JKT48 adalah grup idola yang resmi debut pada tahun 2011 yang  berbasis di Jakarta, Indonesia. JKT48 merupakan sister group luar negeri pertama dari AKB48. JKT48 muncul di Indonesia, di masa dimana boyband dan girlband begitu populer di Indonesia. pada rentan tahun 2010-2015 ada banyak sekali boyband dan girlband di Indonesia, sebut saja Smash, Cherrybelle, dan Coboy Junior atau CJR. Namun, seiring berjalannya waktu, fenomena  boyband dan girlband di Indonesia pun mulai menurun. Banyak boyband dan girlband tersebut terpaksa bubar karena kurang diminati, banyak pula yang memilih untuk hiatus. Namun, hanya JKT48 grup idola yang masih eksis hingga tahun 2020 ini.
Salah satu alasan mengapa JKT48 masih bertahan hingga 8 tahun ini adalah dukungan dari fans mereka, yaitu fans JKT48. Fans JKT48 ini bisa dibilang adalah fans yang sangat setia bersama JKT48. Dimasa terpuruknya JKT48, dimana JKT48 jarang tampil di televisi Nasional, fans JKT48 tetap setia mendukung setiap event atau acara yang digelar JKT48. Event JKT48 sendiri ada banyak, mulai yang rutin secara harian seperti teater JKT48, atau event rutin setiap tahunnya seperti handshake festival, konser anniversarry JKT48, dan berbagai event lainnya, para fans JKT48 akan selalu hadir untuk meramaikan event tersebut.
Dana yang mereka keluarkan pun tidak sedikit, seperti contohnya adalah event harian rutin JKT48, yaitu teater JKT48. Teater JKT48 ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam dan biaya yang harus dikeluarkan fans untuk bisa menikmati teater tersebut adalah untuk umum Rp.120.000, dan untuk pelajar SD hingga SMA dan perempuan adalah Rp.60.000. Dan itupun belum dana transportasi, konsumsi dan lain sebagainya. Selain itu, adapula event handshake festival, dalam event ini, fans bisa lebih dekat berbicara berdua dengan member JKT48 dibalik bilik, dan tentunya itupun tidak gratis, JKT48 menerapkan biaya sebesar Rp.35.000 per 1 tiket atau 10 detik, namun 10 detik itu tentu saja adalah waktu yang sangat singkat untuk berbicara berdua sama sang idola, maka biasanya fans tersebut bisa membeli 2 hingga 5 tiket hanya untuk ke satu member, dan jika ingin berbicara dengan member lainnya, fans tersebut pun harus membeli tiket yang baru lagi. Selain itu, di event tersebut JKT48 juga memberi kesempatan untuk para fans agar bisa berfoto berdua bersama salah satu member JKT48, yaitu 2 shoot, foto ini bisa dilakukan dengan pose yang bisa di request oleh fans tersebut. Untuk biaya 2 shoot itu sendiri fans harus mengeluarkan dana sebesar Rp. 100.000 untuk sekali foto. Bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh fans JKT48 untuk menjadi lebih dekat dengan member idola mereka, dan event-event tersebut pun selalu ramai diisi oleh fans JKT48 tanpa ada rasa bosan bagi mereka.
Namun, keloyalitas fans JKT48 ini sendiri menimbulkan stigma negatif dari masyarakat umum kepada mereka. Ada beberapa stigma negatif yang sampai saat ini masih ditujukan kepada fans JKT48, seperti sitgma bahwa fans JKT48 itu bau badan, fans JKT48 itu "bodoh" karena "dibodohi" oleh permainan uang manajemen JKT48, serta fans JKT48 isinya hanya para lelaki yang hanya menyukai JKT48 karena "paha", dan masih banyak lagi. Namun, kebanyakan stigma negatif tersebut mereka dapat hanya bermodalkan internet dan omongan orang lain, mereka tidak melakukan riset terlebih dahulu dan justru malah langsung memberikan stigma negatif tersebut yang belum tentu benar. Untuk stigma negatif pertama yaitu fans JKT48 itu bau badan, memang benar ada beberapa fans JKT48 itu ada masalah bau di badannya, tapi bukan berarti semua fans JKT48 itu bau badan. Sebaiknya untuk mereka yang lansung mencap fans JKT48 itu melakukan riset terlebih dahulu, datang lah ke beberapa event JKT48, dan ikuti keseharian mereka disana, riset dengan mengobrol dengan beberapa fans JKT48, mungkin kalian akan menemukan fans yang bau badan adapula yang tidak, banyak dari mereka (fans JKT48) pastinya ingin terlihat keren didepan member idola mereka, mereka pun memakai pakaian yang bagus, memakai parfum.
Selanjutnya untuk stigma fans JKT48 itu "bodoh" karena dianggap mau membeli sesuatu yang tidak jelas seperti salaman aja bayar dan lain sebagainya. Sebenarnya menjadi fans itu adalah sebuah hobi, entah itu fans klub sepak bola atau fans sebuah grup musik, tak terkecuali fans JKT48 bagi mereka itu adalah sebuah hobi. Jika seseorang sudah memiliki sebuah hobi, maka orang tersebut pastinya akan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan hobi itu, meski kegiatan itu membutuhkan biaya untuk melakukannya, seperti jika kita memiliki hobi bermain game, maka kita pasti akan selalu membeli game-game yang menurut kita seru, selain itu kita juga akan membeli berbagai aksesoris-aksesoris yang sebenarnya tidak perlu namun kita beli juga. Ataupun dalam konteks fans, jika kita adalah fans atau suporter sebuah klub sepak bola, pastinya kita ingin menonton klub kesayangan kita yang sedang berlaga secara langsung di stadion, dan nonton di stadion pun pastinya membutuhkan biaya, selain itu kita akan tertarik dengan segala aksesoris-aksesoris resmi yang klub tersebut keluarkan untuk para fans atau suporternya. Hal ini sama dengan yang para fans JKT48 lakukan, mereka bisa menonton member idola mereka secara langsung dengan menonton di teater, mereka bisa bersalaman dan berbicara secara langsung berdua saja di event handshake festival, tidak banyak public figure yang sangat terbuka dengan fansnya, mungkin ada namun tidak banyak. Dan JKT48 pun memberi ruang untuk fans bisa lebih dekat dengan idolanya lewat event itu. Maka pada dasarnya, apa yang fans JKT48 lakukan itu tidak "bodoh", mereka sama dengan fans atau suporter klub sepak bola, namun beda caranya saja. Mereka pun langsung memberikan cap fans JKT48 itu "bodoh" tanpa melihat sudut pandang lainnya.
Selanjutnya untuk stigma fans JKT48 itu isinya hanya lelaki yang menyukai JKT48 karena "paha". Stigma tersebut muncul karena JKT48 itu sendiri isinya adalah gadis-gadis yang ketika perform memakai "seifuku" yang mini, dan memang diawal kemunculan JKT48, fansnya itu bisa dibilang hampir semuanya laki-laki, dan sebagian dari mereka tertarik dengan "seifuku" yang JKT48 kenakan. Namun, seiring berjalannya waktu, fans JKT48 pun bertambah banyak dan tidak sedikit pula mereka adalah perempuan. Bahkan banyak member-member baru JKT48 yang bergabung dengan JKT48 berawal dari mereka adalah fans JKT48, seperti desy member generasi tiga JKT48, dia secara terang-terangan mengaku adalah fans JKT48. Dan ketika kalian sekarang-sekarang ini menghadiri salah satu event JKT48 maka kalian akan sangat mudah menemukan perempuan diantara fans JKT48, maka dari itu stigma bahwa fans JKT48 isinya hanya laki-laki itu harusnya sudah tidak berlaku. Selanjutnya, mengenai alasan menyukai JKT48, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa fans JKT48 yang menyukai JKT48 hanya karena pakaian mini mereka, namun itu tidak semua. Banyak alasan-alasan mengapa mereka menyukai JKT48, mulai dari lagu-lagu JKT48 adalah penyemangat hidupnya, menyukai musik-musik JKT48, dan lain sebagainya. Namun, karena stigma diawal yaitu fans JKT48 itu isinya hanya laki-laki, maka muncullah stigma negatif berikutnya, yaitu mereka (para laki-laki) hanya menyukai JKT48 karena pakaian mini yang JKT48 kenakan, padahal ada banyak sekali alasan-alasan positif mengapa mereka menyukai JKT48.
Untuk itu, sebenarnya stigma-stigma negatif itu muncul karena mereka tidak mengetahui hal yang sebenarnya dan hanya menelan informasi secara mentah-mentah berdasarkan internet dan omongan orang yang terbatas.  Saya merekomendasikan video dari akun youtube yang bernama Pijaru. Dalam tulisan ini saya tidak bekerja sama dengan Pijaru, mereka pun tidak tahu siapa saya hahaha. Ini murni karena saya suka dengan videonya. Dalam salah satu videonya, ada video yang berjudul "Sehari Menjadi Fans JKT48". Ketika saya menonton video ini, saya merasa bahwa inilah yang seharusnya masyarakat umum itu lakukan sebelum berkomentari mengenai fans JKT48. Dalam video ini, ada seseorang yang merasa bingung ketika ia bermain ke FX Sudirman, mall dimana JKT48 menggelar teater setiap harinya, ketika ia masuk ke lantai 4, ia melihat ada segerombolan laki-laki di satu tempat, ketika dilihat ternyata itu adalah fans JKT48 yang sedang menunggu didepan teater JKT48. Stigma awalnya adalah buat apa mereka disana?, ia pun lalu meminta temannya yang kebetulan fans JKT48 untuk menemaninya menonton JKT48, karena ingin tahu apa yang membuat mereka rela mengantri disana. Di akhir video pun, ia sebagai orang awam yang tidak mengetahui apa-apa mengenai JKT48 menjadi tahu, kenapa banyak orang yang menyukai JKT48, dan jadi fans JKT48 itu tidak seburuk ia pikirkan, ia malah merasa takjub dengan fans JKT48, dengan banyaknya stigma negatif yang ditujukan kepada mereka, mereka tetap jalan, mereka tetap mendukung idola-idola mereka. Jadi, sebelum kita memberikan stigma baik itu positif ataupun negatif, baiknya kita ketahui dulu isi didalamnya, dengan melihat langsung dan bisa merasakan baik itu positif ataupun negatif.
Terima kasih (AND)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H