Mohon tunggu...
Andrie Kw
Andrie Kw Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Baca buku, baca situasi, nulis apa aja tgantung mood. Mengalir saja sambil meniti arus kehidupan.. twiiter @andriekw

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Special Drink at the Night

9 September 2016   22:59 Diperbarui: 9 September 2016   23:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergegas menuju ruang pertemuan dengan menggunakan tangga semi lingkaran, melewati lobby yang cukup megah dan berbelok ke kiri menuruni tangga lagi memasuki Cafe & bar yang dimaksud. Didepan cafe terlihat tulisan, ‘Meeting Mr JP Sharch’. Disaat memasuki cafe, suasana agak redup dan terdengar alunan musik jazz yang cukup enak di dengar. Lalu terlihat tubuh jangkung beruban mr JP Sharch menyambut pak bupati, saling bersalaman dan terlihat seperti kawan lama.  Mereka duduk mengelilingi meja besar yang telah tersedia. Diriku da sopir serta staf bagian umum mengambil meja agak menjauh tapi tetap bisa mengamati keberadaan pak Bupati. Siapa tahu mendadak dipanggil oleh bupati.

Ternyata nyaman juga rapat eh meeting di cafe, dan ternyata baru tahu bahwa selain beberapa hal formal yang dibicarakan. Hari ini tepatnya ulang tahun Mr JP Sharch yang ke 59 tahun. Sehingga cafe & bar ini di booking semua termasuk makanan dan minuman, asyik khan?.. maka kesempatan ini tidak disia-siakan. Segera pesan pizza, lasagna, beef cordon bleu, risotto dan croisann. Satu meja berempat seakan private party, sambil tetap wajah sesekali memperhatikan bapak bupati yang sedang meeting.

Sedang asyik menikmati hidangan, terdengar suara merdu, “What do you want to drink sir?” sesaat terpana dengan parasnya yang cantik dan semampai, sambil segera menguasai diri menjawab dengan tegas, “I want a spesial drink at the night”, “Oke sir, please wait any minute” diriku tersenyum lega karena bisa menjawab dengan bahasa inggris yang segitu-gitunya, maklum udah jarang dipakai tuh bahasa asing. Kalau sopir, Ronni dan pak Amung pasti jawabnya standar, “Kopi item aja 3 mbak” Waitress cantuk itu mengangguk dan undur diri. “wuih cantiknya” gumam pa amung dan Ronni staf bagian umum. Kami berampat tertawa.

Cafe & bar ini semakin ramai yang datang dan hampir semuanya berdandan formal serta rapih, mereka menemui Mr JP Sharch selanjutnya duduk di meja-meja yang telah tersedia. Lima belas menit kemudian, waitress cantik itu datang kembali. Membawa nampan perak yang gemerlap di timpa cahaya lampu. Senyumnya ngangenin, ditambah aroma kopi asli yang menggoda selera. “Ini kopinya pak, Brazilia robusta, gula terpisah” sambil disodorkan kepada rekan-rekan. Lalu waitress itu mengambil gelas bening kecil berisi juga cairan bening, 

“This is special drink sir, bon appetite” 

“Thank you” diriku menjawab dengan sedikit heran, 

“Sedikit amat ya? Mendingan pesen kopi”. Tapi ya sudah, siapa tau memang enak. Pas mau minum agak bingung, “Nich minumnya dikit-dikit atau langsung bablas diabisin sekali sruput?” Biar nggak keliatan kampungan dan seperti udah biasa, coba melirik ke kanan dan ke kiri, terlihat tamu lainnya langsung meminum satu gelas itu sekali angkat. “Oh gitu toh caranya”, tanpa banyak berfikir, gelas kecil itu segera dipegang dan diminum karena memang sudah kehausan dari tadi.

Terasa ada keharuman lembut menyapa hidung pada saat meneguk cairan bening di gelas itu. Rasa hangat menjalar di tenggorokan, nikmat sekali rasanya. Sesaat terdiam merasakan pengalaman baru ini sambil tetap tersenyum dengan sopir dan rekan se meja. Lima menit berselang masih ngobrol dengan ceria dan nyaman karena ditemani live musik jazz yang lembut menggoda, tetapi pas mencoba menoleh ke arah meja pak Bupati, “Kenapa pandangan terasa buram?”  mata dicoba dipicingkan tetapi tetap tidak jelas. Menoleh ke pa Carda sang sopir yang ada dihadapanpun wajahnya tidak jelas, lalu seisi ruangan semakin meredup dan... brukk... semua terasa gelap.

.........

Perlahan kubuka kelopak mata yag begitu ketat saling menempel, cahaya sang surya langsung menyergap memberikan sekilas benderang dan memaksa memicingkan kembali mata perlahan. Terasa kepala berputar, rasa pusing dan mual menghantam tanpa ampun. Sambil mencoba duduk, membuka mata dengan tertunduk. 

“Eh ada dimana ini?” bingung menyelimuti diri. Karena lupa, apa yang terakhir dilakukan. Mencoba berkonsentrasi dan berdoa agar rasa lunglai ini hilang. Tetapi malah terasa semakin pusing. Tiba-tiba pintu kamar terbuka... kreeek!!.. “Eh udah bangun pak Ajudan, kenapa masuk angin ya pak?” terdengar suara akrab pak Carda sang sopir setia. “Pagi pak, haduh pusing sekali. Apa yang terjadi tadi malam?, serasa nyata dan mimpi dan tiba-tiba ada disini” diriku menjawab sambil mulai sadar bahwa sekarang berada di kamar khusus untuk ajudan yang berada di rumah pribadi pak bupati, masih di bilangan bandung utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun