Mohon tunggu...
Andri Asmara
Andri Asmara Mohon Tunggu... Musisi - Penulis

Musik adalah serpihan bebunyian surga yang jatuh ke dunia.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Yamko Rambe Yamko Milik Siapa?

28 Juni 2020   14:06 Diperbarui: 28 Juni 2020   14:04 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suatu hari sebelum pandemi, teman saya yang jarang saling sapa tiba-tiba nongol di pesan WA. Dia sepertinya mau menanyakan hal yang penting, sampai-sampai dia meminta izin dulu untuk ganggu. Karena kebetulan juga waktu itu jadwal saya sedang berada  di venue sebuah acara, akhirnya mengalah untuk keluar sebentar. Lalu perlahan dia utarakan maksudnya, yaitu bertanya tentang satu perihal yang cukup mengejutkan.

Isi pesannya kira-kira begini, "nyong, kamu tahu sumber bacaan yang bisa jadi rujukan kalau lagu Yamko Rambe Yamko itu beneran asli Papua?". Sontak sebelum membalasnya, saya googling, karena pertanyaan ini memang sedikit menggelitik saat itu. Saat proses loading browser sedang memuat, dia sudah menimpali pesan lagi yang kira-kira isinya begini, "soalnya ini orang tua muridku yang asli Papua malah bingung, nanyain ke aku, itu lagu Yamko Rambe Yamko seperti bukan lagu Papua, mereka tidak familiar dan bahkan tidak tahu artinya, padahal kan sudah populer banget buat lomba-lomba juga."

Saya langsung mengambil jawaban tengah kira-kira seperti ini, "sebentar, tidak tahu itu sangat personal dan subjektif. Jangan terus menjudge langsung bahwa keabsahannya lagu tersebut diragukan", sembari saya lanjut googling.

Di timeline pencarian, yang saya temui rata-rata hanya web penyedia lirik, lalu video lomba menyanyi, dan berita-berita ceremonial. Namun ada satu artikel lewat yaitu tentang arti dari lagu Yamko Rambe Yamko. Saya klik, artikelnya singkat, yaitu tentang arti lagunya mengisahkan tentang peperangan. Saya kalut, tidak menemukan jawaban atas pertanyaan teman saya itu. Saya putar otak, dia terus menimpali pesan-pesan pendek ,menerangkan alasan kronologisnya kenapa sampai ada pertanyaan itu. Lalu dengan bimbang, saya menjawab,

"ngene wae, dijawab, kalau untuk faktanya, belum tahu persis kalau lagu itu milik Papua atau bukan, karena sangat sulit menulusuri jejak sejarah untuk jenis folksong. Namun yang jelas, lagu itu sudah populer di Indonesia sebagai lagu daerah Papua. Untuk kriteria bahwa itu merupakan lagu daerah asli, aku kurang reti."

Sepertinya teman saya tidak puas dengan jawaban itu. Dia menimpali pesan, merajuk kalau bisa dikasih rujukan literatur satu saja untuk meyakinkannya. Saya diam, akhirnya saya menolak dengan halus, bahwa upaya saya sudah mentok disitu, dan saya timpali dengan alasan sedang dalam acara jadi tidak leluasa waktunya. Dia mengucapkan banyak terima kasih, lalu menutup obrolan pesan kami.

Sehabis itu saya tidak ambil pusing, karena saya sendiri belum sampai memikirkan hal itu terlalu dalam. Saya anggap hanya sharing biasa, konfirmasi wawasan antar teman, dan tidak ada alasan lagi untuk tidak melanjutkan kegiatan saya di acara tersebut saat itu. Saya berkeyakinan mereka hanya salah faham, karena saya sendiri dari kecil menyimak apa yang diajarkan di sekolah dasar, yaitu meyakini bahwa lagu tersebut berasal dari Irian Jaya (sebutan masa itu), dan saya hafal tema lagunya.

Sampai pada Jumat kemarin, saya memperoleh tweet dari seseorang. Dia mengkonfirmasi tanggapan saya pada suatu utas pendek  di hari itu juga dari akun @PapuaItuKita yang berisi, "Lagu Yamko Rambe Yamko, lagu daerah Irian Jaya/Papua. Artis besar sampai anak sekolah menyanyi lagu itu. Coba cek tanya ke orang Papua mana, bahasa Papua mana? Orang Papua tidak tau & tidak mengakui itu sebagai lagu daerah. Siapa Paksa jadi lagu Papua?"

Seketika langsung teringat pada teman yang saya utarakan di paragraf pertama tulisan ini, bahwa dia juga pernah bertanya hal yang sama, yaitu asal muasal lagu Yamko Rambe Yamko. Berarti wacana ini cukup meluas tanpa saya ketahui, dan bodohnya saya tidak punya sense untuk menangkap urgensinya . Saya balas tweet itu dengan motif jawaban yang agak mirip dengan sebelumnya, yaitu intinya tentang perbanyak kajian dari segi musik maupun liriknya dulu, jangan bernafsu untuk judge.

