Mohon tunggu...
andrik setiawan
andrik setiawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Awan

The world is full of stories

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petani yang hebat

17 Desember 2015   20:56 Diperbarui: 17 Desember 2015   21:23 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah nyata...

Beberapa hari yang lalu, seorang Mahasiswa Yogyakarta hendak mudik pulang ke Ngawi sedang naik bus trans jogja . Di sampingnya duduk seorang Ibu yang sudah berumur, si Mahasiswa menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan .

“Ibu mau pergi kemana kok ke bandara jogja?”, tanya si Mahasiswa.

"Oh..saya mau ke Bandara Jogja terus Connecting flight ke Singapure nengokin anak saya yang kedua”, Jawab itu is Ibu.

“Wow hebat sekali putra Ibuk” Mahasiswa itu menyahut dan terdiam sejenak.

Mahasiswa itu merenung, dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu Mahasiswa itu melanjutkan pertanyaannya.”Kalau saya tidak salah, putra yang di Singapore tadi anak yang ke dua ya Bu?, bagaimana dengan adik-adiknya?.

“Oh ya tentu” si Ibu itu bercerita: “anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang ,yang keempat bekerja diperkebunan di Lampung, yang kelima menjadi Arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang Bank di Purwokerto, dan yang ketujuh menjadi Dosen di Semarang.”

Mahasiswa tadi diam, hebat Ibu ini bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, dari anak ke dua sampai ke tujuh. “Terus bagaimana dengan anak yang pertama Ibu?”.

Sambil menghela nafas panjang, Ibu itu benjawab ,”anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Mahasiswa itu segera menyahut,Maaf ya Bu kalau Ibu agak kecewa dengan anak pertama Ibu, adik-adiknya pendidikan tinggi dan sukses dipekerjaannya, sedang dia menjadi petani?”.

Tahukah apa jawaban Ibu itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun