Mohon tunggu...
andri muhammad
andri muhammad Mohon Tunggu... serikat pekerja seluruh indonesia -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

terserah

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pentingnya Jokowi Unggul di Jawa Timur

18 Desember 2018   14:45 Diperbarui: 18 Desember 2018   15:37 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hasil survei capres-cawapres di Jawa Timur baru saja dirilis. Adalah, The Iniatives Institute yang melakukan survei terkait tingkat popularitas, kesukaan, dan elektabilitas para kandidat Presiden dan Wakil Presiden di 38 Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Timur.  

Hasilnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul telak di atas lawannya, Prabowo Subiyanto-Sandiaga Uno. Bahkan, keunggulan pasangan nomor urut 01 itu meliputi seluruh aspek yang dinilai.

Berdasarkan penjelasan peneliti The Initiative Institute, Hari Fitrianto, dari sisi popularitas, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan perolehan 96,8 persen di Jawa Timur. Sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat popularitas sebesar 92,3 persen.

Berikutnya dari sisi tingkat kesukaan, Jokowi-Ma'ruf Amin kembali unggul dengan 89,7 persen dan Prabowo-Sandi tertinggal dengan 68,2 persen.

Pun demikian dari sisi elektabilitas. Bahkan pada sesi ini, selisih diantara keduanya cukup besar. Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan 57,7 persen dan Prabowo tertinggal jauh di angka 19,7 persen. Sedangkan, responden yang masih ragu (swing voters) sekitar 21,1 persen.

Hasil survei dari The Iniatives Institute ini terlihat konsisten dibandingkan hasil survei sebelum-sebelumnya. Hasil survei Charta Politica pada Juni 2018 lalu juga menunjukkan keunggulan elektabilitas Jokowi di Jawa Timur, dengan perbandingan Jokowi 52,4 persen dan Prabowo 33,6 persen.

Begitu juga dengan survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang menyebutkan Jokowi mendapat dukungan 58,8 persen dan Prabowo 29,6 persen pada Juni 2018. Terakhir, survei LSI Denny JA yang digela pada Oktober 2018 lalu, menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 52,6% dan Prabowo-Sandi 10,3%.

Beberapa survei di atas secara obyektif memperlihatkan bahwa mayoritas masyarakat Jawa Timur memang pendukung Jokowi-Ma'ruf. Hal ini yang sedikit melegakan bagi kubu petahana.

Pasalnya, Jawa Timur adalah salah satu provinsi kunci dalam peta pemenangan Pilpres 2019. Ada pameo yang menyebutkan, bahwa siapa yang bisa 'memegang' Jawa Timur, maka kemungkinan besar akan memenangkan pertarungan. Dan itu telah dibuktikan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu.

Ungkapan itu bukan tanpa alasan, sebab Jawa Timur merupakan pemilik Daftar Pemilik Tetap (DPT) terbesar kedua di Indonesia, setelah Jawa Barat. Jumlah DPT di Provinsi ini mencapai 30.554.761 pemilih.  

Angka itu sama dengan 16,45 persen dari total pemilih di seluruh Indonesia. Karenanya, memang benar, siapa yang bisa menguasainya, maka akan memiliki kemungkinan besar untuk menjadi pemenang di Indonesia.

Tentunya, agar kemenangan itu semakin shahih, maka selain menang di Jawa Timur seorang kandidat juga harus merengkuh Jateng, Jabar, Banten, DI Yogyakarta dan DKI Jakarta.

Menguasai seluruh Jawa, artinya telah memenangkan 58,1 persen pertarungan. Nah, dari jumlah tersebut, sekitar 16 persennya disumbangkan dari Jawa Timur. Inilah mengapa suara di Jawa Timur menjadi begitu 'seksi'.

Kuatnya suara Jokowi di Provinsi Jawa Timur tidak 'ujug-ujug' ada dengan sendirinya. Seperti diketahui, Jawa Timur adalah basis pemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. Kala itu, Jokowi-JK berhasil unggul dengan meraih dukungan 11.669.345 suara atau 53,17 persen.

Pasca terpilih menjadi Presiden, Jokowi juga tak meninggalkan daerah pemilihan tersebut. Banyak pembangunan yang ditujukan ke daerah Jawa Timur, mulai dari pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi pedesaan, pembukaan lapangan kerja, dan keberpihakan pada umat.

Alhasil tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi di wilayah ini terbilang sangat tinggi. Menurut survei The Initiatives Institute di atas, 44,6 persen masyarakat Jawa Timur menyatakan puas dengan kinerja Presiden sekarang, 26,80 persen menegaskan cukup puas, 12,40 persen sangat puas, lalu 'hanya' 12 persen yang kurang puas dan tidak puas 4,20 persen.

Apalagi pada Pilpres 2019 kali ini, Jokowi menggandeng Kiai Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya. Hal ini memberikan dampak yang positif di Jawa Timur, mengingat wilayah ini adalah basis utama dari Nahdlatul Ulama (NU).

Kiai Ma'ruf sendiri sebelum terpilih sebagai cawapres menempati posisi Rais 'Aam (pimpinan tertinggi) di PBNU. Posisi yang sangat dihormati di kalangan kiai dan santri di kalangan NU.

Sedangkan, sisi barat Jawa Timur atau yang sering disebut daerah 'Matraman', merupakan basis 'merah' yang telah berakar lama sejak dahulu. Wilayah ini adalah kandangnya para nasionalis dan pendukung Soekarno.

Sehingga, pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin yang bercita rasa nasionalis-relijius sangat cocok dengan selera masyarakat Jawa Timur. Pasangan seperti ini akan bisa merangkul seluruh kelompok masyarakat.

Oleh karenanya, tak mengherankan jika suara Jokowi akan selalu unggul di Jawa Timur. Sejumlah survei di atas hanya menjadi 'pertanda' saja.

Meski demikian, kerja-kerja pemenangan lewat pasukan 'darat dan udara' juga tak boleh direnggangkan. Timses dan relawan harus bersatu padu agar kemenangan itu tak hanya tercetak di kertas survei saja, tetapi mewujud dalam kenyataan.

Adanya survei ini harus menjadi pelecut semangat untuk memenuhi target Jokowi menang 70% di Jawa Timur. Indonesia akan maju!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun