Mohon tunggu...
Andri Asmara
Andri Asmara Mohon Tunggu... Musisi - Penulis

Musik adalah serpihan bebunyian surga yang jatuh ke dunia.

Selanjutnya

Tutup

Music

Mengupas Viralnya Lagu Kasih Sayang kepada Orang Tua

19 September 2019   05:12 Diperbarui: 23 September 2019   20:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagad dunia maya telah dihebohkan postingan seorang bernama Mawang / Maw&Wang yang menyanyikan lagu ciptaanya sendiri berjudul "Kasih Sayang Kepada Orang Tua". Dilansir dari hasil upload channel dia sendiri yang bertajuk "Live Kelas Indie" hingga kini telah meraih 7.3 Juta viewers dari bulan Juli kemarin.

Tentu bagi yang sudah menonton videonya sudah paham mengapa bisa begitu viral. Ya, di awal performance Mawang mengucapkan monolog tentang ajakan menyanyangi orang tua. Dengan iringan akor layaknya lagu pop yaitu progresi I-IV yang repetitif, ia membawakan monolog itu cukup panjang. Ia bermonolog dengan tempo moderato / sedang hanya dengan iringan gitar yang ia petik sendiri. Sampai pada suatu frase yang mengalami rit / perlambatan dari tempo sebelumnya. Dan masuknya lagu inti yang mengejutkan karena sangat tak terprediksi.

Jika dicermati, untaian melodi sederhana yang mengawali kalimat tanya pada lagu tersebut bernada Mi-Mi-Mi-Sol-Sol-Fa-Fa-Mi-Mi.  Dimana nada itu tersemat pada lirik yang sangat mengejutkan yaitu mirip ke arah gumaman kira-kira seperti "Nuhena hinu hena hinu" yang di produksi dengan modulation vibrasi yang cukup sering. Pitch yang diproduksi kabur.

Disusul dengan lantangan teknik vokal diafragma yang menyuarakan seperti Scream di lagu metal, namun dengan power dan timbre yang lebih kentara yaitu pada lirik "Yeararrrggghhh". Sepintas, pada lirik "yeaaarrggh" saya jadi teringat dengusan pendekar saat mengeluarkan jurus kanuragannya. Seperti gagu, terbata-bata dan berat untuk disuarakan.

Lalu terdapat kalimat jawaban dengan nada Sol-Sol-Sol-Do-Do-La-La-Sol-Sol yang tentunya disusul dengan "yeaaarghhh" yang makin kentara. Tekniknya pun masih sama dengan sebelumnya. Frase ini berulang sebelum masuk movement yang kita sepakati bersama bernama reff.

Pada reff progresi akord dibalik menjadi IV-I yang mana diisi teriakan di nada pokok La-Sol secara sustainable dengan intensitas dinamika yang menguat. Pastinya nada tersebut sengaja tidak dicapai secara perfect. Pada bagian ini backing vokal turut ikut serta menyanyikan, dan jadilah semacam koor yang tak terdefinisi pitchnya.

Ini dikarenakan nada yang dicapai (La-Sol) tidak begitu di fokuskan, otomatis pitch antara Mawang dan Backing Vokal berbeda. Disela-sela kalimat reff itu ada ornamen celotehan yang berisi lirik "I love you papa,I Love you mama" atau sebaliknya. Lalu bagian lagu berikutnya adalah conditional dari Mawangnya sendiri, bisa diulang atau bisa diakhiri. Dan pendengar yang baru sekali mendengarnya bisa bereaksi berbeda-beda.

Ada yang terpingkal-pingkal, ada yang bingung, ada yang sampai diputar berkali-kali demi mengerti pesan dari musiknya. Ini terjadi di kawan-kawan saya sendiri. Mengingat viralnya pemberitaan ini  selalu muncul di layar gadget kami sewaktu berselancar atau bermedia sosial. Otomatis menjadi perdebatan ringan diantara kami dalam menanggapinya.

Namun dilansir dari acara Ini Talk Show, Mawang sendiri sedikit menyampaikan gambaran musiknya. Ia menuturkan bahwa lirik dalam lagu Kasih Sayang Terhadap Orang Tua eksistensinya dinamis sesuai interpretasi/tafsir orang yang mendengarnya. Dan pesannya pun bisa ditafsirkan sendiri, apakah itu bisa sebagai tanda bahwa cinta kepada mereka tidak bisa diungkapkan kata-kata atau boleh yang lainnya.

Yang dimaksudkan disini adalah lirik menjadi sebuah elemen pembangun lagunya yang sangat dinamis, tidak harus persis. Bahkan bisa dianggap bukan lirik kalau yang mendengar keberatan mengkategorikannya.

Soal pitch nadanya, Mawang sepertinya tidak terlalu mempersoalkan. Dilihat dari berbagai offairnya ia bahkan tidak selalu sama ditiap performancenya. Namun progresi akornya selalu sama, tidak ada yang berubah. Dan Mawang bernyanyi dengan intensitas timbre tersebut secara konsisten.

