Turunnya jumlah penduduk miskin tersebut membuat angka penduduk miskin juga turun 1,14% menjadi 9,82% pada Maret 2018 dari 10.96% pada September 2014. Persentase penduduk miskin satu digit ini merupakan yang pertama kali pasca terjadinya krisis moneter 1998.
Kemudian, rasio koefisien gini sebagai indikator ketimpangan pendapatan terus menurun. Hingga saat ini, koefiisien gini itu berhasil turun dari 0,406 menjadi 0,389.
Hingga kini pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya pada 40 persen lapisan masyarakat terbawah. Karena prinsipnya kita ingin makmur bersama dan sejahtera bersama. Bukan satu orang sejahtera di tengah ribuan penduduk yang miskin.
Dampak positif dari program perlindungan sosial itu juga terlihat dari meningkatnya indeks pembangunan manusia Indonesia sebagai indikator kualitas kehidupan masyarakat dari sisi pendapatan, pendidikan dan kesehatan. Pada tahun 2014 lalu, nilai IPM Indonesia 68,9, sedangkan pada tahun 2018 ini meningkat menjadi 70,18.
Dengan program perlindungan yang tepat sasaran jumlah dan waktu, maka sedikit demi sedikit beban subsidi bisa dikurangi. Dari simulasi yang dilakukan, jika semua program perlindungan sosial dibuat tepat sasaran dan waktu, maka itu lebih cepat dalam mengurangi (jumlah) penduduk miskin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H