Saya mulai tergugah untuk menelusuri, sampailah pada pernyataan Seba Woseba di Facebook 2 tahun yang lalu menambah asumsi bahwa lagu itu masih meninggalkan tanda tanya. Melihat data-data yang ia berikan, saya semakin dilema. Karena wacananya, belum ada satupun dari ratusan suku Papua mengklaim bahwa lirik itu bahasa mereka. Dan mereka semua meragukan. Ini cukup menohok, lalu timbul pertanyaan bahwa itu lagu sebenarnya dari mana? Kok dilabelin lagu daerah Papua, sementara masyarakatnya sendiri tidak tahu makna dan bahasanya?

Tak kekurangan upaya, saya menghubungi teman musisi Papua. Saya konfirmasikan masalah ini, namun sepertinya ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Ia hanya mengakui kalau ia belum familiar dengan bahasa dalam lagu ini. Ia akan mengkaji dan mengkonfirmasi teman-teman yang lain di Papua perihal ini. Syukurlah, minimal ada yang bisa dinantikan.

Benar saja, wacana ini meluas. Satu persatu teman twitter mengajak diskusi santai di timeline. Mengeluhkan tentang kisruhnya arsip negara,terutama pada karya-karya folklor yang anonim. Lagu Yamko Rambe Yamko termasuk yang anonim penciptanya. Lalu mereka menautkan artikel yang menjadi titik pengharapan selanjutnya yaitu tentang pernyataan BPNB (Badan Pelestarian Nilai Budaya) Papua yang akan meneliti asal bahasa lagu Yamko Rambe Yamko. Lumayan, badan pemerintahan peka terhadap persoalan ini.

Arie kriting, seorang komedian dan influencer juga turut mengkomentari tentang masalah ini. Dia turut meragukan, dan menyarankan untuk siapa saja yang tahu bisa lekas konfirmasi dari mana asal bahasa tersebut. Ini juga menarik,karena fenomena ini ternyata telah direspon oleh mereka yang moncer di industri artis Ibukota. Ajaibnya sosial media, semua elemen masyarakat bisa tersentuh tanpa terkecuali.

Namun sebelum lebih jauh, baiknya kita kaji dulu sebenarnya apa yang dimaksud dengan lagu daerah? Menurut 4 sumber yang saya baca, pengertian lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Disini tertera keterangan bahwa pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname/anonim.

Sebelum ada polemik tentang kebenaran asal lagu Yamko Rambe Yamko, untuk masuk dalam kriteria Lagu Daerah menurut pengertian diatas, lagu itu sudah lulus di semua poinnya. Ia berasal dari Papua, populer, dan anonim. Sementara sejak adanya polemik ini, saya jadi ikut meragukan, karena poin pertama saja sudah meleset targetnya.

Lebih jauh lagi, lagu daerah juga mempunyai ciri yang diharapkan antara lain menceritakan keadaan lingkungan setempat, lalu bersifat sederhana, dan juga jarang diketahui pengarangnya. Lagu daerah juga mengandung nilai-nilai kehidupan, dan biasanya sulit dinyanyikan oleh seseorang yang berasal dari daerah lain, karena kurangnya penguasaan dialek. Dan lagu daerah juga mempunyai nilai hidup yang unik dan khas.

Lagu daerah juga merupakan bagian dari alam kekayaan folklor, yang mana juga lekat dengan misi pendidikan karakter manusia. Penelitian ini lebih jauhnya bisa disimak dalm buku Dr. Suwardi yang berjudul Pendidikan Karakter Dalam Folklor. Lalu pertanyaannya, apa yang bisa dididik ketika makna lagunya saja penduduk asli setempat tidak tahu, seperti dalam polemik lagu Yamko Rambe Yamko?

Kalau menurut Wikipedia, lagu ini menceritakan tentang daerah yang mengalami perang antarsuku. Pengertian ini mengutip dari International Conference of the Music Education Community (1st : 2018 : Yogyakarta, Indonesia) yang membahas tentang "21st century innovation in music education".

Namun yang jadi pertanyaannya, mereka menerjemahkan dari bahasa suku yang mana, sementara menurut beberapa tokoh Papua ratusan suku belum mengkonfirmasi bahasa tersebut? Tentunya wacana menarik datang dari Simon Patric Morin, yang secara empiris dalam suarapapua.com bersaksi, bahwa Yamko Rambe Yamko dinyanyikan pertama kali oleh grup musik dari Jakarta pada Mei tahun 1963 di Biak. Saat itu, ia sudah kelas 3 SMP Belanda dan menontonnya.

Di kutip dari suarapapua.com ia bersaksi, "kalo tidak salah dinyanyikan oleh seseorang yang namanya Pak Kasur, seorang pendidik untuk nyanyian anak-anak. Lagu tersebut dinyanyikan dan dipopulerkan setelah penyerahan Papua ke UNTEA. Jadi Pak Kasur yang menyanyikan lagu itu di Biak pertama kali. Sampai dengan hari ini kita tidak tahu lagu ini dari bahasa suku apa di Papua....".  Ia juga berasumsi bahwa jika tidak terkonfirmasi dari bahasa suku Papua yang mana, lagu itu hanya rangkaian kata-kata yang disusun oleh seniman dan dibilang itu bahasa Irian.

Namun Yamko Rambe Yamko sudah terlanjur populer dengan label lagu daerah Papua, dan sudah banyak dibawakan oleh penyanyi biasa sampai yang sudah terkenal. Bahkan sering kita jumpai, kompetisi paduan suara internasional dari Indonesia menggunakan lagu ini, salah satunya The Resonanz Children's Choir di Grand Prix Competition Musica Eterna International Choir Festival and Competition, di Italia tahun2017.

Lagu ini juga sudah sering digaungkan di Istana Negara pada saat acara peringatan hari kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya. Dinyanyikan oleh choir maupun instrumental oleh Gita Bahana Nusantara, seksi penyaji musiknya. Lalu tentu lagu ini sudah familiar di kurikulum pendidikan seni musik sedari dulu, karena dari pengakuan ibu sayapun ingat sejak Sekolah Dasar sudah diajari lagu ini.

Dihadapkan dengan polemik baru ini, kita jadi bisa tahu bahwa memang literatur musik di negara ini belum diperhatikan dengan baik. Pemerintah kelimpungan ketika ditanya hal yang sederhana, seperti pada pertanyaan, bahasa suku mana yang dijadikan lirik lagu ini? Pengarsipan musik di negara ini memang sedang disehatkan oleh beberapa pemerhati musik, namun salah satu yang paling giat yaitu Irama Nusantara, sudah hampir menyerah karena tidak dapat mendapatkan bantuan finansial untuk operasionalnya.

Ini memang masalah kita semua, bahwa kesadaran kita terhadap arsip musik nasional, apalagi dengan lagu daerah yang begitu banyak , bahkan ada yang belum teridentifikasi, semuanya masih kacau balau. Terlepas dari nanti siapa sebenarnya suku yang memiliki bahasa (jika ada) pada lirik lagu Yamko Rambe Yamko, kesadaran kita untuk bisa menyelamatkan kearsipan musik masih perlu dibangun lagi dengan upaya yang konkrit.

Saya di sini tidak akan mengklaim hipotesa apapun, seperti apa yang banyak dituturkan di tweet, bahwa kemungkinan lagu Yamko Rambe Yamko bukan lagu Papua, dan hanya karangan dari agen-agen pemerintah untuk delegasi pemersatu suku-suku di Indonesia waktu sedang dalam sengketanya dulu. Saya akan memilih untuk sabar menunggu kajian dari BPNB  Papua dan pihak yang wewenang untuk menggali dari sisi linguistik dan historisnya.

Namun sebenarnya pembahasan ini hanya berkutat pada kajian kebahasaan pada liriknya. Jika kita sadar, untuk musiknya sendiri belum ada yang mempermasalahkan. Seandainya apa yang dituturkan Morin itu benar, maka kita harus mengapresiasi usaha Pak Kasur dalam menangkap fakta-fakta bunyi folklor dari Papua, dan mewujudkannya dalam musik yang tematik.

Bisa kita dengarkan dengan seksama, lagu Yamko Rambe Yamko adalah lagu dengan kalimat musik yang sederhana namun kuat. Kalimat tanya jawab dalam melodinya cukup presisi, sehingga tidak ada nada yang sia-sia. Dengan alur seperti menuruni gunung, jalannya melodi dari interval tinggi -- ke rendah ini terdapat pada semua kalimat lagu. Bisa kita simak pada notasi kalimat pertama yaitu, "Do- sol sol la mi sol la- sol sol la re- mi do". Struktur ini menciptakan impresi yelling yang kuat pada nada pertama, yang kebetulan nada Do tinggi, dan itu cukup merefleksikan kearifan Papua dalam spiritnya yang sangat impresif.

Polemik ini sangat menarik, sebab saya melihat ada banyak pantikan-pantikan pembahasan, baik dari musiknya, lingusitiknya, maupun sosio-historisnya. Ini menandakan kita sebagai manusia yang berpikir kritis masih diperlukan dalam persoalan-persoalan seperti ini. Jangan sampai, beberapa oknum mengaburkan sejarah kita lagi. Semoga persoalan ini segera menemukan titik terang bagi seluruh pihak yang terkait.

Mari bersama-sama selamatkan Lagu Daerah di Indonesia!

Andri Asmara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun