Mohon tunggu...
andrik setiawan
andrik setiawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Awan

The world is full of stories

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Si Tukang Gorengan

17 Desember 2015   22:13 Diperbarui: 17 Desember 2015   22:57 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

 

 

Kisah Si Tukang Gorengan

 

Alkisah ada seorang penjual gorengan yang selalu menyisakan buntut singkng goreng yang tak terjual. Dia selalu memberikan sisa gorengan tersebut pada seorang bocah yang sering main ketempatnya mangkal.

                Tanpa terasa, sudah lebih dari 20 tahun dia menjalani usaha itu. Namun tidak ada perubahan yang berarti ,usaha tetap begitu-begitu saja.

Suatu hari ada seorang pria yang membawa mobilmewah, lalu berhenti di depan gerobak gorengannya. Pria itu bertanya,”Ada gorengan buntut singkong ,Pak?”

Si tukang tukang gorengan lantas menjawab,”Nggak ada mas.”

“Saya kangen sama buntut singkongnya, Pak. Dulu waktu kecil, ketika ayah saya baru meninggal, tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman saya mengejek saya karena tidak bisa membeli jajan. Tapi waktu itu, Bapak selalu memberi buntut singkong goreng kepada saya, setiap saya bermain di dekat gerobak bapak.,”ujar Pria muda itu.

Tukang gorengan terperangah. “Yang saya berikan dulu kan cuma buntut singkong... Kenapa kamu masih ingat saya?”

“Bapak tidak sekedar memberikan buntut singkong goreng, tapi juga sudah memberikan kebahagiaan dan harapan buat saya. Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Bapak. Tapi, saya ingin memberangkatkan Bapak ke Tanah Suci. Semoga Bapak bahagia,”lanjut pria itu.

Si tukang singkong goreng itu hampir tidak percaya. Hanya sebuah kebaikan/sedekah kecil tapi mendapatkan berkah yang begitu besar!

Selalu bersyukur berbuat baik. Sekecil apapun , asal iklas dan tulus, pasti akan membuahkan kebahagian dan keberkahan.

12/12/2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun