Dua, terdapat kegeraman yang konteksnya mendalam seperti pada lirik "Kapankah Ost Indie jadi merdika, harapan orang pribumi. Luputlah sudah si nona idaman, maka aku sendirian."
Ini mengisyaratkan bahwa seorang pribumi bisa tergugah untuk merebut kemerdekaannya bangsanya, diawali dengan perasaan yang sangat personal, seperti patah hati.
Lalu kita beranjak ke Tipe X. Nah ini, band kesukaan saya di waktu kecil punya lagu patah hati yang enak banget buat pogo-pogo (jenis joget moshing yang dilakukan beramai-ramai). Judulnya Sakit Hati (2007) dari album A Journey, lugas bernas dan tidak bertele-tele.
"Sakit hati, bikin sakit hati, semua ini terjadi berkali-kali", begitu liriknya pertamanya. Musik ska tempo cepat, dengan porsi brass yang semarak, bass line yang tak terputus, didukung suara parau vokalisnya yang makin menegaskan keputusasaan.
Maka dengan mendengarkan lagu ini anda dijamin terangsang untuk ikut pogo-pogo meluapkan emosi yang timbul akibat patah hati. "Kau taburkan bunga di angan-angan, hingga jiwa ragaku melayang. Saat semua kembali aku tersentak, yang kurasa hanyalah kecewa", adalah bentuk ekspresi kekecewaan terhadap ekspektasi kebahagiaan hubungan asmara. Maka berpogolah sambil menangis. "Tak kancani dab!"
Sampai pada contoh terakhir, karya terbaru dari Diskoria, berjudul Serenata Jiwa Lara (2020). Hasil eksperimen dari kolektif song writer bernama Laleilmanino, yang mengeksekusi ide dari Diskoria, duo DJ spesialis musik dansa Indonesia. Menggaet Dian Sastro untuk menjadi biduannya adalah strategi ampuh untuk memikat pendengar.
"Cinta sederhana, kau buat merana. Bilang-bilang sayang lalu hilang tanpa bayang", begitu salah satu liriknya. Tebak musiknya seperti apa? Sangat cheerfull! Pernah denger irama disko seperti pada lagu Juwita-nya Chrisye?
Ya, lagu ini banyak terpengaruh musik gubahan Yockie tersebut. Ajakan kepada kaki ini untuk bergoyang sangat sulit untuk ditolak. Aransemen yang sungguh terlampau disko-able untuk lagu patah hati.
Saya akui, Laleilmanino tak pernah gagal menciptakan lagu yang menarik di iklim pop sekarang. Satu, lagu-lagu gubahannya mempunyai kekuatan pada progresi akor yang liar.
Kedua, lagu-lagu buatannya mempunyai pemilihan sound yang eksperimental, selalu berani untuk menggurat warna baru di musiknya. Tiga, mereka selalu berhasil membaui tren, yang mana itu adalah syarat utama ada di musik industri agar musiknya tetap bisa diterima publik.
Disini kita mendapatkan sesuatu yang ironis. Kisah dan ungkapan nestapa tak lagi membutuhkan kesenduan. Musik mereka tidak merangkul, namun memberikan solusi, yaitu pengalihan. Lagu-lagunya menawarkan obat, yaitu joget dan dansa sebagai pelampiasan. Ini fenomena menarik ketika musik dan lirik sudah tidak wajib untuk sejalan.