Mohon tunggu...
Andri Asmara
Andri Asmara Mohon Tunggu... Musisi - Penulis

Musik adalah serpihan bebunyian surga yang jatuh ke dunia.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Perlukah Musisi Berpolitik?

12 April 2019   03:19 Diperbarui: 12 April 2019   04:06 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Lalu apakah berpolitik adalah jalan satu-satunya?

Yang perlu ditekankan adalah benarkah ketrampilan dan kompetensi mereka para calon politikus dari dunia musik sudah mumpuni untuk menjadi wakil rakyat ? Beda kasus jika calon politikus sudah mempunyai skill berpolitik dan rekam jejak yang sudah teruji. Dia sudah menguasai dan paham apa yang seharusnya dilakukan sebagai wakil rakyat dan tidak menambah jumlah kuota politikus yang tidak becus. 

Teringat pesan Syafii Maarif, "Jangan jadi Poltikus sebelum mampu dan cukup dalam urusan keuangan dan jangan jadikan panggung politik itu untuk mengais Rejeki." Pesan ini sebenarnya sangat menyentil bagi calon-calon politikus yang menganggap dunia politik hanya soal mengais rejeki yang berlimpah. Jangan -- jangan mereka yang beralih dari dunia musik ke politik karena melihat adanya lahan yang lebih "basah" dalam mencari uang ?

Saya pikir terjun berpolitik bukan jalan satu-satunya untuk meningkatkan kesejahteraan golongannya. Banyak dari pegiat musik baik yang sudah mapan atau masih merintis, mereka tidak kehilangan semangatnya untuk berkarya yang nyata. 

Tanpa maju menjadi caleg atau timses, mereka sudah melakukan kolaborasi antar komunitas dan mereduksi sistem industrinya sendiri agar operasional tetap jalan. Mereka sudah menemukan cara dan metodenya sendiri tanpa menggantungkan kebijakan pemerintahan. Mereka sudah berdikari tanpa menunggu di perhatikan oleh Komisi X atau Badan Ekonomi Kreatif yang negara ini sudah punyai.

Namun janganlah berburuk sangka dulu. Indonesia sebenarnya sedang dalam krisis kejujuran. Indeks korupsi masih terbilang tinggi dan memprihatinkan. Siapa tahu dengan jiwa musisi yang transparan dalam hal interpretasi bisa menjadi teladan sosok politikus yang bersih. 

Sementara itu profesi musik juga mungkin bisa ditingkatkan lagi baik kesejahteraannya. Mungkin mereka melihat Indonesia butuh perannya di jalur politik. Mungkin juga mereka ingin mensejahterakan rakyat kecil yang suara-suaranya terbungkam, dan harus di gamblangkan ke telinga pemerintah agar mendengarnya.

Memilih adalah hak sebagai rakyat untuk bersuara. Biarkan mereka para musisi yang menjadi simpatisan salah satu paslon / parpol menunjukan fanatismenya. Biarkan mereka mengajak rakyat untuk memilih kritera pemimpin yang paling baik versi mereka. 

Bahkan mungkin keputusan untuk memihak lebih mulia daripada keputusan untuk tidak berpartisipasi. Yang disayangkan adalah ketika mereka hilang arah dalam istiqomahnya menggeluti musik. "Apa artinya dunia yang bisa ku genggam bila tak ada cinta darimu untukku" Marilah kita pilah sendiri, manakah wakil rakyat yang kelak benar-benar memperjuangkan atau hanya ingin merubah nasibnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun