Mohon tunggu...
Andrik Budi Laksono
Andrik Budi Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dimana aku berfikir disitu aku ada

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Sosialisasi Tatap Muka "Peran Pemilih Muda dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024

9 November 2024   17:50 Diperbarui: 9 November 2024   18:54 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi tatap muka kipp jatim/dokpri

Komisi Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Timur

Pada tanggal 9 November 2024, Komisi Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Timur melalui KIPP Kota dan Kabupaten Pasuruan menggelar acara Komisi Sosialisasi Tatap Muka di Gedung woloe, Kota Pasuruan. Acara ini mengangkat tema "Peran Pemilih Muda dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2024" dan dihadiri oleh beberapa narasumber kompeten, antara lain Ketua Indonesia Voter Initiative For Democracy, Rikson Nababan, S.H., M.H., serta Komisioner Bawaslu Kota Surabaya, Eko Rinda Prasetiyadi, S.H. Narasumber lainnya adalah figur populer yang dikenal dengan slogan “Jatim Seneng Pilgub” yaitu Reng-Si Jalih. Diskusi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyosialisasikan pentingnya keterlibatan pemilih muda dalam menjaga kualitas demokrasi, khususnya pada Pilgub Jatim 2024 mendatang.

Kegiatan ini menyasar kelompok pemilih muda yang potensinya cukup signifikan untuk memberikan dampak besar dalam proses pemilihan umum. Pemilih muda diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang kritis dan aktif dalam mewujudkan pemilihan yang bersih, adil, dan demokratis. Mengingat jumlah pemilih muda yang cukup besar, mereka memiliki kekuatan untuk menjadi penentu arah politik dan kebijakan di masa mendatang. Oleh karena itu, partisipasi mereka dalam pemilihan tidak hanya sekadar menyalurkan hak pilih, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlanjutan pembangunan Jawa Timur.

Dalam acara tersebut, para narasumber menggarisbawahi beberapa poin penting. Rikson Nababan, S.H., M.H. sebagai Ketua Indonesia Voter Initiative For Democracy, menekankan bahwa pemilih muda tidak boleh apatis terhadap politik. Menurutnya, pemilih muda harus memiliki kesadaran akan pentingnya suara mereka dan memahami bahwa setiap suara yang diberikan dapat berkontribusi terhadap kemajuan daerah. Dia mengingatkan bahwa golongan muda perlu lebih aktif dalam mencari informasi terkait calon yang maju dalam pemilihan, memahami visi dan misi calon, serta memilih berdasarkan analisis yang matang. Hal ini penting agar para pemilih tidak hanya memilih secara serampangan atau berdasarkan tekanan dari kelompok tertentu.

Selain itu, Eko Rinda Prasetiyadi, S.H., Komisioner Bawaslu Kota Surabaya, memberikan pemaparan mengenai pentingnya pengawasan pemilu yang melibatkan pemilih muda. Menurutnya, keterlibatan pemilih muda dalam pengawasan pemilu dapat menjadi tameng kuat dalam mencegah terjadinya kecurangan. Mereka dapat menjadi “mata dan telinga” dalam memantau jalannya proses pemilihan dan melaporkan segala bentuk pelanggaran yang mereka temui di lapangan. Eko juga menambahkan bahwa Bawaslu sangat membuka ruang bagi partisipasi masyarakat, termasuk pemilih muda, untuk menjadi bagian dari pengawasan pemilu yang independen dan tidak berpihak.

Reng-Si Jalih, dengan gaya khasnya yang penuh semangat, mengajak para pemilih muda untuk lebih aktif dan kreatif dalam menyuarakan aspirasi mereka. Dengan slogan “Jatim Seneng Pilgub,” ia mengajak pemilih muda untuk tidak ragu terlibat langsung dalam kegiatan politik yang positif, seperti debat publik, diskusi, dan forum-forum politik lainnya. Ia juga mendorong pemuda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyampaikan kritik yang konstruktif dan edukatif mengenai kandidat yang akan mereka pilih. Menurutnya, media sosial bisa menjadi wadah penting untuk memperkuat budaya politik yang sehat di kalangan generasi muda, serta menjadi alat penyampaian informasi yang cepat dan efisien.

Selama diskusi, para peserta yang mayoritas adalah kaum muda, antusias memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada para narasumber. Banyak dari mereka mengaku ingin terlibat lebih aktif dalam proses pemilu namun masih merasa kurang mendapatkan informasi mengenai cara-cara untuk berkontribusi. Oleh karena itu, acara sosialisasi ini diharapkan menjadi momentum bagi pemuda untuk mulai lebih peduli dan aktif dalam urusan politik, khususnya dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan pemilihan umum.

Dalam sesi tanya jawab, peserta juga menyampaikan berbagai kekhawatiran mereka, mulai dari isu money politics hingga fenomena berita hoaks yang kerap kali muncul menjelang pemilu. Menanggapi hal ini, Rikson Nababan menegaskan pentingnya ketelitian dalam mengakses informasi serta berhati-hati terhadap berita yang tidak memiliki sumber kredibel. Ia mengajak pemuda untuk menjadi pemilih yang cerdas dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang tepercaya dan tidak mudah terpengaruh oleh kampanye hitam atau propaganda yang dapat menyesatkan.

Eko Rinda Prasetiyadi juga menyatakan bahwa Bawaslu secara aktif bekerja sama dengan lembaga pemantau dan komunitas pemuda untuk memberikan pelatihan terkait pengawasan pemilu. Bawaslu berharap pemuda dapat berperan sebagai pengawas mandiri yang jujur dan netral. Ia menekankan bahwa dengan meningkatnya jumlah pengawas dari kalangan pemuda, diharapkan praktik kecurangan dapat semakin ditekan dan hasil pemilihan akan semakin mencerminkan aspirasi rakyat.

Acara ini pun menjadi ajang bagi pemuda untuk berinteraksi dan berdiskusi, baik dengan sesama pemilih maupun dengan para pakar pemilu. Diskusi interaktif ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pemuda mengenai pentingnya peran mereka dalam sistem demokrasi, terutama dalam konteks pemilihan kepala daerah. Dengan adanya sosialisasi yang intensif seperti ini, diharapkan pemuda Jawa Timur dapat lebih peka terhadap isu-isu politik dan terlibat aktif dalam upaya menjaga kemurnian demokrasi.

Menjelang akhir acara, seluruh narasumber sepakat bahwa pemilih muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam dunia politik Indonesia. Mereka percaya bahwa pemuda yang kritis dan peduli akan mampu membawa Jawa Timur ke arah yang lebih baik. Para pemilih muda diingatkan untuk menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan bertanggung jawab, serta menghindari segala bentuk tekanan atau ajakan untuk melakukan tindakan yang dapat merusak integritas pemilu.

Acara ini ditutup dengan pesan dari seluruh narasumber yang mengajak pemilih muda untuk berani berpartisipasi dan terus meningkatkan pemahaman mereka mengenai politik. Sebagai generasi yang melek teknologi dan informasi, pemuda diharapkan dapat menjadi pionir dalam mendorong pemilu yang lebih transparan dan berintegritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun