2.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.2 Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Di dalam tulisan ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam modul 2.2 mulai dari diri berupa refleksi kompetensi sosial dan emosional mari kita jawab satu persatu
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
1. Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan  bagaimana kejadiannya?
Jawaban
Kejadian sewaktu saya masih menjadi Guru honor di sebuah SMP Negeri di Kabupaten Banyuasin sekitar tahun 2008 silam dimana saya mengajar mata pelajaran PKn mengantikan seorang guru yang telah mutasi menjadi kepala sekolah di SMA, kebetulan pada saat saya melamar menjadi guru honor kepala sekolah SMP tersebut langsung menerima saya dengan tangan terbuka karena memang gurunya tidak ada. Singkat cerita setelah mengajar selama 4 tahun di SMP tersebut ternyata kepala sekolah saya tersebut harus pensiun dan digantikan oleh kepala sekolah yang baru.
Dan inilah yang menjadi pangkal permasalahan saya kenapa saya merefleksikan peristiwa ini karena setelah dijabat oleh kepala sekolah yang baru masuklah pula guru baru berstatus PNS yang sudah sertifikasi mapel PKn yang secara otomatis saya langsung tergusur oleh guru baru tersebut, dan saya tidak dikasih jam Pkn tetapi kepala sekolah tersebut malah menawari saya untuk mengajar mata pelajaran lain yang saya kurang paham.
Dengan berat hati saya mengatakan kepada kepala sekolah tersebut bahwa kalau saya sudah tidak ada jam untuk mengajar mapel PKn maka saya siap mengundurkan diri dan itu langsung disetujui oleh kepala sekolah tersebut dengan mengatakan nanti akan ada ucapkan terima kasih berupa cindera mata untuk saya walaupun pada kenyataannya sampai sekarang saya tidak pernah dikasih cindera mata tersebut hanya sekedar ucapan semata tidak ada realisasinya. Pada saat itu saya sangat kecewa sekali saya benar-benar terpuruk pada saat itu.
2. Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana  Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis  tersebut?
Jawaban
Setelah saya renungkan dan saya pikirkan dengan hati yang jernih saya mengatakan pada diri saya bahwa inilah mungkin jalan yang terbaik buat saya dan semoga ada hikmahnya dibalik permasalahan saya yang sudah tidak ada pekerjaan pada saat saya mengundurkan diri tersebut.Â
Dengan ikhtiar dan doa saya berusaha bangkit dari ketepurukan tersebut dan coba melamar pekerjaan dimana saja yang mau menerima saya dan kebetulan ada lowongan untuk mengajar anak-anak paket A, paket B dan C di kelompok belajar yang dinaungi oleh PKBM. Setelah setahun mengajar di kelompok belajar tersebut pada tahun 2009 ada bukaan atau lowongan CPNS dan saya ikut mendaftar dan mengikuti serangkaian tes dan alhamdulillah saya diterima. ternyata ALLah memang sangat adil dan selalu sayang kepada hambanya yang mau berusaha tentu akan ada jalan keluarnya.
3. Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?
Jawaban
Hal penting dari krisis yang telah saya alami tersebut adalah semakin menguatkan saya dalam memandang hidup ini bahwa tidak ada persoalan yang tidak ada jalan keluarnya asal kita mau berusaha dan berdoa, dan tuhan tidak akan memberikan beban yang berat apabila kita tidak mampu memikulnya, semua sudah sesuai dengan kadarnya masing-masing dan kita hanya menjalaninya saja dengan sabar dan selalu istiqomah dijalannya.
Dan dampak pengelolaan dari krisis yang telah saya alami tersebut dalam menjalankan peran sebagai pendidik adalah selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam mendidik murid-murid di sekolah serta sabar dalam menghadapi permasalahan yang ada.
4. Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.
Jawaban
Sangat setuju. karena murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain lebih mudah dalam mengatur dirinya untuk mengetahui sejauh mana dia memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru dia akan bisa melihat kelemahan dan kelebihan dirinya dan akan terus berkomunikasi dengan orang-orang ataupun bapak ibu guru agar bisa membantunya apabila ia mengalami kesulitan.Â
Saya pernah mengajar murid seperti itu namanya Rendi ia memiliki karakter yang kuat hubungan dengan temannya sangat baik dengan bapak ibu guru selalu mengucapkan salam dan sangat hormat serta selalu bertanya apabila tidak mengerti dalam setiap pelajaran karena ia sangat ingin paham akan pelajaran yang ia ikuti jadi pengetahuan akan pelajaran sangat baik dan diatas rata-rata temannya. dan pada saat ia ikut tes SNPTN ia diterima di Universitas Sriwijaya (UNSRI) yang merupakan salah universitas negeri terbaik di Kota Palembang pada jurusan Teknik Mesin.
5. Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?
Jawaban
Jadi hubungan baik atau relasi yang luas serta emosi yang terjaga atau yang bisa dikontrol dengan memahami karakter dirinya akan menjadikan seseorang itu kuat dalam menghadapi berbagai cobaan serta bisa menyelesaikan permasalahan dengan baik.
Harapan dan Ekspektasi
6. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan  Harapan bagi diri sendiri ?
Jawaban
Saya berharap pembelajaran selanjutnya bisa diterapkan pembelajaran yang bisa mengontrol emosi seseorang pada saat amarah ia ada di puncak dan kita bisa mengendalikannya.
Saya berharap selalu bisa menularkan aura positif berupa mengontrol emosi dengan baik pada siapa saja yang saya temui agar orang-orang dilingkaran saya bisa mengendalikan amarah dan selalu bersabar terhadap permasalahan yang dihadapi, terutama menghadapi murid-murid yang selalu membuat masalah dikelas/disekolah.
7. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan  Harapan bagi murid-murid Anda ?
Jawaban
saya berharap pembelajaran selanjutnya bisa mengajarkan cara-cara agar murid-murid kita bisa mengontrol emosinya pada saat ia ada permasalahan sesama teman, murid-murid saya berharap agar kelas atau sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman dalam melaksanakan pembelajaran karena semuanya berbudaya positif tidak ada amarah yang meledak-ledak, tidak ada emosi yang tidak terkendali, dan tidak ada hukuman yang tidak mendidik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H