Tinggal dan hidup di kawasan ring of fire, melatih bahkan memaksa kita untuk harus selalu bersiap dan pasang badan dalam menghadapi berbagai macam kemungkinan, yang berhubungan dengan aktivitas kegunung-berapian, seperti gempa vulkanis hingga erupsi yang bisa terjadi kapan pun. Tidak terkecuali dengan gunung Merapi.
Gunung Merapi sudah dikenal gaungnya sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia, bahkan sampai tulisan ini dibuat, statusnya tetap dan masih berada pada level II atau waspada. Di balik statusnya yang "mengerikan" Merapi akan selalu punya nama dan peran penting atas keberlangsungan kehidupan di sekitarnya.Â
Suguhan yang Merapi tawarkan dan berikan bagi kehidupan di sekitarnya, telah menjadi berkah tersendiri yang bisa dilihat dan dirasakan dari berbagai hal. Merapi memanjakan setiap indra yang kita punya, ketika kita berada di sekitarnya. Walhasil, atmosfer kagum dan penuh respect yang akan berpadu dalam diri kita. Kagum akan pesona yang disuguhkan, dan respect akan "kekuatan dahsyat" yang disembunyikan.
Ketika harus memanggil kembali ingatan akan kedahsyatan Merapi kala meletus di tahun 2010, rasa-rasanya tidak sampai hati. Hanya tangis, jeritan, dan luka yang akan teringat kembali, dan sekarang bukan lagi saatnya untuk mengingat keterpurukan itu.Â
Bangkit dari keterpurukan dan menjadikan salah satu kejadian dahsyat tersebut sebagai pelajaran merupakan yang utama. Terdapat di salah satu bekas desa terdampak letusan Merapi, kita bisa belajar akan hal tersebut. Kita akan belajar tentang "janji-janji Merapi" yang tidak hanya sebatas janji, tapi benar-benar terjadi.
Kepuharjo, menjadi lokasinya. Ketika memasuki wilayah ini, kita akan langsung terbayang bahwa, di sini pernah ada kehidupan.Â
Dari sisi kanan-kiri jalan seukuran satu mobil yang berkelok dan naik turun, dan dari balik semak-semak, kita dapat melihat sisa-sisa bangunan permanen yang saat ini hanya menyisakan puing bebatuan yang masih berbentuk dinding.Â
Kadang, kita juga bisa melihat sisa bangunan yang masih menyisakan kayu yang mengarang pada bagian dindingnya. Ya, itu merupakan hasil dari kedahsyatan janji Merapi.Â
Dengan melihat hal tersebut, akan terbesit di pikiran kita bahwa pada masanya, di lokasi ini pernah ada kehidupan yang sudah berlangsung lama, namun harus lenyap dalam seketika. Itu hanya sekilas, karena tidak jauh dari lokasi awal kita menemui sisa banguan tersebut, kita akan menjumpai satu monumen sekaligus museum yang mengumpulkan sisa-sisa kedahsyatan Merapi.
Terdapat sisa baju yang terbakar, perabot rumah tangga yang berbahan dasar logam yang sudah tidak sempurna lagi bentuknya, bahkan sampai tulang-belulang hewan ternak yang saat itu terpanggang hidup-hidup, dan masih banyak lagi yang bisa kita temui di sana.
Semakin kuat rasa sedih saya rasakan saat memutuskan untuk lebih mengeksplorasi setiap ruangan di sana. Dinding dan meja-meja yang dipenuhi sisa "harta" mereka, serta lantai yang sepenuhnya ditutupi oleh pasir halus dari sisa amukkan Merapi kala itu, berhasil membuat saya seolah ada dan menjadi bagian dari kejadian tersebut.Â
Terdapat pula tulisan-tulisan yang terpatri di dinding yang diibaratkan sebagai pesan dari Merapi. Rangkaian kata-kata dalam pesan tersebut semakin mengingatkan bahwa kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Merapi. Rasa hormat terhadap Merapi saat itu juga saya rasakan.
Merapi yang sebelumnya terlihat gelap karena tertutup langit malam, perlahan mulai menunjukkan sisi kontrasnya. Sinar matahari pagi yang menyorotnya dari sisi timur, mulai mengubah Merapi sebagai "gunung emas".Â
Hal itu terjadi karena sinar matahari pagi menyentuh bebatuan Merapi, sehingga menimbulkan warna keemasan, saat dilihat dari kejauhan. Sinar matahari menyentuhnya mulai dari puncak dan secara perlahan menyebar hingga ke bagian kakinya.
Jurang yang dipenuhi bebatuan besar yang asalnya dari perut Merapi. Hal tersebut yang akan membuat kita berpikir, "kok bisa, ya batu sebesar itu keluar dan berada di posisinya sekarang ini?" Jawabannya satu, Merapi punya kekuatan itu.Â
Untuk bisa mengakses hal-hal di atas, kita bisa menggunakan jasa trip lava tour Merapi, yang tarifnya sekitar Rp400.000 per satu mobil jeep. Mobil yang bisa menampung 4 orang tersebut akan membawa kita berkeliling sekitar Merapi, dengan melewati jalur-jalur evakuasi bencana.
Merapi merupakan paket komplit bagi siapa saja yang bernaung di sekitarnya. Selalu ada berkah dan nikmat yang disuguhkan oleh Merapi dalam setiap aktivitas dan hasil aktivitasnya.Â
Tapi, Merapi juga menjadi sebuah pengingat yang akan selalu menepati janjinya, bahwa, kelak, atau kapan pun dirinya beraktivitas, maka Merapi tidak pandang bulu. Jika mereka harus besentuhan dengan aktivitas Merapi, maka Merapi akan menyentuhnya tanpa memandang siapa mereka. Itulah Merapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H