Kegiatan pembelajaran pada saat pembelajaran Teknik pemesinan NC/CNC dan CAM di SMKS Krija Bhakti Utama Limbangan Garut sampai saat ini belum menampakkan hasil yang maksimal. Tampak sekali hasil belajar peserta didik masih rendah (hanya 40% peserta didik yang mencapai batas kelulusan pada pembelajaran sebelumnya di pembelajaran teknik pemesinan NC/CNC/CAM). Rendahnya hasil belajar peserta didik dapat diketahui setelah dilakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat terlihat pada saat pembelajaran berlangsung masih banyak peserta didik yang kesulitan dalam melakukan prosedur pengoperasian mesin frais CNC dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga hanya mendengarkan materi atau penjelasan dari guru, tanpa menunjukkan aktivitas yang berarti secara aktif menanggapi pembelajaran. Sedikit sekali peserta didik yang aktif dan dapat berkolaboratif dengan guru, sedangkan yang lain bersikap pasif, kurang semangat, dan sulit berkonsentrasi sehingga suasana di dalam kelas terasa monoton serta membosankan. Rendahnya hasil belajar teknik pemesinan NC/CNC dan CAM di SMKS Krija Bhakti Utama Limbangan Garut ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari segi guru, peserta didik, kurikulum, maupun dari kelengkapan sarana dan prasarana. Dari segi guru disebabkan oleh pembelajaran dalam melakukan prosedur pengoperasian mesin frais CNC yang masih didominasi oleh guru sebagai sumber utama dalam pembelajaran (teacher center). Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah terlalu mendominasi dengan alasan klasik,kurang maksimal menggunakan media TPACK dalam kegiatan pembelajaran,kurangnya memanfaatkan media inovatif dalam sebuah pembelajaran. Dari segi peserta didik keaktifan peserta didik masih kurang pada saat proses pembelajaran,peserta didik kurang focus pada kegiatan pembelajaran,kemampuan peserta didik dalam menganalisis permasalahan masih rendah,kurangnya kerjasama peserta didik dalam melakukan diskusi kelompok. Dari segi kurikulum kurangnya keefektifan waktu,dan manajemen penjadwalan di bengkel yang kurang efektif yaitu pembagian jadwal praktek dalam 1 kelas yang dirasa dapat merugikan peserta didik dalam mendapatkan pembelajaran karena di bagi oleh 4 mata pelajaran ditiap 1 kelasnya sehingga peserta didik dengan sistem roling terlalu lama ketemu dengan pelajarannya kembali yaitu setelah 3 pertemuan dari pelajaran yang lain. Dari segi sarana prasaran yang memiliki 1 fasilitas mesin sehingga guru kurang kreatif menggunakan model pembelajaran yang inovatif sesuai karakteristik peserta didik dan juga pemahaman guru yang masih kurang terhadap penggunaan model,metode,dan media yang tepat dalam sebuah pembelajaran.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikaji adalah “apakah ada Peningkatan Hasil Belajar Teknik Pemesinan NC/CNC dan CAM melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada peserta didik di SMKS Krija Bhakti Utama Limbangan Garut Tahun Pelajaran 2023/2024?”
- Tujuan Penelitian
Melihat kenyataan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran di teknik pemesinan NC/CNC dan CAM belum berhasil. Ini berarti,pembelajaran mempunyai masalah yang harus segera diatasi. Oleh karena itu,perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik di SMKS Krija Bhakti Utama Limbangan Garut. Untuk mengatasi masalah di atas maka perlu dipilih tindakan yang tepat untuk memberikan dampak langsung terhadap komponen-komponen pembelajaran. Sedangkan manfaat teoritis merupakan manfaat jangka panjang dalam pengembangan teori pembelajaran. Secara teoritis, hasil Best Practice ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang positif dalam ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada pembelajaran teknik pemesinan NC/CNC dan CAM. Sedangkan manfaat bagi peserta didik mendapatkan pengalaman belajar secara langsung untuk menemukan sendiri pembelajaran inovatif berbasis proyek,sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Manfaat bagi guru Best Practice ini dapat dijadikan pengalaman baru bagi guru dalam merencanakan,merancang, dan melaksanakan, serta mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dalam menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) serta penerapan media Tecnology Pedagogic Content Knowledge (TPACK) pada proses pembelajaran.
Kajian Literatur:
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 9 No 2 (November 2022) Budi Syahri1*), Nizwardi Jalinus2 , Refdinal3 , Antoni Hilman 4
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DI SMK.
Model PjBL adalah pelajaran yang terfokus pada peserta didik dalam menyelesaikan tugas secara kreatif dan inovatif berbasis proyek serta menempatkan pendidik sebagai fasilitator terhubung dengan kehidupan nyata (Ratnasari et al., 2018).
Adanya model pengajaran yang memiliki daya tarik,unit, dan menarik,diharapkan tercapainya hasil belajar peserta didik memenuhi KKTP dan membangun suasana belajar yang tenang dan harmonis (Septiana et al.,2013)
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran siswa pasif dalam belajar disebabkan karena model pembelajaran yang diaplikasi oleh pendidik kurang cukup bervariasi, sehingga hasil belajar belum memenuhi KKTP pada peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat kepada guru, sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat minim. Kurangnya keaktifan siswa ini, tentuya berdampak terhadap hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Sebagai seorang guru kita tentunya dituntut membuat inovasi dalam mengajar
Tantangannya:
- Kurangnya pemahaman pada guru dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik peserta didik.
- Guru kurang maksimal dalam menggunakan media TPACK dan pemanfaatan media pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
- Guru belum menggunakan berbagai model pembelajaran, guru terbiasa melakukan pembelajaran secara konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center) belum terpusat pada peserta didik (student center).
- Masih banyak peserta didik hanya duduk dan diam atau pasif hanya mendengarkan penjelasan guru, tanpa menunjukkan aktivitas yang berarti.
- Rendahnya minat literasi dan pemahaman numerasi pada pesrta didik.
- Sarana dan prasarana yang minim atau masih kurang dalam sebuah pembelajaran.
- Sistem Penjadwalan di bengkel yang kurang optimal pada pelayanan terhadap peserta didik yang menunjang peserta didik untuk lebih memahami dan bisa dalam melakukan praktek di teknik pemesinan NC/CNC/CAM.
Siapa sajah yang terlibat:
- Guru
- Peserta didik
- Pejabat pemangku kebijakan. (Ka.Prog,Wks Kurikulum, Wks. Sarana Prasarana,Kepala Sekolah