat Islam Bali  tahun ini memulai salat Tarawih perdananya di rumah masing-masing (tidak di Masjid) karena bertepatan dengan hari Nyepi. Bandara Ngurah Rai pun saat itu kosong . Di Bali pun tidak ada protes sama sekali.

                Dari dua fakta lapangan diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa toleransi di Indonesia sangat lekat dengan budaya bangsa yang tercermin dalam pribahasa "dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung". Dan ini berlaku juga secara lintas negara. Di Amerika Serikat, muslim bisa salat Jumat dengan catatan suara adzan tidak boleh keluar dari Masjid. Ketika saya ditugaskan belajar disana tepatnya di Statesboro, Georgia, kami salat Jumat di sebuah rumah kecil yang tertutup. Sama sekali tidak ada suara yang keluar dari rumah tersebut. Kami bisa salat Jumat tanpa gangguan dengan catatan sudah ada koordinasi sebelumnya dengan otoritas setempat.

                Begitupula di Korea Selatan. Salat Jumat di luar Ittaewon, juga ditempat tertutup dan tidak boleh ada suara adzan yang keluar dari tempat itu. Ini menimbulkan pesan bagi siapapun untuk "tahu diri" ketika hidup di tengah-tengah  masyarakat yang mayoritas berbeda agama dengan kita.

Selesaikan Secara Kekeluargaan

                Dari uraian diatas, mari kita segarkan kembali tentang apa makna toleransi itu. Sebuah kata yang mudah diucapkan namun susah untuk dipahami dan dipraktekkan oleh beberapa orang. Setelah kita berkontemplasi, belajar lagi, saya yakin tidak akan ada kasus-kasus yang mengakibatkan gesekan horisontal. Tidak akan ada kasus tersebut karena sudah terjalin komunikasi terlebih dahulu dengan warga setempat. Kunci dari semuanya adalah komunikasi dengan warga setempat apalagi jika warga setempat memiliki keyakinan yang berbeda dan jumlahnya mayoritas. Seperti halnya di Papua, di Bali, di Amerika Serikat dan di Korea Selatan, jika kita adalah minoritas dan bukan warga setempat alias pendatang, alangkah lebih baiknya menjalin komunikasi jauh-jauh hari terlebih dahulu dengan warga dimana acara akan berlangsung. Apabila mereka keberatan, maka kita harus legowo dan berdiskusi bagian mana saja yang membuat mereka keberatan.  Seperti halnya mereka yang minoritas dan tinggal di Papua, Bali, Amerika Serikat dan Korea selatan, yang minoritas lah yang sebaiknya aktif menjalin komunikasi terlebih dahulu.

                Membawa-bawa masalah ini pada ranah pidana akan memicu hal-hal serupa terjadi di wilayah lain padahal keharmonisan sudah berlangsung sejak lama. Selesaikan lah secara kekeluargaan. Inti dari dua kasus viral yang terjadi adalah adanya sumbatan komunikasi dan minimnya pengetahuan tentang makna toleransi. Semua warga Indonesia punya agama dan jumlahnya ada enam. Harus ada aturan main yang baku dan aturan main itu bernama toleransi antar umat beragama. Lunturnya nilai Pancasila di era sekarang ini adalah karena Pendidikan Pancasila tidak sekuat dahulu dan kurang memiliki sosok yang bisa diteladani sebagai seorang Pancasilais sejati.

(Andriono Kurniawan, kolumnis, Ketua GML provinsi Banten)       

               

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46813787

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cz4z9rjw7weo

https://www.suara.com/news/2024/05/07/223830/mahasiswa-ntt-diserang-saat-berdoa-rosario-di-serpong-pan-minta-polisi-usut-tuntas

https://travel.kompas.com/read/2023/06/06/215000927/mengapa-idul-adha-di-kudus-tidak-menyembelih-sapi-simak-sejarahnya?page=all

               

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun