Tentunya, agar kemenangan itu semakin shahih, maka selain menang di Jawa Timur seorang kandidat juga harus merengkuh Jateng, Jabar, Banten, DI Yogyakarta dan DKI Jakarta.
Menguasai seluruh Jawa, artinya telah memenangkan 58,1 persen pertarungan. Nah, dari jumlah tersebut, sekitar 16 persennya disumbangkan dari Jawa Timur. Inilah mengapa suara di Jawa Timur menjadi begitu 'seksi'.
Kuatnya suara Jokowi di Provinsi Jawa Timur tidak 'ujug-ujug' ada dengan sendirinya. Seperti diketahui, Jawa Timur adalah basis pemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. Kala itu, Jokowi-JK berhasil unggul dengan meraih dukungan 11.669.345 suara atau 53,17 persen.
Pasca terpilih menjadi Presiden, Jokowi juga tak meninggalkan daerah pemilihan tersebut. Banyak pembangunan yang ditujukan ke daerah Jawa Timur, mulai dari pembangunan infrastruktur, penguatan ekonomi pedesaan, pembukaan lapangan kerja, dan keberpihakan pada umat.
Alhasil tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi di wilayah ini terbilang sangat tinggi. Menurut survei The Initiatives Institute di atas, 44,6 persen masyarakat Jawa Timur menyatakan puas dengan kinerja Presiden sekarang, 26,80 persen menegaskan cukup puas, 12,40 persen sangat puas, lalu 'hanya' 12 persen yang kurang puas dan tidak puas 4,20 persen.
Apalagi pada Pilpres 2019 kali ini, Jokowi menggandeng Kiai Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya. Hal ini memberikan dampak yang positif di Jawa Timur, mengingat wilayah ini adalah basis utama dari Nahdlatul Ulama (NU).
Kiai Ma'ruf sendiri sebelum terpilih sebagai cawapres menempati posisi Rais 'Aam (pimpinan tertinggi) di PBNU. Posisi yang sangat dihormati di kalangan kiai dan santri di kalangan NU.
Sedangkan, sisi barat Jawa Timur atau yang sering disebut daerah 'Matraman', merupakan basis 'merah' yang telah berakar lama sejak dahulu. Wilayah ini adalah kandangnya para nasionalis dan pendukung Soekarno.
Sehingga, pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin yang bercita rasa nasionalis-relijius sangat cocok dengan selera masyarakat Jawa Timur. Pasangan seperti ini akan bisa merangkul seluruh kelompok masyarakat.
Oleh karenanya, tak mengherankan jika suara Jokowi akan selalu unggul di Jawa Timur. Sejumlah survei di atas hanya menjadi 'pertanda' saja.
Meski demikian, kerja-kerja pemenangan lewat pasukan 'darat dan udara' juga tak boleh direnggangkan. Timses dan relawan harus bersatu padu agar kemenangan itu tak hanya tercetak di kertas survei saja, tetapi mewujud dalam kenyataan.
Adanya survei ini harus menjadi pelecut semangat untuk memenuhi target Jokowi menang 70% di Jawa Timur. Indonesia akan maju!