Mohon tunggu...
Andries Kooswinanto
Andries Kooswinanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

seorang pekerja sosial masyarakat yang khususnya peduli pada anak dan pernah melayani di Salatiga, Poso, Sumatra Barat, Rote Ndao, Flores Timur, Melawi, Tojo Una Una dan Parigi Moutong.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Konser Alam di Atas Bukit

23 Desember 2024   21:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   21:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana gereja atas bukit itu tetaplah ramai meski sebetulnya ibadah sudah selesai beberapa jam lalu. Mereka berdiskusi di bawah pohon cemara di samping gereja membahas rencana perayaan Natal nanti.

"Tahun ini kita membuat Pohon Natal dari botol botol air mineral bekas. Kita mulai kampanye Go Green untuk mencintai lingkungan kita," kata ketua panitia natal pemuda tahun ini

" jadi kita tidak menghias cemara tua di depan gedung gereja yang tiap tahun selalu kita jadikan pohon natal itu ya ?"

"Setuju setuju, kapan kita mulai kerjakan ?"
" Secepatnya, kita mulai mengumpulkan botol bekas air mineral di sekitar kita!" ketua panitia Natal menegaskan.

Cemara tua tertunduk lesu mendengarnya. Ia sedih karena tubuhnya tak dihias lagi seperti tahun tahun sebelumnya. Padahal menurut ayah ibunya tradisi menghias pohon cemara sebagai pohon natal sudah dilakukan sejak jaman dulu.

Ia teringat cerita cerita bapak cemara puluhan tahun lalu bahwa mereka semua ditanaman oleh Ndoro Tuan Andrianus dan keluarganya. Beliau adalah pendeta yang membangun gereja di atas bukit dengan model gaya Belanda itu.

Tiap bulan Desember Ndoro Tuan Andrianus akan menghias pohon cemara di sekitar gereja dengan berbagai hiasan. Tak lupa juga dipasang lentera lentera kecil sehingga sinar kerlap kerlipnya kelihatan hingga beberapa desa di lereng bukit itu.

" Hai cemara mengapa engkau bersedih ?" tanya burung gereja sambil beristirahat di dahannya.

Kemudian pohon cemara tua menceritakan rencana bahwa untuk tahun ini tubuhnya tak akan dihias seperti tahun tahun sebelumnya

" Aku sedih karena pasti para leluhur pohon cemara pasti juga merasakan kesedihan ini. Tubuhku tak berguna lagi dan tak ada yang memperhatikanku lagi,' katanya sambil menitikkan air mata.

" Jangan bersedih beri saya waktu untuk berpikir bersama burung burung gereja yang bersarang di lonceng gereja itu", katanya sambil terbang ke arah sarangnya di lonceng gereja.

Seminggu kemudian pohon natal dari botol air mineral bekas sudah berdiri dengan angkuhnya. Pohon cemara tua merasa tak ada lagi yang memperhatikannya. Warga gereja mengelilingi pohon natal raksasan itu dengan bangga dan tak ingat lagi akan pohon cemara tua di sampingnya

Lampu lampu berkelap kelip menambah indahnya pohon natal tersebut sehingga membuat warga desa di lereng bukit beramai ramai untuk melihatnya.

Namun tiba tiba burung gereja sahabatnya datang bersama ratusan kawannya. Mereka hinggap dari pucuk hingga dahan terbawah. Pohon cemara terheran heran baru kali ini sahabatnya membawa rombongan burung gereja di dahan dahannya.

Dan tiba tiba kawanan burung gereja itu bersuara menirukan lagu lagu natal seperti yang biasa mereka dengar di gereja. Suara koor burung gereja itu sangat merdu.

" Cuit cit cit cit...cuit cit cit cit cit....."menirukan lagu Jingle Bells laksana konser musik alami

Sekejap kemudian warga jemaat yang mengeliligi pohon natal dari botol air mineral mengalihkan pandangan ke pohon cemara tua. Beberapa diantaranya mengabadikan dengan kamera hand phonenya. Sebagian lain bertepuk tangan

Rombongan burung gereja melanjutkan beberapa lagu natal sehingga semakin banyak yang berkumpul di sekitar pohon cemara tua.

" Terima kasih sahabatku burung gereja, kamu membuat saya tetap bisa berguna lagi di suasana Natal ini", kata pohon cemara sambil menitipkan air mata.

Esoknya berita di banyak media meliput peristiwa langka tersebut. Setiap sore hari semakin banyak warga dari jauh ikut melihat keajaiban alam tersebut dan kemudian dilanjutkan beribadah.

Puji Tuhan

Merbabu, Nov 2023

Andrieska HP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun