Pada Minang Film Festival yang diadakan oleh satu-satunya institusi pendikan dalam bidang film di Sumatera Barat itu, kita dapat melihat bahwa keselurahan karya-karya tersebut bertema tentang kearifan dab keunikan kebudayaan Sumatera Barat. Kearifan lokal tersebutlah yang kemudian dibaca oleh para sineas-sineas muda yang kemudian di interpretasikan kedalam sebuah film.
Karya-karya film yang mengangkat tema kebudayaan tersebut menjadi refleksi sosial masyarakat Sumatera Barat. Penanaman idion-idion tradisi dalam film menambah nilai estetis sebuah karya film. Hal ini artinya menjadi pembeda dalam mencipatakan karakter bagi perkembangan film-film Sumatera Barat. Â Selain itu juga bisa menjadi sebuah kajian lain bagi para peneliti dalam perkembangan kebudayaan.
Banyak para pakar kebudayaan yang menyebutkan bahwa film merupakan media yang hebat dalam merubah dan membentuk karakter masyarakat. Contoh konkrit yang dapat dilihat hari ini terhadap hadirnya budaya keypop pada remaja-remaja tanah air, hal ini disebabkan begitu banyak remaja indonesia yang mengidolkan kebudayaan korea yang diselipkan pada film.
Dirasa sangat perlu pemerintah terus berupaya memupuk para pembuat, pemerhati  dan komunitas film dalam upaya mempertahankan kebudayaan khususnya Sumatera Barat. Hidup film Sumbar!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H