Lalu, jenis musik macam apakah ini ?

Menurut asumsi saya, Mawang mencoba mengenalkan wilayah dan esensi musik kontemporer ke masyarakat awam / umum. Masyarakat kebanyakan yang doyan dengan budaya pop yang begitu ringan dan mudah dicerna, begitupun untuk konsumsi musik. Musik Mawang adalah konsep. Musiknya adalah konsep yang tak terbunyikan, bukan sesuatu yang ada setelah bunyi. Konsep bermusik seperti ini sering dipakai oleh wilayah musik kontemporer, yang mana eksplorasi bunyi tidak hanya dari satu sisi perspektif, melainkan dengan banyak sudut pandang.

Sementara musik sendiri sangat tergantung dengan bunyi dalam relasi artistik. Bunyi dalam relasi artistik mengandung 4 penyangga, yaitu pitch, durasi, timbre, dan intensitas. Musik Mawang sedikit mengandung 4 unsur tersebut, namun yang ditonjolkan tentu bukan soal pitch. Ia memakai unsur yang lain. Bisa dengan unsur timbre, intensitas, atau yang lainnya dengan porsi tertentu yang ia gunakan kedalam musiknya.

Jika ditinjau dari sisi iramanya, musik Mawang akan seragam dengan musik pop pada umumnya. Secara ritme pun umum, progresi akor sangatlah lugu. Musik Mawang tidak menggunakan pola yang rumit, mengalir secara sederhana. Dari mulai monolog hingga berakhirnya lagu tak ada yang bisa dikatakan spesial.

Namun yang membuatnya spesial adalah melodi dan lirik lagunya. Ia tidak berkutat dengan melodi yang bergantung pada kesempurnaan pitch. Unsur Intensitas, Timbre dalam pengucapan lirik menjadi lebih dominan didengar jika lirik yang diucapkan tidak membentuk sebuah kalimat. Yang ia produksi dari mulutnya cenderung lebih ke celotehan dan gumaman. Malahan, monolognya yang berisi kalimat utuh. Yang membuatnya spesial adalah kesengajaannya menaruh celotehan yang konsisten dan berpola pada kalimat lagunya.

Ketidakpastian definisi dari lirik tersebut sangatlah kontras dengan irama pop yang dilekatkannya. Ini adalah kombinasi yang proporsional, antara ke-tidak jelasan arti dan ringannya irama. Mau tak mau musik Mawang bisa masuk di kuping kita walaupun dengan kesan konyol diawal mendengarkan. Bisa jadi ini adalah ketidaksengajaan, keisengan, saat memproduksi lagu ini, yang tanpa disadari adalah strategi pasar yang cukup ampuh.

Yang memperkuat sajian musik Mawang adalah performance dan gestur Mawang sendiri. Saya yakin, Mawang paham dengan apa yang dilakukannya. Ia paham dengan konsep musiknya, terlepas dari pribadinya musik itu mempunyai arti atau tidak. Namun gestur dan performancenya sangat baik untuk menandakan bahwa setiap bunyi yang keluar adalah kesengajaan. Terlepas dari Mawang seorang akademisi, ia sudah memperlihatkan tanpa harus kita kaji background almamaternya.

Dan yang saya sukai adalah pandangan dia terhadap karya musik. Ketika sudah dilempar ke audience, Mawang tidak pusing dengan tanggapan dan interpretasi pendengarnya. Ia kukuh dengan konsep yang ia tawarkan. Ia tidak memikirkan apakah lagu ini berarti untuk pendengar, bermakna secara pesan liriknya, atau berguna bagi yang mendengarnya. Ia menyerahkannya pada pendengar untuk bebas menafsirkan buah ekspresi Mawang di dalam lagu tersebut.

Musik Mawang viral mungkin disaat netizen bosan dengan ke-reguleran bentuk musik. Mungkin karena gestur ketidakjelasan membuat pendengar makin penasaran dan akhirnya budaya share dilakukan. Selain itu, impresi yang konyol saat pertama mendengarnya adalah strategi yang tepat dalam mencuri perhatian. Berani berbeda.

Terlepas dari parameter musik mutu atau tidak, Mawang telah sedikit membuka cakrawala masyarakat awam tentang adanya musik kontemporer yang sarat akan konsep. Dibukanya pintu apresiasi yang tidak usah diharapkan masifnya, minimal mengenal, tidak harus memahami. Bahwa musik tidak hanya soal bunyi yang reguler yang berkaitan dengan durasi dan pitch, namun juga berisi unsur-unsur lain yang tetap menjadikannya kerangka musik yaitu bunyi dalam relasi artistik.

Kasih Sayang Kepada Orang Tua adalah satu dari berjuta karya anak bangsa yang mungkin belum anda jumpai selama hidup anda.  Rumitnya memahami pesan dalam musiknya menandakan kita masih memandang musik hanya dalam perejengannya saja. Tetap semangat berkarya, Mawang !

-Andri Asmara-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun