Namun apadaya, budaya menonton secara instan lebih relate dan tak menguras banyak tenaga. Jadi terkadang musik yang bagus dan bermutu akan dengan mudah di-skip dengan cepat dari lajur konsumsi musik.
- Merebaknya Konten Ngobrol dengan Musisi
Benar. Tahun ini cukup banyak yang membuat konten ngobrol dengan musisi yang dikemas dengan santai. Gofar Hilman, Soleh Solihun, Jimi Multazam, Anji, dan lain sebagainya memanfaatkan Youtube untuk menampilkan wacana obrolan ringan dengan para musisi.
Sebenarnya kalau kita cermati, mereka lebih menyorot tentang kehidupan musisinya, bukan mengupas tentang musiknya sendiri. Seperti gaya hidup, pertemanan, sudut pandang, selera, pengalaman unik, dan sebagainya.Â
Bukan tentang kandungan musik, pengetahuan musikologis, dan misi-misi musik sendiri yang mana sebenarnya itu lebih penting daripada gaya hidup musisinya.
Namun konten ini menawarkan sesuatu yang penting bagi viewersnya, terutama soal sisi kemanusiaan dari musisi dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang yang professional. Konten ini bisa menjadi jembatan antara musisi dan penggemarnya dalam kaitannya dengan perspektif menghadapi dunia.
- Topik Mental Illnes Ramai Dibicarakan.
Berawal dari kesuskesan album Mantra-Mantra milik Kunto Aji yang dirilis tahun 2018 akhir, sepertinya musisi kita banyak terinpirasi untuk menyuarakan lebih lantang seputar kesehatan jiwa. Mereka sama-sama menyuarakan self loving (mencintai diri sendiri) , langkah awal untuk memerangi stres yang mudah mendera manusia.
Hindia dalam album Menari Dengan Bayangan, Petra Sihombing dalam lagu Biji, Kunto Aji dalam lagu Rehat, dan yang baru yaitu Isyana dalam lagu Sikap Duniawi, mereka semangat untuk mengajak pendengar agar pelan-pelan mengendalikan situasi mental yang kadang kelewat rapuh.Â
Mereka mengajak pendengar untuk lebih ikhlas menghadapi situasi, juga masa bodoh dengan omongan orang yang menyakitkan, dan berani melepas penderitaan itu dengan perlahan. Bahkan tak jarang mereka mau untuk membuka kesempatan bagi penggemarnya untuk berpartisipasi di pembuatan karyanya.
Topik seputar mental illnes menjadikan gaya musik berbelok menjadi gaya musik yang digunakan untuk terapi.Â
Walaupun kemasannya pop, namun yang membedakan adalah pemilihan progresi akor yang semu seperti augmented, minor 7, atau bahkan diminis yang dibalut dengan sound ala Vaporwave yang sarat akan ambience menghanyutkan. Santai, tenang, sintetis, dan melegakan.
Konon musik Kunto Aji juga menerapkan sistem penyelarasan frekuensi terhadap respon tubuh pendengar yang diatur sedemikian rupa. Fenomena yang menarik, ketika musisi pop sudah peduli dengan sistematika musik terapi.Â