Mohon tunggu...
andri muhammad
andri muhammad Mohon Tunggu... serikat pekerja seluruh indonesia -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

terserah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Intimasi Jokowi

1 November 2018   12:10 Diperbarui: 1 November 2018   12:43 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Aulad Mustaqbal

Dalam situasi sulit, baik yang terjadi secara deterministik, maupun yang berlangsung karena sebab-sebab tersengaja, personalitas terpuji bukanlah figur intelek, pemikir, atau ideolog tangguh, melainkan sosok yang peduli. 

Sejauh ini, karakter inilah yang paling identik dengan figur Jokowi. Sebagaimana tampak dalam setiap ikhtiarnya mendatangi rakyat yang tengah dilanda musibah. 

Merangkul, memeluk, menundukkan kepala, dan melibatkan perasaan secara intens dalam suasana kesedihan rakyat, senantiasa menjadi pilihan dalam etos kepemimpinan Jokowi, sejak menjadi Walikota di Solo, Gubernur DKI, hingga dipercaya menjadi Presiden.

Jokowi tidak bisa dipisahkan dari sikap peduli dan empati. Ia tidak banyak bicara, lebih terlihat banyak bekerja, dan yang mengemuka dari personalitasnya adalah kepedulian. Hampir tak ada persoalan yang mencemaskan rakyat kecil,  yang luput dari jangkar kepeduliannya. 

Kepedulian dan empati, tentu tak dapat menyelesaikan masalah, tapi mampu menenangkan dan meredakan kecemasan, hingga yang sedang kepayahan kembali bangkit, dengan optimisme dan gairah, menyongsong masa datang yang lebih cerah.  

Kepedulian yang tak dibuat-buat itulah yang kemudian memosisikan Jokowi sebagai pemimpin yang populis. Ia sangat berhati-hati dengan setiap kebijakan yang menurut pertimbangannya dapat memicu peningkatan kecemasan rakyat kecil. 

Di kalangan kaum intelektual, boleh jadi populisme adalah pilihan yang tak relevan dalam situasi yang membutuhkan penyelesaian sistemik dan menyeluruh, namun di level akar rumput, figur Jokowi beroleh ruang yang lapang. Setiap kali ada bencana, rakyat menunggu-nunggu kehadirannya. 

Setiap kali muncul masalah pelik yang berakibat pada semakin susahnya hidup orang-orang kecil, Jokowi datang dengan segenap kebersahajaan, berbicara sekenanya, dan sisanya adalah bersentuhan guna merasakan debar jantung orang-orang yang sedang dikepung kepayahan. 

Bagi mereka, kehadiran Jokowi, terasa amat menenangkan, hingga eskalasi kekhawatiran terbendung, lalu beralihrupa menjadi optimisme dan stamina baru untuk kembali bangkit dan melanjutkan hidup yang masih panjang.

Kepedulian Jokowi lama-lama menumbuhkan kekariban yang intim, dan tiada mungkin  dapat  dipisahkan lagi. Alih-alih dapat dijauhkan, yang tumbuh malah kerinduan. Apapun bentuk tudingan dan modus kebohongan yang dirancang guna menggerus keterpujian Jokowi, keintiman yang berurat-berakar di antara Jokowi dan rakyatnya telah beralihrupa menjadi benteng, yang hingga kini sukar ditembus atau dibobol oleh kekuatan sebesar apapun, dari arah mana pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun