Bus-bus berlabel dan bertanda hotel-hotel yang ada di Macau. Jadi, misalnya kalo kita mau jelajah sekitar Parisian, kita tinggal naik bus yang ada tanda Parisiannya, dan seterusnya kayak gitu. Gak perlu bingung "nanti turun di mana ya? Patokannya apa?".Â
Kalo bingung bentuk busnya kayak apa, bisa bayangin mulai dari mini bus (Transjakarta, Transjogja, dan sebagainya yang punya ukuran mini), tapi ada juga yang ukurannya kayak bus antarkota.Â
Jangan takut kepanasan, karena bus-busnya udah dilengkapin sama pendingin. Dan, gak perlu takut kehilangan sinyal juga selama di sana, kalo kalian emang gak mau beli kartu provider dari Macau, karena busnya dilengkapin sama wifi yang kenceng. Keliling kota Macau pake bus terus mau sambil update sosmed? Bisa banget.
Mereka mendesain bangunan dengan bentuk yang gak biasa. Itu salah satu alasan kenapa Macau saya sebut kayak kota mainan. Ya, karena yang namanya mainan kan punya bentuk yang beragam, gak gitu-gitu aja.Â
Terus, kebersihan kotanya itu lho, yang mesti diacungin jempol. Susah nemuin sampah di kanan-kiri jalan sepanjang perjalanan. Taman-taman dan pepohonan yang ditanam di tepian jalan, bikin sedikit-banyak bikin sejuk mata di hawa panas yang mencolok.Â
Lagi, yang bikin Macau makin unik dan menarik lagi buat dijelajah, meskipun cuma sehari, itu karena Macau punya replika ikon-ikon dunia. Sebut aja, Menara Eiffel, Colosseum Roma, Venice Italia, bisa kita temuin di sini. Tingkat kemiripannya gimana? Mirip, cuma ukurannya yang lebih kecil.
Rasanya sama, cuma buat yang suka pedes, mesti agak sabar, karena tingkat pedes dan definisi pedes antara kita sama mereka itu beda. Ya, tapi buat sementara kita mesti nurunin ego kita buat makan pedes, gak lama juga kok, cuma sementara kan. Perut udah kenyang, ya udah jalan dan keliling lagi aja.